Home » » DEBT TO NATURE SWAPS SEBUAH SOLUSI BAGI INDONESIA

DEBT TO NATURE SWAPS SEBUAH SOLUSI BAGI INDONESIA

Menyadari sifat terpadu dan saling terkait yang melekat pada bumi diperlukan langkah-langkah untuk menyelamatkan lingkungan bumi bersama-sama. Pertemuan Rio de Janeiro (Konperensi Tingkat Tinggi Bumi) menetapkan serangkaian asas sebagai pedoman
pembangunan di masa mendatang. Asas-asas ini menetapkan hak-hak manusia atas pembangunan, dan tanggung jawab manusia terhadap pelestarian linglqngan bersama- fuas-asas ini berlandaslcan gagasan dari Deklarasi Stockholm saat berlangsungnya Konperensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Lingkungan Hidup Manusia tahun 1972. Deklarasi Rio menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai kemajuan ekonomi jangka panjang ialah dengan mengkaitkannya dengan perlindungan lingkungan. Hal ini hanya dapat terjadi bila bangsa-bangsa menjalin kemitraan global yang baru dan adil yang melibatkan pemerintah, rakyat dan sektor-sektor kunci dalam masyarakat. Dari sini kemudian berkembanglah pemikiran tent ang debt to nature swaps atau
yang disingkat dengin program DNS. Pertama kali muncul ketika terjadi kriisis di Amerika Latin, kemudian negosiasi pertama kali terjadi antara pemerintah Amerika Serikat dengan pemerintah Bolivia pada tahun 1987, dan telah berkembang dengan menghasilkan dana
sebesar 2 miliar dolar AS untuk kegiatan konsenrasi dan pembangunan pada 30 negara di dunia. Sekarang ini sudah banyak negara yang
melakukan hal yang sama misalnya Perancis, Kanada, Jepang, Belgia, dan lain-lain.
Mekenisme yang berupa dedt for nature swaps merupakan mekanisme pendanaan konservasi dengan mengalihkan kewajibanpembayaran utang yang dimiliki suatu negara menjadi dana untuk pengdolaan konservasi di negara yang bersangkutan Pada dasarnya debt-for-nature swaps adalah pembatalan utang luar negeri dimana negara debitur memberikan komitmen untuk memobilisasi sumber karangan domestik untuk kegiatan konservasi yang berfungsi sebagai sarana pendanaan bagi perlindungan alam. Program ini merupakan salah satu instrumen
pendanaan konservasi dengan jalan menghapuskan utang yang dimiliki suatu negara dan mengubahnya menjadi dana domestik untuk konsmnsi atau urtukpengelolaan pembangunan dan konservasi terpadu.
Dalam beberapa kasus yang melalui pertukaran melalui mekanisme debt-for-nature swaps, bank-bank kreditur akan menjual utang-utang tersebut ke pasar utang sekunder internasional. Penjualan ini diikuti dengan potongan yang tinggi karena, kecilnya kemungkinau pembayaran dapat dilakukan secara penuh. Suatu organisasi konservasi akan membeli utang suatu negara yang telah diberikan potongan dari suatu bank. Utang tersebut pada akhirnya akan dihapus bila negara yangbersangkutan bersedia memberikan bayaran secara tahunan, dengan mata uang setempat, bagi kegiatan kon-servasi. Dalam kasus lain, negara-negara kreditur yang memiliki piutang langsung terhadaP negara berkembang dapat menghilangkan sebagian prosentase utang bila negara debitur bersedia menyumbang ke dana NEF atau kegiatan-kegiatan-konservasi.
Mekanisme DNS Debt-for-nature swaps merupakan mekanisme pendanaan yang potensial untuk penanganan masalah konservasi, hal
ini disebabkan mekanisme ini dapat mengurangi utang suatu negara dan berperan memperkuat ekonomi dengan mengurangi kemungkinan adanya eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam. Beban utang yang besar akan menyebabkan eksploitasi sumberdaya
alam 1lang berlebihan tanpa mengindahkan aspekkelestarian. Pengurangan beban utang
akan men-gurangi tekanan tersebut.
Mekanisme ini akan mengubah kewajiban
utang luar negeri menjadi sumbangan
domestik untuk konservasi, dan menjamin
kebutuhan pendanaan untuk aktifitas
pengelolaan kawasan lindung. Kelebihan
lain dari mekanisme ini adalah bahwa uang
yang berupa mata uang asing (hard currency)
dikonversi ke dalam mata uang lokal (local(currency) sehingga dapat menghemat devisa,
serta mendorong prioritas investasi.
Dalam DNS sendiri ada mekanisme
yang dapat dilakukan yaitu mekanisme
triparty (tiga pihak) terhadap utang
pemerintah, mekanisme triparty terhadap
utang sektor swasta, dan mekanisme bilateral
antar dua negara. Tetapi pada dasarnla
keseluruhan mekanisme tersebut
merupakan solusi yang ideal, karena
memberikan kepada tiga pihakpng terlibat,
posisi sama-sama menang (win-win solutions).
Kebanyakan DNS yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi konserr"asi adalah DNS
secara triparti yang melibatkan utang luar
negeri komersial yang dimiliki oleh
pemerintah. Tahap pertama dalam DNS
triparti adalah investor konseryasi membeli
utang luar negeri pada harga diskon dari
nilai utang orisinil dengan pendanaan fang
diperoleh dari donor, baik dari pemerintah maupun dari sektor swasta,
atau mengupayakan bantuan
dari kreditur. Investor
konservasi kemudian
bernegosiasi secara terpisah
dengan pemerintah debitur
untuk'pembatalan' utang
dan menggatrtikannya
dengan sebuah komitmen
