METODE PENELITIAN index kompetisi tajuk jati

Analisis kuantitatif kompetisi telah banyak dilakukan (Aspinall dan Milthhrope, 1959; de Wit,1960; Aspinall,1960; Milthrope,1961; Donald,1963). Tetapi kuantifikasi gaya kompetisi yang dilancarkan oleh suatu tanaman untuk mendapatkan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan belum banyak mendapat perhatian. Individu tanaman yang mempunyai gaya kompetisi yang lebih besar akan memperoleh kuantitas pertumbuhan yang lebih besar. Gaya tersebut dipertimbangkan proporsional dengan ukuran tanaman, karena kemampuan tanaman mendapatkan faktor lingkungan, yang kebanyakan dievaluasi dari hasil akhirnya, ditentukan oleh ukuran organ-organ tanaman yang berfungsi untuk itu, disamping ditentukan kebutuhan tanaman. Pemilihan lokasi sampel didasarkan pada tujuan penelitian yaitu mencari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman yang sangat pesat terjadi di awal-awal masa hidupnya. Oleh sebab itu, maka pencarian informasi awal yaitu pada tanaman yang masih muda. Untuk penyederhanaan penelitian ini hanya menitikberatkan pada pengukuran obyek pohon di dalam plot ukur. Pencarian data sekunder dari pihak-pihak yang terkait hanya untuk melengkapi data primer.

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan utama dalam penelitian ini adalah tegakan Jati KU I dalam Petak Ukur di petak 49a. RPH Sidowayah, BKPH Kedunggalar, KPH Ngawi yang mulai diukur pada tanggal 7 Desember 2004 yang dipilih berdasarkan masih sempurnanya tegakan seumur dan sejenis serta kondisi tegakan relatif stabil dengan menegasikan faktor lain. Obyek yang akan diambil adalah gambaran kuantitatif tentang tinggi pohon, diameter setinggi dada, diameter tajuk maksimal, koordinat pohon.
Pengumpulan data dimulai dengan pembuatan plot. Plot yang dibutuhkan sebanyak 2 (dua) buah. Desain plot adalah plot majemuk konsentris yang terdiri dari 3 (tiga) buah bujur sangkar dengan ukuran yang berbeda. Bujur sangkar terluar dengan ukuran 100x100 m (luas 1 ha) digunakan untuk mendapatkan data peninggi. Bujur sangkar yang tengah berukuran 40x40 m merupakan unit penelitian/pengukuran Fungsi dari plot ukur adalah sebagai buffer atau bagian penyangga dari plot hitung apabila pohon terluar dari plot hitung membutuhkan data dari pohon tetangganya yang berada di luar plot hitung, sehingga data pohon dalam plot hitung dapat digunakan dengan sempurna. Bujursangkar terdalam merupakan unit pengukuran berukuran 20x20 m (lihat Lampiran 1).
Metode inventore dalam penelitian ini mengadobsi metode inventore yang dipakai untuk survei potensi permudaan hutan alam tropika basah yang akan ditebang, yaitu dibuat pada setiap jarak 100 meter pada jalur coba untuk mengetahui volume tegakan dengan bentuk petak ukur bujur sangkar (Simon, Hasanu. 1996). Tetapi, dalam penelitian ini dilakukan inventore dengan metode yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.

3.2. Pengumpulan Data dan Sumber Data
Data yang diambil untuk bahan analisis terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung dari lapangan. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan melihat gambaran secara lengkap tentang tegakan dalam satuan pengelolaan kawasan hutan. Parameter yang diukur yaitu tentang tinggi pohon, diameter setinggi dada, diameter tajuk maksimal, dan koordinat pohon.
3.2.1. Pengukuran Tinggi Pohon
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan hagameter yang menggunakan prinsip trigonometri. Pengukuran dimulai dari pangkal pohon yang berbatasan langsung dengan tanah sampai pada tajuk paling tinggi.

