Bukan tingginya gunung menjulang di depan sana yang membuatmu rusak, namun
kerikil-kerikil di bawah sepatumu- lah yang menghabisimu... —Mohammad Ali .
Sejak masih
muda, lelaki kerempeng berusia lima puluh dua tahun ini memiliki hobi naik
gunung. Semasa masih kuliah ia ikut Silvagama, organisasi mahasiswa pecinta
alam Fakultas Kehutanan. Hampir semua gunung di Jawa dan Sumatera telah
ditundukkannya. Seperti yang ia ceritakan dalam sebuah wawancara, meski postur
tubuhnya paling kecil di antara teman-temannya, ia selalu sampai di puncak
lebih dulu dibandingkan teman-temannya. Tentu saja bukan karena postur tubuhnya
yang kecil sehingga bisa bergerak lebih cekatan. Bukan pula karena sepatu dan perlengkapan
naik gunung yang dibawanya. Hasrat kuat untuk melihat dunia dari tempat paling
tinggi itulah yang membawanya ke puncak. Kita tak tahu kecamuk kepala macam apa
ketika ia melihat kehidupan di bawah dari tempat paling tinggi, di antara
langit dan awan-awan...