PESTISIDA ALAMI MAKIN DIMINATI

Pestisida-Kesadaran masyarakat akan dampak negatif pestisida kimia terus berkembang. Sejalan dengan hal tersebut, pengendalian organisme pengganggu tanaman secara arif dan bijaksana juga terus dikembangkan, hingga melahirkan falsafah Pengendalian Organisme Pengganggu Utama Terpadat (Integrated Pest Management). Untuk mengatasi dampak negatif penggunaan pestisida kimia, dapat digunakan pestisida alami atau bahan-bahan nabati (back to nature). Indonesia cukup kaya akan potensi tanaman penghasil racun untuk  memberantas organisme pengganggu tanaman. Pemanfaatan potensi pestisida alami tersebut dapat diwujudkan melalui teknologi tradisional maupun teknologi modern. Tumbuhan anti hama atau penghasil racun untuk memberantas organisme pengganggu tanaman harus memenuhi kriteria sebagai berikut: merupakan tanaman tahunan; memerlukan sedikit arang, tenaga kerja, pupuk, dan air bukan merupakan tanaman inang atau sumber hama lain; memiliki kegunaan lain selain sebagai pestisida alami; dan bahan anti hama dapat diambil tanpa mematikan tanaman yang bersangkutan.

PENGELOLAAN PASCA PANEN TANAMAN NILAM

Pengelolaan agro-industry nilam terdiri dari dua pekerjaan masing-masing pra
penyulingan dan saat penyulingan. Pengelolaan agro-industry pra penyulingan terdiri dari pengeringan dan pelayuan yang harus diperhatikan, antara lain:
Pengelolaan (1) Pengeringan jangan dilakukan terlalu cepat, sebab mengakibatkan daun menjadi rapuh dan sulit disuling; Oleh karena itu, daun dijemur di atas tikar atau lantai semen untuk memperoleh sinar matahari selama 3 hari dari jam 10.00-14.00 sampai kandungan air dalam daun turun sekitar 15% sampai penyulingan akan dimulai;
Pengelolaan (2) Pengeringan

PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT LESTARI SEBAGAI UPAYA PENYELAMATAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

Saat ini keberadaan pengelolaan hutan rakyat, yang dibangun masyarakat di lahan milik, telah dirasakan cukup berarti dalam sumbangannya terhadap perbaikan kondisi lingkungan hidup. Di Kawasan Kapur Selatan, pembangunan pengelolaan hutan rakyat telah mengubah kondisi regional yang kering, panas dan gersang. Keberadaan hutan rakyat yang didominasi jati dan mahoni telah menjadikan kawasan ini lebih hijau, subur dan sejuk. Hutan rakyat juga cukup memberi dampak dalam penurunan jumlah bencana alam tanah longsor pada Kawasan Pegunungan Menoreh. Pengelolaan hutan rakyat.

Pengelolaan hutan rakyat bagi pemiliknya, hutan rakyat merupakan bagian penting dalam kehidupan mereka. Pola pemanfaatan dan interaksi masyarakat desa hutan dengan hutan rakyat cukup beragam dan berbeda-beda satu-sama lain, tergantung kondisi kesuburan tanah, kultur masyarakat secara umum, dan kebijakan lokal kabupaten yang terkait dengan pembangunan hutan rakyat. Namun demikian secara umum teridentifikasi bahwa hutan rakyat memegang peran penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat desa hutan. Sementara kebutuhan jangka menengah dipenuhi dari hasil panen tahunan seperti ketela, kemukus, dll. Kebutuhan jangka panjang dipenuhi dari panenan jangka panjang, tanaman kayu-kayuan. Di daerah yang kurang subur seperti di pegunungan kapur selatan, hutan rakyat sangat berperan dalam menopang kehidupan masyarakat pada saat pertanian tidak menghasilkan. Pengelolaan hutan rakyat.

BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Budidaya tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) telah dimulai di Indonesia ratusan tahun dan telah dikenal di pasaran dunia sejak 65 tahun yang lalu. Walaupun sudah lama dibudidayakan, namun sampai sekarang budidaya tanaman nilam masih berbentuk budidaya berpindah-pindah. Budidaya berpindah-pindah ini tidak memerlukan pemupukan karena pada tanah bukaan baru ketersediaan hara, bahan organik dan mineral masih cukup, sehingga biayanya dianggap lebih murah.

PESTISIDA ALAMI (NIMBA)

Pestisida alami-Tanaman nimba mengandung senyawa bioaktif yang sangat potensial sebagai bahan pembuatan pestisida alami. Pemahaman akan kandungan senyawa bioaktif dan mekanisme kerja pestisida nabati dari tanaman nimba akan menaikkan minat untuk mendayagunakan pestisida alami secara arif
dan bijaksana. Pestisida alami

Pestisida alami-Kandungan Racun dalam Tanaman Nimba Kandungan zat aktif dalam tanaman nimba adalah azadirachtin, salannin, meliantriol, dan nimbin, yang terutama terdapat dalam biji dan daun tanaman. Zat azodirachtin diyakini memiliki daya bunuh terhadap serangga hama. Di India dan Thailand, insektisida dengan bahan aktif azadirochtin sudah tersedia sebagaimana insektisida sintetis di Indonesia.Pestisida alami

Media Tanam

Media Tanam Pecahan Batu Bata atau Genteng
Media Tanam ini sangat baik sebagai tempat melekatnya akar, pengatur kelembapan sekitar akar, dan tempat menyimpan air serta larutan unsur hara. Selain itu, Media Tanam ini tidak mudah melapuk serta mempunyai drainase danaerasiyang cukup baik. Penempatan Media Tanam ini adalah di dasar pot dan mengisi 1/3 bagian pot. Dalam hal daya serap air, Media Tanam pecahan batu bata berdaya serap lebih besar daripada Media Tanam pecahan genteng. Cuma, Media Tanam pecahan batu bata lebih cepat ditumbuhi lumut dibandingkan dengan Media Tanam pecahan genteng. Jika media sudah ditumbuhi lumut, sebaiknya segera diganti dengan media tanam baru.

PENYIRAMAN TANAMAN ANGGREK

Penyiraman tanaman anggrek.
Penyiraman tanaman anggrek adalah hal yang sangat penting dalam budidaya tanaman anggrek. Air adalah unsur paling penting dalam kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Demikian juga bagi tanaman anggrek. Anggrek akan tumbuh baik jika kebutuhan airnya tercukupi. Jika mengalami kekering yang berkepanjangan, tanaman akan mengalami dehidrasi. Dehidrasi pada anggrek ditandai dengan mengerutnya psedobulb (umbi semu). Namun sebaliknya, jika kelebihan air, tanaman akan mengalami busuk akar. Busuk akar itu mengakibatkan penyerapan mineral dan unsur hara di dalam tanah tidak berjalan dengan baik.


SRIKAYA SEBAGAI RACUN BAGI HAMA

SRIKAYA SEBAGAI RACUN BAGI HAMA-Tanaman srikaya mengandung annonain yang memiliki daya bunuh sebagai racun perut atau racun kontak terhadap hama-hama: Aphis fabae;
Macrosiphoniella sanbomi; M. saloniolii; sitophillus zeamais; s. orizae;
dan Tr ib o I ium c o s t anu m. Kandungan Annonain tertinggi terdapat dalam biji.
Pestisida alami dari biji srikaya diperoleh dengan cara ekstraksi pengadukan
atau celupan.