Gambar 3.1. Sketsa Cara Pengukuran Dengan Hagameter


Pengukuran tinggi pohon dengan hagameter dihitung dengan rumus:



Keterangan:
tinggi pohon diukur mulai dari tinggi mata pengamat
tinggi total pohon mulai pangkal sampai pucuk pohon
sudut yang tertera pada hagameter
jarak antara pohon dengan pengamat
Alasan pemilihan alat ini adalah keakuratannya tinggi dan pengukuran jarak horizontal dari pohon ke tempat pengukuran tidak mengalami kesulitan yang berarti pada hutan tanaman Jati.

3.2.2. Pengukuran Diameter Batang Pohon
Pita ukur merupakan alat yang paling sederhana dan pertama kali dipakai untuk mengukur diameter pohon. Alasan penggunaan pita ukur ini karena murah dan mudah dibawa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat atau memilih pita ukur sebagai alat pengukur diameter adalah : elastis tetapi tidak mudah terpuntir atau tertekuk, tidak berubah dimensi memanjangnya (tidak molor), tanda dan angka-angka yang tertulis padanya tidak mudah hilang. Kesalahan pengukuran diameter pohon dengan pita ukur yang sering terjadi adalah :
1. Posisi pita ukur bergelombang ke atas dan ke bawah, tidak terletak pada satu bidang dasar horizontal
2. Pita ukur dalam posisi terpuntir
3. Pita ukur tidak merapat melingkar mengikuti permukaan batang (terpatah-patah) karena terbuat dari bahan yang kurang elastis
4. Bentuk batang tidak silindris sehingga bentuk penampang lintang pohon merupakan elips, bukan lingkaran
Pengukuran diawali dengan mengukur keliling batang setinggi dada (1,3 m), dilanjutkan dengan menghitung diameter batang pohon dengan menggunakan rumus :

Dimana:
diameter pohon (m)
3.14


3.2.3. Pengukuran Diameter Tajuk
Pengukuran diameter tajuk ini akan mengalami kesulitan kalau kita mengukurnya secara langsung. Cara yang paling mudah dengan mengukur bayangannya di atas tanah dengan meteran. Kelemahannya ketika suaca mendung, bayangan itu tidak akan nampak. Kita juga dapat mengukurnya dengan menjulurkan galah pada tajuk terluar dan mengukur jaraknya dari pohon.
3.3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan baik data sekunder maupun data primer terkumpul. Pengolahan data meliputi pengelompokan data menurut klasifikasi dan kebutuhannya, kompilasi data dan tabulasi data. Pengolahan data ini mempunyai tujuan untuk mempermudah dalam kegiatan analisis data.
Tujuan dari hasil penelitian ini adalah menentukan indeks kompetisi tajuk pohon pada hutan tanaman monokultur sama umur. Study kasus ini dapat digunakan untuk mencari metode penentuan indeks kompetisi ruang tumbuh tiap individu pohon yang dapat dipakai untuk menerangkan pertumbuhannya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu beberapa langkah analisis yang ditempuh, antara lain sebagai berikut:
1. Perhitungan Proyeksi Luas Tajuk Aktual
2. Perhitungan Proyeksi Irisan Tajuk
3. Perhitungan Proyeksi Luas Tajuk Referensi Sudut Buka

3.3.1. Perhitungan Proyeksi Luas Tajuk Aktual
Dalam penelitian ini luas tajuk aktual diperoleh dari proyeksi lebar maksimal tajuk hasil pengukuran di lapangan yang dirumuskan dengan :
Luas tajuk
dimana :
= 3,14
d = diameter maksimal tajuk = lebar maksimal tajuk
dari rumus di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan irisan tajuk pohon.

3.3.2. Perhitungan Proyeksi Irisan Tajuk
Ruang tumbuh tiap pohon dapat dihitung dengan akurat apabila koordinat tiap pohon diketahui. Dari koordinat tersebut akan dihasilkan jarak antar pohon (C). Daerah overlap yang merupakan irisan dari dua atau lebih tajuk pohon, dalam hal ini diidentikkan berbentuk lingkaran dengan koordinat letak pohon sebagai titik pusatnya. Apabila jumlah jari-jari dua batang pohon (R + r) tersebut lebih besar dari jarak antar pohonnya maka dua pohon tersebut saling berkompetisi.