untuk mendanai proyek
konservasi, atau memberi
perlindungan yang tinggi terhadap
sebuah areal dengan
nilai keanekaragrman hayati
yang tinggi. Tahap
selanjutnya, investor
konservasi melaksanakan
proyek dengan
menggunakan dana mata
uang lokal yang telah
dialokasikan dari hasil
transaksi DNS. Biasanya,
pemerintah debitur memantau pengeluaran
yang berhubungan dengan konversi utang
tadi untuk meyakinkan bahwa kesepakatan
konservasi utang yang telah disetujui benar-benar dilaksanakan.
Mekanisme di atas juga sama untuk
kasus DNS triparty yang melibatkan utang
sektor swasta. Hanya saja sektor swasta
membayar kepada investor konservasi baik
secara tunai maupun dalam bentuk aset.
Dalam skema DNS antar sektor swasta,
pemerintah tidak memainkan peranan
kunci, kecuali jika dibutuhkan kejelasan
tentang aset yang akan ditransfer untuk
transaksi DNS ini , misalnya tanah.
Dalam skema DNS bilateral,
pemerintah kreditur membatalkan utang
negara debitur. Sebagai gantinya,
pemerintah debitur menyisihkan dana
untukuntuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan bersama. Jumlah uang dalam mata uang
lokal yang dihasilkan dari DNS
ini merefleksikan diskon dari
nilai utang orisinil dari debitor. Tingkat
diskon ini teqgannmgnde hasil ne-gosiasi
antara dua negara Dahmbeberapa kasus,
pembayaran kembdi dch negara debitur
tanpa mendapatkan 100 persen
pembayaran kembeli dalam mata uang
lolol
Harus bunr-buru tita catat bahwa
PeneraPtrn DNS hin8E kini tidak dapat
dilakukan dalam nhme miliaran dolar.
Namun, sodildt pun penghapusan
utang rang d4d rfihhrkan melalui DNS,
tetap akan mengurangi tolume utan 8. Iadi,
jangan timbul an88zlnn $61ala DNS akan
menjadi senjata yang ampuh untuk
menyelesaikan sebagian besar dari pinjaman
kita dari luar negeri.
Sebagai gambaran tentang hutang luar
negeri Indonesia adalatr Utangluar negeri
swasta posisi pada 30 Juni 1998 berjumlah
$ 7 6.a69 juta dolar AS yang mehPuti utang
perusahaan $ 63.209 juta dolar AS, utang
bank $ 7.655juta dolar AS dan sekuritas
(non-residen) $ 5.605 juta dolar AS. Dari
jumlah $ 76.469 juta dolar AS tersebut
sekitar 17,5 o/o merupakan utang ia"gka
pendek, selebihnya berjangka menengah
dan panjang. Adapun sebagai pembading
seluruh utang luar negeri Indonesia pada
posisi waktu yang sama adalah $140.610
juta dolarAS. Kemudian dariformat DNS
sejak program ini dinegosiasikan pertama
sekali di Bolivia pada tahun 1987, Pro$am
ini telah menghasilkan dana sebesar 2 miliar
dolar AS untuk kegiatan konservasi dan
pembangunan pada 30 negara di dunia.
Sehingga sangatlah kecil jika anda
bandingkan dengan kemungkinan
kontribusi dalam pembayaran hutang luar
negeri indonesia.
Walaupun begitu banyak keuntungan
yang dapat diperoleh. Pihak penerima
pinjaman (debitor) utangnya dihapuskan,
pihak pemberi pinjaman (kreditor)
memperoleh kembali sebagian dari
piutangnya dan pihak ketiga (lembaga
konservasi, investor,misalrya, WWF Indonesia)
yang menjembatani keduanya
memperoleh dana untuk meneruskan
kegiatan pelestarian dan konservasi
alamnya.
Khususnya bagi Pihak debitor,
penghapusan uteng akan mendukung
kegiatan konservasi dan
pembangunan, yang pada
gilirannya akan memberi
sumbangan terhadap pemulihan
ekonomi. Di samping terbuka
kesempatan melakukan
pembapran kenrbali utang dalam
mata uang lokal, yang berarti
menghemat devisa yang akan
meningkatkan investasi di bidang
konsenasi dan panbangunan serta
mendorong pelaksanaan yang
desentralistis terhadap proyekproyek
konservasi dan
pembangunan
Dampaknya buat Indonesia
IGisis ekonomi saat ini juga
telah mengakibatkan terjadinya
penurunan terhadap anggaran
pengdolaan kawasan konserrasi di
Indonesia. Selama j""glo waktu
19931 1994 sampai 1997 I 1998,
Pemerintah Indonesia telah
mengalokasikan sumber daya
keuangan untuk kegiatan
pengelolaan 36 taman nasional
sebesar Rp 95,5 miliar. Sebanyak
Rp 13,8 miliar di antaraqra diterima dalam
bentuk bantuan telnis dan keuangan dari
sumber bantuan luar negeri. Untuk
anggaran 199811999 telah terjadi
penurunan anggaran hingga 30 persen.
Bayangkan jika dari program DNS tersebut
hanya mampu memberikan alokasi dana
sebesar 2 juta US dollar saja (kurang lebih
eebesar 20 mitfar rupiah), akan sangat berarti
bagi program konserrasi di Indonesia.
Dari seg dukungan kegiatan konservasi,
DNS akan sangat positif diterapkan di
Indonesia karena secara signifikan ia akan
membantu mobilisasi sumber daya
keuangan domestik dalam mendukung
kegiatan pelestarian alam. Krisis ekonomi
saat ini jugatelah memunculkan tekanantekanan
baru terhadap taman nasional yang
memperhebat ancaman dan gangguan
keutuhan dan fungpinya. Diperlukan sumber
dap keuangan untukmengurangi kegiaan
kontra produktif ini, jelas akan makin
meningkat. Dan keperluan ini tentu sulit
diimbangi oleh pemerintah, mengingat
banyaknya keperluan dana untuk
menyediakan subsidi bagi masyarakat,
tenrtama melalui program jaring Pengaman
sosial (social safety net).
Dengan demikian, walaupun Peran
DNS tidak terlalu signifikan terhadap
pengurangan utang luar negeri In-