Potensi Tanaman Penghasil Pestisida

Potensi Tanaman Penghasil Pestisida-Dalam dunia pertanian, pestisida yang berasal dari tanaman mulai dilirik
kembali. Indonesia cukup kaya akan potensi alamiah aneka sumber daya tanaman penghasil pestisida alami.
Potensi Tanaman Penghasil Pestisida Sejak dulu hingga sekarang, pemakaian pestisida merupakan salah satu
altematif untuk mengamankan produksi pertanian dunia. Sukses besar yang dicapai dalam pengendalian hama dan penyakit dengan penggunaan pestisida adalah setelah Perang Dunia II, yaitu sebagai awal era baru pemakaian insektisida organik sintetis, misalnya DDT dan BHC.

Pestisida Organik

Pestisida Organik- Penggunaan pestisida sintetis (kimia) telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan. Ketergantungan terhadap penggunaan pestisida sintetis mengakibatkan pengembangan metode-metode lain untuk mengendalikan hama dan penyakit menjadi terlupakan atau bahkan ditinggalkan.


Sebenarnya, usaha tani (agribisnis) tanpa pestisida sintetis bukanlah hal yang mustahil. Harus diakui bahwa teknologi pertanian tradisional (konvensional) merupakan teknologi yang mempunyai peranan besar untuk menjaga


Hasil Pertanian Kakao


Hasil pertanian yang berupa coklat yang selama ini kita kenal sebenarnya bernama tanaman kakao. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat klasifikasi botani tanaman kakao sebagai berikut:
Divisi: Sperrnatophyta
Sub divisi: Angiosperrnae
Kelas: Dicotyledonae
Keluarga: Sterculiaceae
Genus: Theobroma
Spesies: Theobrorna cacao L.

Hasil Pertanian Kakao Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia setelah Hasil Pertanian Kakao Pantai Gading dan Hasil Pertanian Kakao Ghana . Hasil pertanian kakao itu diperoleh dari pertanian kakao dengan luas areal 1.563.423 ha dan produksi 795.581 ton yang mampu menyerap 1.526.271 kepala keluarga, angka yang sangat fantastis dan spektakuler dibandingkan dengan hasil pertanian yang lain. Seperti yang telah diprediksi oleh deptan, hasil pertanian kakao ini diprediksi akan ekspor kakao Indonesia Tahun 2009 mengalami penurunan 30 % atau total ekspor hanya 248.000 – 406.000 ribu ton atau setara dengan potensi kehilangan pendapatan ekspor sebesar USD.57 juta – USD 114. Berdasarkan data terakhir dari ICCO (International Cacao and Coffee Organization) menunjukkan kebutuhan Hasil Pertanian Kakao dunia saat ini diperkirakan sebesar 3,299 juta ton. Untuk produksi biji kakao hanya sebesar 3,288 juta ton. Ini berarti penawaran Hasil Pertanian Kakao dunia kurang sekitar 110.000 ton. Indonesia dalam komoditas Hasil Pertanian Kakao ini, memegang peran strategis. Produksi Hasil Pertanian Kakao Indonesia saat ini atau tahun 2006 ini mencapai 435.000 ton pertahun. Maka negara kita menjadi ketiga terbesar dunia penghasil kakao setelah Pantai Gading dan Ghana di Afrika dengan pangsa produksi sebesar 13,23 persen dari total produksi Hasil Pertanian Kakao dunia. Produksi ini masih akan ditingkatkan hingga mencapai 600.000 ton pada tahun 2010. Kita melihat sekarang, posisi Sulawesi Selatan sebagai salah satu produsen kakao terbesar di Indonesia. Luas areal perkebunan 181.276 Ha atau sekitar 19,83 % dari jumlah luas areal perkebunan kakao nasional. Kakao tersebar di 17 provinsi termasuk Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua dan beberapa daerah lain. Diharapkan para pelaku usaha agribisnis cacao Indonesia dapat berpartisipasi dalam event Eurocholate 2009 yang merupakan salah satu event bagi brand image Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kakao terbesar dan juga dalam promosi dan ekspansi pasar Internasional.

Chit-Chat

Find Us on Facebook

Diberdayakan oleh Blogger.