Gambar 3.2. Sketsa Dua Tajuk Yang Saling Beririsan


Pada kenyataannya di lapangan, daerah irisan ini hampir sebagian besar beririsan lebih dari dua lingkaran, sehingga menyulitkan dalam perhitungan secara matematis. Maka digunakanlah program soft ware ArcView 3.3 untuk menghitung luas irisan lingkaran yang merupakan daerah overlap dari proyeksi tajuk teoritis dengan proyeksi tajuk aktual. Pengukuran luas irisan ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuat gambar proyeksi tajuk dengan menggunakan soft ware CorelDraw 11.

3.3.3. Perhitungan Proyeksi Luas Tajuk Teoritis
Perhitungan indeks kompetisi tajuk dalam penelitian ini menggunakan 4 referensi bukaan tajuk sebagai luas teoritis bagi tiap individu pohon. Perhitungan luas tajuk dapat dilakukan melalui 4 cara, antara lain:

a. Luas Tajuk Berdasarkan Referensi Tabel W.v.W.
Kompetisi ruang tumbuh secara sederhana dapat dinyatakan dalam jarak rata-rata mutual antar pohon (Sm) dan dinyatakan secara relatif dalam persen (%) terhadap peninggi. Dimana jarak rata-rata mutual antar pohon teoritis dapat dicari dengan bantuan tabel W.v.W yang parameter pembukanya berupa umur dan peninggi. Perhitungan jarak rata-rata mutual antar pohon teoritis dirumuskan:
Sm = (S% X Oh) : 100

Selanjutnya ruang tumbuh yang optimal untuk individu pohon selanjutnya dapat digambarkan dalam bentuk lingkaran dengan pusatnya pohon tersebut dan diameter sebesar Sm. Ruang tumbuh teoritis ini selanjutnya akan dipakai untuk menghitung indeks kompetisi tiap pohon.

b. Perhitungan Luas Tajuk Berdasarkan Referensi Sudut Buka 5,625o, 7,5o dan 11,25o
Kompetisi pohon dapat juga diturunkan dalam sudut buka tajuk dalam menangkap sinar matahari. Sementara besarnya sudut buka teoritis sangat tergantung dari umur dan kelas tapak. Dalam penelitian ini digunakan 3 alternatif sudut buka, yaitu 5,625o, 7,5o dan 11,25o. Pemilihan ketiga sudut buka ini dengan mempertimbangkan posisi koordinat pohon, lebar tajuk maksimalnya dan sudut buka dari referensi tabel W.v.W. Dari sudut buka yang ditentukan tersebut dapat diproyeksikan menjadi ruang tumbuh teoritis. Untuk mengetahui luas ruang tumbuh teoritis tersebut perlu diketahui koordinat pohon dan tinggi masing-masing pohon. Adapun tinggi masing-masing pohon ini bisa berupa tinggi total masing-masing pohon inti atau peninggi. Dengan demikian masing-masing pohon pada unit pengukuran dapat dihitung nilai indeks kompetisi ruang tumbuhnya.
(1). Perhitungan Luas Tajuk Berdasarkan Referensi Sudut Buka (5,625o, 7,5o dan 11,25o) dan Referensi Tinggi Tiap-Tiap Pohon Inti
Menurut perhitungan teoritisnya, luas tajuk pohon dapat dirumuskan sebagai berikut: Luas tajuk
dimana jari-jari (r) tajuk pohon dapat diketahui berdasarkan rumus sebagai berikut: , sehingga:
keterangan: sudut buka (5,625o, 7,5o dan 11,25o)
= jari-jari tajuk
tinggi pohon
Gambar 3.3. Sketsa Pohon Menggunakan Tinggi Masing-Masing Pohon


(2). Perhitungan Luas Tajuk Berdasarkan Referensi Sudut Buka (5,625o, 7,5o dan 11,25o) dan Referensi Peninggi Pohon
Menurut perhitungan teoritisnya, luas tajuk pohon dapat dirumuskan sebagai berikut: Luas tajuk
dimana jari-jari (r) tajuk pohon dapat diketahui berdasarkan rumus sebagai berikut: ,sehingga:

keterangan:
sudut buka (5,625o, 7,5o dan 11,25o)
= jari-jari tajuk
peninggi
Gambar 3.4. Sketsa Pohon Menggunakan Peninggi Pohon