Dengan DNS, Indonesia
tak perlu repot-repot
melunasi utangnya tapi
cukup mengalitrkan
kewajiban pembayaran
utang yang dimilikinya
menjadi dana untuk
pengelolaan konservasi
donesia, tetap peranannya dalam
menggalang pendanaan bagi kegiatan
konservasi sangat signifikan. Sebutlah,
jumlah 5 juta dolar AS saja sudah culup
signifikan dalam mendukung kegiatan
konsenrasi apalagi jika jumlahnya miliaran
dolar
Mungkin alasan di atas )tang
menyebabkan tarik ulur tentang DNS sulit
dipecatrkan. Tetapi masih ada beberapa problem yang menjadi ganjalan. Masalah yang
dihadapi dalam deb for swaps adalah
mekanisme ini cukup rumit Pelaksanaannya
dan masih sulit di negosiasikan
karena mekanisme yang baru, sementara
kebanyakan negara yang memiliki utang
memiliki kemampuan finansial yang lemah
dan kondisi politik yang belum stabrl. Debt
atau utang mekanisme
penghapusannya dan jvga
alam (nature) yang dimaksud
dalam.anekanisme ini belum jelas
fenis utang apakah seluruh
utang baik utang swasta maupun
pemerintah ataukah hanya salah
satunya; sifrt pinjamannya apakah
pinjaman lunak atauloh pinjaman
kmsit serta apakah hanya utang
yang digunakan untuk kegiatan
yag tedoit denngan pemanfaatan
sumber&ya dam. Mekanisme
penghapusan atau pengalihan
utary iuga pedu dijabarkan lebih
detail, apakah perlu dibentuk
lembaga tersendiri untuk
mengelola mekanisme ini, berapa prosentase
besarnya utang dan sebagainya.
Selanjutnya dalam hal
pemanfiatannya, untuk kegiatan
apa saja dan tersebut, apakah
hanya untuk lagiatan re-habilitasi
lingkungan, pengendalian
kerusakan ataukah seluruh
kegietan konservasi png lokasinya
di dard, di hut mrupun di udara.
Selain itu bentuk mekanisme ini
t€rganftng dari kescpakatan antara pihak
kreditur dan debitur. Bila pihak kreditur
tidak bersedia memberikan potongan
besarnya uang maka besarnya utang yang
diang-gungpihak dSitur sehnarnya sama
saja, hanya jenis mata uangl'a sajaberupa
mata uang lokal setringga tidakbapengaruh
gejolakkurs di pasar uang.
Urgensi menghapus utang untuk
mdesarikan sumber daya alam tergantung
kepada keinginan pihak-pihak yang terkait
dalam transalsi DNS. Dan DNS sendiri
btrkanlah solusi untuk menangulangi lqisis
ekonomi Indonesia dewasa ini, dan juga
btrkan perdagangan utang untuk
kedaulatan atas pengelolaan
alam. Tetapi sebuah dternatif pemecahan
rnasalah.
Disinilah kemudian kita harus mulai
berpikir, seperti sebuah ungkapan yang
berbunyi " ketika sebuah masalatr bukan lagi
hitam dan putih, maka kearifrn png harus
berbicara". Dan sekali lagi mungkin masih
lama kita akan melihat huan-hutan kita
kembali hijau.
Singgih

0 komentar:

Posting Komentar

Chit-Chat

Find Us on Facebook

Diberdayakan oleh Blogger.