Home » » PETANI PACITAN lanjutkan...

PETANI PACITAN lanjutkan...

Kabupaten Pacitan merupakan salah satu dari tiga kabupaten (2 kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo) di wilayah Propinsi Jawa Timur yang keadaan geografisnya (ketinggian tempat) serta kondisi iklimnya (suhu) cocok untuk tempat tumbuh tegakan pinus. Dari 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan, tegakan pinus banyak terdapat pada 6 kecamatan, yaitu Nawangan, Bandar, Tegalombo, Tulakan, Pringkuku, dan Punung, yang hampir sebagian besar dari tegakan pinus yang ada tersebut merupakan tegakan yang tumbuh di tanah milik penduduk atau hutan rakyat. Dengan asumsi tegakan pinus yang tumbuh dalam satu satuan luas lahan sebesar 30% dan total luas keseluruhan dari 6 kecamatan tersebut diketahui seluas 18.706,05 Ha, maka terdapat luasan tegakan pinus sebesar 5.611,8 Ha. Tegakan pinus dengan jarak tanam 3 x 3 m untuk luas lahan 1 Ha terdapat pohon pinus sejumlah 300 batang, maka jumlah total pohon pinus yang terdapat pada luasan lahan di 6 kecamatan tersebut adalah 1.683.540 batang. Dengan jumlah produksi getah rata-rata 10 gram/pohon/hari, maka produksi getah yang dihasilkan jika seluruh pohon tersebut disadap adalah 6.145 ton/tahun atau 512 ton/ bulan.
Kegiatan penyadapan getah pinus yang dilakukan oleh perusahaan kami hingga saat ini baru mampu menyadap 20.000 batang pohon pinus. Dengan jumlah produksi getah rata-rata 10 gram/pohon/hari, maka di atas kertas seharusnya produksi getah yang bisa dihasilkan sebesar 72 ton/tahun atau 6 ton/bulan, namun pada kenyataannya produksi getah yang dihasilkan masih di bawah 6 ton/bulan, yaitu pada kisaran 5 ton/bulan. Ketidaksesuaian antara jumlah produksi getah yang seharusnya bisa dihasilkan dengan jumlah produksi yang ada sekarang dipengaruhi secara garis besar oleh 3 faktor, yaitu :
1. Faktor alam
Jumlah produksi getah pinus dipengaruhi oleh musim, dimana produksi getah pada musim kemarau lebih besar daripada produksi getah di musim hujan. Hal ini disebabkan pada musim hujan unsur-unsur hara yang diperoleh oleh tumbuhan lebih ditujukan untuk pertambahan lingkaran tahun (pembentukan kayu awal) daripada produksi getah itu sendiri.
Pada musim kemarau karena tumbuhan dipengaruhi oleh faktor pembatas berupa air, maka laju pertambahan lingkaran tahun (pembentukan kayu akhir) lebih rendah dibandingkan pada musim hujan, dan unsur-unsur hara yang diperoleh oleh tumbuhan lebih banyak digunakan untuk memproduksi getah. Faktor perbedaan musim ini pun tidak berdiri sendiri, tetapi berpengaruh pula terhadap faktor manusia, dimana pada musim hujan para penyadap enggan untuk melakukan kegiatan penyadapan dan lebih memilih untuk memulai kegiatan bercocok tanam (berkebun dan menanam padi di sawah karena mata pencaharian pokok mereka sebagian besar adalah sebagai petani).
2. Faktor manusia
Faktor manusia secara umum bersumber pada pengutamaan pekerjaan pokok mereka (para penyadap) sebagai petani yang meletakkan kegiatan penyadapan hanya sebagai pekerjaan sampingan. Para penyadap umumnya tidak mau melakukan kegiatan penyadapan sebelum pekerjaan pokok mereka diselesaikan terlebih dahulu. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap etos kerja mereka, kesadaran kerja mereka untuk menyadap getah dengan hasil yang kurang optimal. Di samping persoalan tersebut, tentu dipengaruhi pula oleh keterbatasan energi mereka untuk melakukan dua pekerjaan secara bersamaan, yaitu sebagai petani sekaligus penyadap. Pola hubungan yang dijalin selama ini antara perusahaan dan penyadap yang masih sebatas hubungan antara penjual dan pembeli ansich, menyebabkan kurang adanya ikatan yang kuat, dimana hal tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja para penyadap.
3. Faktor modal
Faktor modal merupakan faktor yang penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Kelancaran kegiatan penyadapan ini, mulai proses pembelian getah dari penyadap secara kontan untuk tiap satu kali penimbangan per bulan hingga proses pengolahan dan penjualan dalam bentuk produk jadi, sangat bergantung pada ketersediaan modal yang cukup besar, minimal harus memiliki modal dua kali lipat karena dua pekerjaan ditangani sendiri, yaitu kegiatan produksi dan penjualan.

0 komentar:

Posting Komentar

Chit-Chat

Find Us on Facebook

Diberdayakan oleh Blogger.