3.4. Analisis Data
Analisis kuantitatif pertumbuhan adalah gambaran pertumbuhan tanaman secara kuantitatif dan peristiwa-peristiwa yang mendukung proses pertumbuhan tersebut dan dapat diketahui lebih jelas. Pemahaman akan pertumbuhan tanaman yang lebih baik akan menjadi modal penting dalam upaya penanganan tanaman dan lingkungannya untuk mendapatkan suatu hasil yang lebih tinggi.
Data peninggi (Oh) dan umur dipakai untuk mendapatkan nilai indeks kualitas tapak atau bonita menurut tabel W.V.W. Selanjutnya data peninggi dan S% digunakan sebagai referensi untuk mendapatkan jarak mutual antar pohon (Sm) dengan persamaan:
Sm = (S% x Oh):100
Dimana: Sm : Jarak antar pohon berdasarkan referensi Tabel W.v.W.
S% : Jarak ruangan relatif, yaitu jarak rata-rata antara pohon-pohon, dinyatakan dalam % an dari peninggi/Opperhoogte
Oh = Opperhoogte = peninggi : yaitu rata-rata aritmetik dari tinggi 100 pohon tertinggi per Ha, yang harus tersebar rata pada luas yang bersangkutan
Sm adalah jarak antar pohon teoritis atau ruang tumbuh teoritis yang dibutuhkan sebatang pohon untuk tumbuh dan berkembang secara optimal menurut kaidah yang dipergunakan pada Tabel W.v.W. Nilai Sm selanjutnya dipakai untuk menilai jarak relatif antar pohon observasi yang diperoleh dengan memanfaatkan data letak pohon.
Data letak pohon dan tinggi pohon juga dapat dipergunakan untuk menghitung sudut buka pohon di dalam menangkap sinar matahari. Besarnya sudut buka teoritis sangat tergantung dari umur dan kualitas tapak. Untuk daerah tertentu sudut buka telah ditentukan sebesar 30o. Dalam penelitian ini akan dicoba digunakan tiga alternatif sudut buka, yaitu 5,625o, 7,5o dan 11,25o. Dari sudut buka yang ditentukan tersebut dapat diproyeksikan menjadi ruang tumbuh teoritis. Dengan demikian masing-masing pohon pada unit pengukuran akan dapat dihitung nilai indeks kompetisi ruang tumbuhnya. Nilai indeks ini diperoleh dari luas area overlap dibagi dengan luas area ruang tumbuh teoritis.
Dirumuskan:
Nilai indeks = luas area overlap : luas area ruang tumbuh teoritis
Kemudian nilai indeks kompetisi tajuk yang dihasilkan, secara sederhana dapat dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu: kelas ringan, kelas sedang, dan kelas berat. Nilai indeks kompetisi tajuk 0 – 0,33 termasuk kelas ringan, nilai indeks kompetisi tajuk 0,34 – 0,67 termasuk kelas sedang, dan nilai indeks kompetisi tajuk 0,68 – 1 termasuk kelas berat.



PETANI LADA (Piper nigrum L.)

Tanaman lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu komoditas tanaman rempah yang hanya dapat tumbuh di daerah tropis. Tercatat Indonesia merupakan salah satu negara penghasil lada terbesar selain Brazil, Vietnam, Srilanka, China dan Malaysia. lada merupakan komoditas penghasil devisa no-6 setelah karet, sawit, kopi, teh, dan coklat. kebutuhan dunia terhadap lada terus meningkat. Indonesia tanaman lada penting artinya bagi petani pekebun terutama di daerah sentra lada yang saat ini adalah di Bangka Belitung untuk lada

