Home » » Penyadapan Getah Pinus

Penyadapan Getah Pinus

Hutan merupakan sumber kekayaan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kelangsungan dan kelestariannya tergantung pada sikap dan tindakan manusia dalam memanfaatkan potensi hutan tersebut. Berawal dari keprihatinan akan kelestarian hutan di Pulau Jawa, khususnya di Kabupaten Pacitan, dimana penebangan kayu di hutan rakyat sangat masif membuat kami tergerak untuk melakukan tindakan untuk menghambat laju penebangan hutan. Sistem tebang butuh yang dilakukan sebagian besar masyarakat mengakibatkan hutan rakyat dalam kondisi kritis.

Secara keseluruhan, luas hutan rakyat Kabupaten Pacitan 64.955 Ha, dimana sekitar 60%-nya berada di dataran tinggi, yang sebagian besar didominasi pohon pinus. Animo menanam pohon pinus pada masyarakat Pacitan begitu tinggi karena berbagai macam keunggulan pinus sebagai tanaman pioner, terutama karena mudah tumbuh dan sangat cocok tumbuh di dataran tinggi dengan curah hujan tinggi. Tetapi sayang, laju penanaman ini tidak sesuai dengan laju penebangan yang dilakukan. Akibatnya akan terjadi stagnasi (jeda) penebangan, karena pohon-pohon besar telah habis, dan yang tersisa tinggal tanaman kecil.
Kami tergerak untuk melakukan tindakan preventif untuk penyelamatan hutan rakyat dengan menghambat laju penebangan pohon. Berbekal pendidikan kehutanan yang kami miliki, kami menginisiasi penyadapan pinus di hutan rakyat. Dari total seluruh hutan pinus rakyat di kabupaten Pacitan, kami mengerjakan sekitar 10 % nya saja, yang tersebar di beberapa kecamatan yang berbeda. Rata-rata per bulan produksi getah sekitar 10.000 Kg per bulan. Penyadapan getah pinus memberikan tambahan penghasilan bagi pemilik hutan pinus. Penghasilan tambahan dari penyadapan getah pinus ini akan terus berlangsung sepanjang pohon pinus tersebut tidak ditebang untuk mendapat manfaat instan berupa kayunya.
Untuk mengimbangi penebangan, kami juga membuat persemaian bibit tanaman yang biasa ditanam di hutan rakyat, antara lain pinus, jati, mahoni, gmelina, dan sengon. Bibit ini kami berikan kepada masyarakat agar animo yang besar untuk melakukan penanaman pohon terus meningkat sehingga kelestarian hutan terjamin.
Getah pinus merupakan primadona di banyak bidang industri dunia. Getah pinus merupakan salah satu HHBK yang dapat diolah menjadi  gondorukem dan terpentin. Berdasarkan FAO (2010), Indonesia berada di urutan terbesar ke dua setelah Cina dalam perdagangan getah pinus internasional. Produksi getah dari Cina sebesar  430.000 ton(60% dari total produksi di dunia)  sedangkan Indonesia menghasilkan  69.000 ton (10% dari  total produksi di dunia).  Menurut Perhutani  (2006), getah pinus merupakan salah satu komoditi yang  memiliki jumlah permintaan tinggi baik di pasar lokal maupun internasional, dimana 80% produksinya dialokasikan untuk kebutuhan ekspor ke Eropa, India,  Korea Selatan, Jepang dan Amerika. Berdasarkan data Perhutani (2011), pada  tahun 2010, produksi gondorukem Perhutani Indonesia sebesar 55.000 ton dan  terpentin sebesar 11.700 ton. Sedangkan permintaan gondorukem di dunia naik  sampai 1 juta ton per tahun. Oleh karena itu,  produksi gondorukem Indonesia untuk tahun 2011 ditargetkan  sebesar 65.000 ton dan terpentin 15.000 ton. Permintaan getah pinus di Indonesia maupun di dunia semakin meningkat.  Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas getah  pinus di Indonesia.
Hasil olahan getah pinus yang umum kita kenal adalah gondorukem dan minyak terpentin. Minyak terpentin biasanya digunakan sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak, bahan campuran vernis yang biasa kita gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk bahan baku kimia lainnya. Aroma terpentin harum seperti minyak kayu putih, karena keharumannya itu terpentin bisa digunakan untuk bahan pewangi lantai atau pembunuh kuman yang biasa kita beli, tapi ada lagi kegunaan lain dari terpentin sebagai bahan baku pembuat parfum, bahan campuran minyak pijat. Salah satu bahan tambahan pembuatan permen karet sehingga menjadi kenyal dan lentur. Gondorukem sebagai hasil dari olahan getah pinus dapat dimanfaatkan antara lain:
1.      Industri Batik : Bahan penyampur lilin batik sehingga diperoleh malam. Kebutuhan kira-kira 2.500 ton/tahun.
2.      Industri kertas : Bahan pengisi dalam pembuatan kertas. Kebutuhan kira-kira 0,5 % dari produksi kertas atau 2.000 ton/tahun.
3.      Industri sabun : Sebagai campuran kira-kira 5-10% dari berat sabun.
4.      Pembuatan Vernish, tinta, bahan isolasi listrik, korek api, lem, industri kulit dan lain-lain.
5.      Di luar negeri manfaat lain gondorukem dan derivatnya digunakan untuk membuat resin sintetis, plastik, lem, aspal, bahan politur, lak sintetis, industri sepatu, galangan kapal dan lain sebagainya.
Sulawesi Selatan memiliki potensi lahan tanaman pinus seluas 69.902 hektare, tetapi sebagian besar belum digarap karena minimnya minat investor serta kurangnya tenaga penyadap getah. Kepala Dinas Kehutanan Sulsel Syukri Mattinetta mengatakan lahan tersebut dihitung berdasarkan potensi penyadapan getah yang berpeluang memasuki pasar ekspor. Dibanding provinsi lain, ketersediaan lahan di Sulawesi Selatan cukup besar, tetapi realisasi ekspornya relatif kecil.
Hutan pinus Sulawesi Selatan antara lain terdapat di Kabupaten Tana Toraja seluas 24.064 ha, Gowa 15.126 ha, Bone 10.490 ha, Enrekang 5.400 ha, Maros 4.870 ha, Sinjai seluas 3.792 ha, Soppeng 2.745 ha, dan Pangkep 1.115 ha. Ada juga hutan pinus di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan yang luasannya kurang dari 1.000 Ha yang juga berpotensi untuk penyadapan getah pinus.
Dari banyaknya manfaat dari getah pinus, dan besarnya potensi pinus yang terdapat di Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah yang memiliki hutan tanaman pinus yang sangat luas, Sulawesi Selatan memiliki potensi menjadi produsen getah pinus terbesar di Indonesia. Berbekal pengalaman dan jaringan yang kami miliki [sejak tahun 2006], kami memberanikan diri mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang penyadapan pinus di Sulawesi Selatan.

