Home » » Patek

Patek



Penyakit cabe yang satu ini baru aku temui di musim ini. Namanya sudah terkenal sejak aku mulai bertanam cabe. Dulu, musim tanam yang lalu aku menanam cabe di musim kemarau. Tidak satu buah pun yang terkena penyakit ini. Tapi sekarang, penyakit ini begitu menggila.
PATEK, ya..
penyakit yang satu ini menjadi momok utama para petani cabe. Entah dari mana kata patek ini berasal. Dalam bahasa Jawa aku menemui kata yang mirip dengan kata ini. ‘patek-en’ artinya tidak masalah alias tidak apa-apa, tidak menggubris sesuatu hal yang berhubungan dengan kita. Kata ini juga pernah dipakai oleh Pak Harto dan keluar kata-kata, “ora dadi Presiden yo ra pateken (tidak jadi Presiden ya tidak akan kena penyakit patek, maksudnya ya tidak apa-apa, tidak akan rugi)”, sehingga keesokan harinya beliau mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden.
Ada suatu ajaran sikap keras  yang ditanamkan pada anak-anak Jawa tempo dulu, untuk menolak hal-hal yang bersifat duniawi jika hal tersebut sudah menyentuh harga diri. Tahap yang paling lunak adalah ungkapan “tidak pateken” tadi.
Kalau dalam bahasa Madura, patek artinya anjing. Jika orang Madura mengumpat, pasti salah satu kata yang dipakai adalah ‘patek’. Bisa ‘patek jih’, bisa ‘patek jeriyah’, bisa ‘burikna patek’ dan lain sebagainya. Semua kata itu berhubungan dengan anjing.
Patek, nama rada ilmiahnya adalah antraknosa. Patek disebabkan oleh dua jenis jamur: Jamur Colletotricum capsici, serangan jamur ini pada cabe dicirikan dengan cara menginokulasi pada tengah buah cabai dan biasanya menyerang cabai yang sudah tua. Jamur Gloeosporium sp, jamur ini dicirikan dari jenis serangannya pada ujung cabai dan bisa menyerang pada cabai yang muda maupun tua.
Kedua jamur tersebut bisa menyerang sendiri-sendiri maupun bersamaan (kombinasi keduanya). Serangan jamur  tersebut biasanya akan meningkat saat kelembaban tinggi disertai suhu udara yang tinggi pula.
Patek sangat sulit dikendalikan. Kalau sudah menyerang, sulit dimusnahkan. Pengendalian patek sebaiknya dilakukan mulai dari awal persiapan lahan. Langkah-langkah pengendaliannya sebagai berikut:
  1. Pergunakan bibit yang sehat, jika menggunakan bibit sendiri jangan menggunakan dari bekas cabai yang terserang patek. Karena spora jamur tersebut mampu bertahan pada benih cabai.
  2. Pilih lokasi lahan yang bukan bekas tanaman cabai, terong, tomat dll (satu famili dengan cabai). Spora Gloeosporium maupu Colletotricum mampu beradaptasi hidup dalam tanah dalam waktu tahunan
  3. Tanamlah varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya cabai keriting lebih tahan terhadap penyakit patek
  4. Pergunakan pupuk dasar maupun kocoran yang rendah unsur Nitrogen, karena unsur N hanya akan membuat tanaman cabai menjadi rentan. Selain itu unsur N juga akan membuat tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan kelembaban sekitar tanaman.
  5. Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai
  6. Pergukanlah mulsa plastik untuk menghindari penyebaran spora jamur melalui percikan air hujan
  7. Pergunakanlah jarak tanam yang ideal sesuai dengan varietas yang akan kita tanam, usahakan jangan terlalu rapat karena hal ini akan sangat membahayakan keselamatan tanaman cabai
  8. Lakukan pencegahan dengan penyemprotan fungisida kontak berbahan aktif mankozeb atau tembaga hidroksida secara rutin satu minggu sekali (tetapi ini betentangan dengan konsep pengendalian hama secara terpadu)
  9. Lakukan perempelan untuk mengurangi krimbunan tanaman cabai
  10. Pergunakan peralatan yang terbebas dari penyebab penyakit patek
  11. Jika langkah-langkah diatas sudah dilakukan tetapi masih terjadi serangan penyakit patek maka segeralah buang tanaman yang sakit kalau perlu membakarnya.
  12. Bersegeralah melakukan tindakan penyelamatan terhadap cabe yang terserang patek. Sampai tuntas tas. Jangan tunggu besok. Lakukan sekarang juga agar anda tidak gagal panen. Tindakan yang perlu dilakukan adalah menyemprot dengan fungisida kontak (dithane, nordox, kocide, antracol, dakonil dll) bersamaan dengan sistemik (derosal, bion M, amistartop dll). Ditambah lagi dengan ramuan herbal organik yang tersedia disekitar kita.
Tulisan ini diolah dari berbagai sumber dan dari pengalaman pribadi. Semoga tulisan ini bermanfaat buat sahabat petani tangguh Indonesia.

6 komentar:

  1. Postingan yang sangat bermanfaat kawan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beramal kan tidak harus pake uang pak Sadhana.
      Sementara ini saya pake media ini untuk berbagi.
      Terimakasih atas kunjungannya.
      Sukses selalu ya..

      Hapus
  2. kalau cari lahan yang baru susah, lahan sopo???

    BalasHapus
    Balasan
    1. lahan negara masih luas gan. santai saja.
      lahan-lahan milik orang kaya raya juga luaa...sss.
      dan banyak yang terbengkelai.
      sudah saatnya rakyat bergerak.
      LANDREFORM

      Hapus
  3. mau nanya penyakit paprika di kebun kecil-kecilan di rumah, bisa g? ditepi daun ada titik2 kecil hitam, kemudian ada semacam tepung putih tipis di sekitarnya yang membuat daun layu. awalnya cuma sedikit tapi sekarang udah meluas.. pls help

    BalasHapus
  4. coba yang satu ini gan
    http://petanitangguh.blogspot.com/2012/01/cara-pembuatan-em5.html
    Bismillah..

    BalasHapus

Chit-Chat

Find Us on Facebook

Diberdayakan oleh Blogger.