putih, di lampung untuk lada hitam, dimana kedua daerah ini merupakan pusat pertanaman lada di be;ia disamping itu terdapat juga di berbagai daerah lain yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah. Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan lainnya.
Tanaman lada dapat tumbuh di daerah tropis yang beriklim panas dan lembab. Suhu minimal
20 derajat Celsius dan kelembaban antara 50-100%. mm yang sesuai di Indonesia adalah pulau Suma dengan
curah hujan yang dikehendaki tanaman rata-rata 2.300 mm/tahun. Tanaman lada dapat tumbuh dengan baik dengan penyinaran sinar matahari tidak lebih 10 jam per hari.
Di pasar dunia komoditas lada sebagian besar diperdagangkan dalam bentuk lada putih dan lada hitam butiran dan jumlah kecil dalam bentuk
lada bubuk, lada hijau serta minyak lada Ekspor lada dari Indonesia baru memanfaatkan pasar lada putih, lada hitam dan lada bubuk. Komoditas lada merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai strategis, karena hampir seluruh pengusahaannya dilakukan dalam bentuk perkebunan rakyat.
Negara utama tujuan ekspor produk lada Indonesia adalah Singapura, USA, Jerman, Netherland, Perancis, dsb. Untuk dapat tetap bersaing
dengan negara-negara penghasil lada lainnya maka perlu sekali diperhatikan masalah mutu