Pertimbangan mendirikan bendera baru di Sulawesi Selatan karena pertimbangan strategis dan ekonomis. Selain memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat sekitar hutan, adanya penyadapan pinus ini, maka keamanan dan kelestarian hutan pinus bisa terjaga. Berdiri sebagai perusahaan lokal Selawesi Selatan akan memberi ruang gerak yang luwes di daerah serta dapat mengangkat nama Sulawesi Selatan sebagai daerah penghasil getah pinus terbesar di Indonesia. 

8 komentar:

  1. Salam Kenal dari Lampung,

    Wah, baru tau kalau Pinus bisa disadap, taunya cuman karet :D
    Btw, jika berkenan silahkan berkunjung dan berbagi di Blog Calon Petani : http://tulisancalonpetani.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Saya membutuhkan getah pinus, apakah saudara bisa membantu saya menyediakan getah pinus secara kontinyu?
    Jika bisa tolong hubungi saya di 081228088830
    - Muslim

    BalasHapus
  3. Bila membutuhkan getah pinus bisa menghubungi 085797202638/082113874794 (kurnia)

    BalasHapus
  4. Saya cari getah pinus continue(jika kualitas getah baik) hub : 081396457973

    BalasHapus
  5. Saya juga membutuhkan getah pinus, berkesinambungan, minimal 50ton/bln. bisa hub saya di nomor 081219780608

    BalasHapus

Chit-Chat

Find Us on Facebook

Diberdayakan oleh Blogger.