Home » » Hutan Desa, Potensi dan Prospeknya

Hutan Desa, Potensi dan Prospeknya

Potensi dan prospek hutan desa untuk tujuan kesejahteraan masyarakat berpeluang besar terwujud. Asalkan ada kerja sama yang saling bersinergi di antara berbagai pihak yang berkepentingan dan berkaitan. Tak hanya tujuan kemakmuran masyarakat yang tercapai, kelestarian ekosistem hutan juga tetap terjaga dan mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pembangunan desa beserta area-area sekitarnya. Dampak positif ini akan seperti efek domino. Oleh karena itu, layak diperhatikan oleh berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat desa, dan lembaga-lembaga lainnya dalam pemberdayaan ekosistem hutan.
Potensi desa tak hanya alamnya, tapi juga kearifan lokal sosial budaya yang ada di dalamnya. Semua potensi tersebut memiliki nilai yang luar biasa tinggi, asalkan dikelola dengan baik. Potensi alam
yang bisa memakmurkan masyarakat, misalnya: hasil hutan kayu dan non kayu, pertanian, nilai estetika alam, dll. Potensi sosial budaya, misalnya nilai-nilai adat istiadat yang masih terpelihara seperti kuliner khas daerah, upacara adat, bentuk rumah dan tatanan sosial kemasyarakatan, dll.
Salah bila memandang hutan desa merupakan area yang termarjinalkan. Kawasan hutan yang ada di dalam desa memiliki nilai yang tinggi baik dilihat dari sudut pandang ekonomi maupun ekologis. Dengan sentuhan pengelolaan yang sistematis dan profesionalitas, ia bisa menjelma menjadi sumber daya ekonomi yang tak kalah dengan industri-industri lainnya. Walau mampu memberikan kontribusi penghasilan tinggi, tapi nilai ekologisnya tak mengalami kemunduran.
Wujud nyata pemberdayaan sumber daya hutan desa
Sebagai penopang ekonomi sekaligus daya dukung ekologis, wujud nyata yang bisa berhasil dikembangkan, contohnya pemberdayaan hutan di dalam kawasan desa untuk wisata, pemberdayaan hutan untuk tujuan peternakan dan pertanian. Salah satu contoh keberhasilan, yaitu Desa Wisata Kampung Naga di Banten. Sedangkan kawasan hutan di dalam desa untuk kegiatan produksi pertanian dan peternakan, contohnya pengembangan hutan tanaman pinus bersama masyarakat, perkebunan pohon kemiri bersama industri pengolahan kemiri, industri kerajinan bambu dan kayu bersama vegetasi bambu dan kayu.
Rantai kegiatan ekonomi dari keberadaan hutan itu memang panjang. Mulai dari sejak penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan bahan baku, pemasaran bahan baku ke luar desa, sampai dengan produk-produk jadi yang berada di pusat-pusat perbelanjaan. Bila dinilai dari awal sampai ujung, potensinya sangat luar biasa tinggi. Tentu saja untuk mewujudkannya perlu adanya keterpaduan dalam bekerja sama dan adanya modal keahlian dan ketrampilan yang selalu terasah dari waktu ke waktu.

Perlu dukungan dari berbagai pihak yang saling berkaitan

0 komentar:

Posting Komentar

Chit-Chat

Find Us on Facebook

Diberdayakan oleh Blogger.