DEBT TO NATURE SWAPS SEBUAH SOLUSI BAGI INDONESIA

Menyadari sifat terpadu dan saling terkait yang melekat pada bumi diperlukan langkah-langkah untuk menyelamatkan lingkungan bumi bersama-sama. Pertemuan Rio de Janeiro (Konperensi Tingkat Tinggi Bumi) menetapkan serangkaian asas sebagai pedoman
pembangunan di masa mendatang. Asas-asas ini menetapkan hak-hak manusia atas pembangunan, dan tanggung jawab manusia terhadap pelestarian linglqngan bersama- fuas-asas ini berlandaslcan gagasan dari Deklarasi Stockholm saat berlangsungnya Konperensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Lingkungan Hidup Manusia tahun 1972. Deklarasi Rio menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai kemajuan ekonomi jangka panjang ialah dengan mengkaitkannya dengan perlindungan lingkungan. Hal ini hanya dapat terjadi bila bangsa-bangsa menjalin kemitraan global yang baru dan adil yang melibatkan pemerintah, rakyat dan sektor-sektor kunci dalam masyarakat. Dari sini kemudian berkembanglah pemikiran tent ang debt to nature swaps atau
yang disingkat dengin program DNS. Pertama kali muncul ketika terjadi kriisis di Amerika Latin, kemudian negosiasi pertama kali terjadi antara pemerintah Amerika Serikat dengan pemerintah Bolivia pada tahun 1987, dan telah berkembang dengan menghasilkan dana
sebesar 2 miliar dolar AS untuk kegiatan konsenrasi dan pembangunan pada 30 negara di dunia. Sekarang ini sudah banyak negara yang
melakukan hal yang sama misalnya Perancis, Kanada, Jepang, Belgia, dan lain-lain.
Mekenisme yang berupa dedt for nature swaps merupakan mekanisme pendanaan konservasi dengan mengalihkan kewajibanpembayaran utang yang dimiliki suatu negara menjadi dana untuk pengdolaan konservasi di negara yang bersangkutan Pada dasarnya debt-for-nature swaps adalah pembatalan utang luar negeri dimana negara debitur memberikan komitmen untuk memobilisasi sumber karangan domestik untuk kegiatan konservasi yang berfungsi sebagai sarana pendanaan bagi perlindungan alam. Program ini merupakan salah satu instrumen
pendanaan konservasi dengan jalan menghapuskan utang yang dimiliki suatu negara dan mengubahnya menjadi dana domestik untuk konsmnsi atau urtukpengelolaan pembangunan dan konservasi terpadu.
Dalam beberapa kasus yang melalui pertukaran melalui mekanisme debt-for-nature swaps, bank-bank kreditur akan menjual utang-utang tersebut ke pasar utang sekunder internasional. Penjualan ini diikuti dengan potongan yang tinggi karena, kecilnya kemungkinau pembayaran dapat dilakukan secara penuh. Suatu organisasi konservasi akan membeli utang suatu negara yang telah diberikan potongan dari suatu bank. Utang tersebut pada akhirnya akan dihapus bila negara yangbersangkutan bersedia memberikan bayaran secara tahunan, dengan mata uang setempat, bagi kegiatan kon-servasi. Dalam kasus lain, negara-negara kreditur yang memiliki piutang langsung terhadaP negara berkembang dapat menghilangkan sebagian prosentase utang bila negara debitur bersedia menyumbang ke dana NEF atau kegiatan-kegiatan-konservasi.
Mekanisme DNS Debt-for-nature swaps merupakan mekanisme pendanaan yang potensial untuk penanganan masalah konservasi, hal
ini disebabkan mekanisme ini dapat mengurangi utang suatu negara dan berperan memperkuat ekonomi dengan mengurangi kemungkinan adanya eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam. Beban utang yang besar akan menyebabkan eksploitasi sumberdaya
alam 1lang berlebihan tanpa mengindahkan aspekkelestarian. Pengurangan beban utang
akan men-gurangi tekanan tersebut.
Mekanisme ini akan mengubah kewajiban
utang luar negeri menjadi sumbangan
domestik untuk konservasi, dan menjamin
kebutuhan pendanaan untuk aktifitas
pengelolaan kawasan lindung. Kelebihan
lain dari mekanisme ini adalah bahwa uang
yang berupa mata uang asing (hard currency)
dikonversi ke dalam mata uang lokal (local(currency) sehingga dapat menghemat devisa,
serta mendorong prioritas investasi.
Dalam DNS sendiri ada mekanisme
yang dapat dilakukan yaitu mekanisme
triparty (tiga pihak) terhadap utang
pemerintah, mekanisme triparty terhadap
utang sektor swasta, dan mekanisme bilateral
antar dua negara. Tetapi pada dasarnla
keseluruhan mekanisme tersebut
merupakan solusi yang ideal, karena
memberikan kepada tiga pihakpng terlibat,
posisi sama-sama menang (win-win solutions).
Kebanyakan DNS yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi konserr"asi adalah DNS
secara triparti yang melibatkan utang luar
negeri komersial yang dimiliki oleh
pemerintah. Tahap pertama dalam DNS
triparti adalah investor konseryasi membeli
utang luar negeri pada harga diskon dari
nilai utang orisinil dengan pendanaan fang
diperoleh dari donor, baik dari pemerintah maupun dari sektor swasta,
atau mengupayakan bantuan
dari kreditur. Investor
konservasi kemudian
bernegosiasi secara terpisah
dengan pemerintah debitur
untuk'pembatalan' utang
dan menggatrtikannya
dengan sebuah komitmen
untuk mendanai proyek
konservasi, atau memberi
perlindungan yang tinggi terhadap
sebuah areal dengan
nilai keanekaragrman hayati
yang tinggi. Tahap
selanjutnya, investor
konservasi melaksanakan
proyek dengan
menggunakan dana mata
uang lokal yang telah
dialokasikan dari hasil
transaksi DNS. Biasanya,
pemerintah debitur memantau pengeluaran
yang berhubungan dengan konversi utang
tadi untuk meyakinkan bahwa kesepakatan
konservasi utang yang telah disetujui benar-benar dilaksanakan.
Mekanisme di atas juga sama untuk
kasus DNS triparty yang melibatkan utang
sektor swasta. Hanya saja sektor swasta
membayar kepada investor konservasi baik
secara tunai maupun dalam bentuk aset.
Dalam skema DNS antar sektor swasta,
pemerintah tidak memainkan peranan
kunci, kecuali jika dibutuhkan kejelasan
tentang aset yang akan ditransfer untuk
transaksi DNS ini , misalnya tanah.
Dalam skema DNS bilateral,
pemerintah kreditur membatalkan utang
negara debitur. Sebagai gantinya,
pemerintah debitur menyisihkan dana
untukuntuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan bersama. Jumlah uang dalam mata uang
lokal yang dihasilkan dari DNS
ini merefleksikan diskon dari
nilai utang orisinil dari debitor. Tingkat
diskon ini teqgannmgnde hasil ne-gosiasi
antara dua negara Dahmbeberapa kasus,
pembayaran kembdi dch negara debitur
tanpa mendapatkan 100 persen
pembayaran kembeli dalam mata uang
lolol
Harus bunr-buru tita catat bahwa
PeneraPtrn DNS hin8E kini tidak dapat
dilakukan dalam nhme miliaran dolar.
Namun, sodildt pun penghapusan
utang rang d4d rfihhrkan melalui DNS,
tetap akan mengurangi tolume utan 8. Iadi,
jangan timbul an88zlnn $61ala DNS akan
menjadi senjata yang ampuh untuk
menyelesaikan sebagian besar dari pinjaman
kita dari luar negeri.
Sebagai gambaran tentang hutang luar
negeri Indonesia adalatr Utangluar negeri
swasta posisi pada 30 Juni 1998 berjumlah
$ 7 6.a69 juta dolar AS yang mehPuti utang
perusahaan $ 63.209 juta dolar AS, utang
bank $ 7.655juta dolar AS dan sekuritas
(non-residen) $ 5.605 juta dolar AS. Dari
jumlah $ 76.469 juta dolar AS tersebut
sekitar 17,5 o/o merupakan utang ia"gka
pendek, selebihnya berjangka menengah
dan panjang. Adapun sebagai pembading
seluruh utang luar negeri Indonesia pada
posisi waktu yang sama adalah $140.610
juta dolarAS. Kemudian dariformat DNS
sejak program ini dinegosiasikan pertama
sekali di Bolivia pada tahun 1987, Pro$am
ini telah menghasilkan dana sebesar 2 miliar
dolar AS untuk kegiatan konservasi dan
pembangunan pada 30 negara di dunia.
Sehingga sangatlah kecil jika anda
bandingkan dengan kemungkinan
kontribusi dalam pembayaran hutang luar
negeri indonesia.
Walaupun begitu banyak keuntungan
yang dapat diperoleh. Pihak penerima
pinjaman (debitor) utangnya dihapuskan,
pihak pemberi pinjaman (kreditor)
memperoleh kembali sebagian dari
piutangnya dan pihak ketiga (lembaga
konservasi, investor,misalrya, WWF Indonesia)
yang menjembatani keduanya
memperoleh dana untuk meneruskan
kegiatan pelestarian dan konservasi
alamnya.
Khususnya bagi Pihak debitor,
penghapusan uteng akan mendukung
kegiatan konservasi dan
pembangunan, yang pada
gilirannya akan memberi
sumbangan terhadap pemulihan
ekonomi. Di samping terbuka
kesempatan melakukan
pembapran kenrbali utang dalam
mata uang lokal, yang berarti
menghemat devisa yang akan
meningkatkan investasi di bidang
konsenasi dan panbangunan serta
mendorong pelaksanaan yang
desentralistis terhadap proyekproyek
konservasi dan
pembangunan
Dampaknya buat Indonesia
IGisis ekonomi saat ini juga
telah mengakibatkan terjadinya
penurunan terhadap anggaran
pengdolaan kawasan konserrasi di
Indonesia. Selama j""glo waktu
19931 1994 sampai 1997 I 1998,
Pemerintah Indonesia telah
mengalokasikan sumber daya
keuangan untuk kegiatan
pengelolaan 36 taman nasional
sebesar Rp 95,5 miliar. Sebanyak
Rp 13,8 miliar di antaraqra diterima dalam
bentuk bantuan telnis dan keuangan dari
sumber bantuan luar negeri. Untuk
anggaran 199811999 telah terjadi
penurunan anggaran hingga 30 persen.
Bayangkan jika dari program DNS tersebut
hanya mampu memberikan alokasi dana
sebesar 2 juta US dollar saja (kurang lebih
eebesar 20 mitfar rupiah), akan sangat berarti
bagi program konserrasi di Indonesia.
Dari seg dukungan kegiatan konservasi,
DNS akan sangat positif diterapkan di
Indonesia karena secara signifikan ia akan
membantu mobilisasi sumber daya
keuangan domestik dalam mendukung
kegiatan pelestarian alam. Krisis ekonomi
saat ini jugatelah memunculkan tekanantekanan
baru terhadap taman nasional yang
memperhebat ancaman dan gangguan
keutuhan dan fungpinya. Diperlukan sumber
dap keuangan untukmengurangi kegiaan
kontra produktif ini, jelas akan makin
meningkat. Dan keperluan ini tentu sulit
diimbangi oleh pemerintah, mengingat
banyaknya keperluan dana untuk
menyediakan subsidi bagi masyarakat,
tenrtama melalui program jaring Pengaman
sosial (social safety net).
Dengan demikian, walaupun Peran
DNS tidak terlalu signifikan terhadap
pengurangan utang luar negeri In-

Dengan DNS, Indonesia
tak perlu repot-repot
melunasi utangnya tapi
cukup mengalitrkan
kewajiban pembayaran
utang yang dimilikinya
menjadi dana untuk
pengelolaan konservasi
donesia, tetap peranannya dalam
menggalang pendanaan bagi kegiatan
konservasi sangat signifikan. Sebutlah,
jumlah 5 juta dolar AS saja sudah culup
signifikan dalam mendukung kegiatan
konsenrasi apalagi jika jumlahnya miliaran
dolar
Mungkin alasan di atas )tang
menyebabkan tarik ulur tentang DNS sulit
dipecatrkan. Tetapi masih ada beberapa problem yang menjadi ganjalan. Masalah yang
dihadapi dalam deb for swaps adalah
mekanisme ini cukup rumit Pelaksanaannya
dan masih sulit di negosiasikan
karena mekanisme yang baru, sementara
kebanyakan negara yang memiliki utang
memiliki kemampuan finansial yang lemah
dan kondisi politik yang belum stabrl. Debt
atau utang mekanisme
penghapusannya dan jvga
alam (nature) yang dimaksud
dalam.anekanisme ini belum jelas
fenis utang apakah seluruh
utang baik utang swasta maupun
pemerintah ataukah hanya salah
satunya; sifrt pinjamannya apakah
pinjaman lunak atauloh pinjaman
kmsit serta apakah hanya utang
yang digunakan untuk kegiatan
yag tedoit denngan pemanfaatan
sumber&ya dam. Mekanisme
penghapusan atau pengalihan
utary iuga pedu dijabarkan lebih
detail, apakah perlu dibentuk
lembaga tersendiri untuk
mengelola mekanisme ini, berapa prosentase
besarnya utang dan sebagainya.
Selanjutnya dalam hal
pemanfiatannya, untuk kegiatan
apa saja dan tersebut, apakah
hanya untuk lagiatan re-habilitasi
lingkungan, pengendalian
kerusakan ataukah seluruh
kegietan konservasi png lokasinya
di dard, di hut mrupun di udara.
Selain itu bentuk mekanisme ini
t€rganftng dari kescpakatan antara pihak
kreditur dan debitur. Bila pihak kreditur
tidak bersedia memberikan potongan
besarnya uang maka besarnya utang yang
diang-gungpihak dSitur sehnarnya sama
saja, hanya jenis mata uangl'a sajaberupa
mata uang lokal setringga tidakbapengaruh
gejolakkurs di pasar uang.
Urgensi menghapus utang untuk
mdesarikan sumber daya alam tergantung
kepada keinginan pihak-pihak yang terkait
dalam transalsi DNS. Dan DNS sendiri
btrkanlah solusi untuk menangulangi lqisis
ekonomi Indonesia dewasa ini, dan juga
btrkan perdagangan utang untuk
kedaulatan atas pengelolaan
alam. Tetapi sebuah dternatif pemecahan
rnasalah.
Disinilah kemudian kita harus mulai
berpikir, seperti sebuah ungkapan yang
berbunyi " ketika sebuah masalatr bukan lagi
hitam dan putih, maka kearifrn png harus
berbicara". Dan sekali lagi mungkin masih
lama kita akan melihat huan-hutan kita
kembali hijau.
Singgih

TINJAUAN PUSTAKA CARA MENGHITUNG INDEKS KOMPETISI TAJUK JATI

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan Jati (Tectona grandis)
Jati merupakan tanaman budidaya yang memiliki sejarah panjang. J.W.H. Cordes (Insp. V. h. Boschwezen in Ned. De Djatibosschen op Java Ogilvie Batavia & Co. 1881 dalam Poerwokoesoemo (1975)) menerangkan dalam “ De Djatibosschen op Java halaman 129”, bahwa hutan Jati di Jawa terdapat di bagian tengah dan timur. Untuk kondisi di Jawa Barat dimana tanahnya terdiri dari tanah pegunungan vulkanis, Jati hanya terdapat di tempat-tempat tertentu saja. Iklim yang kering, panas dan tak tentu dari Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan faktor-faktor yang membantu dan memajukan tumbuh suburnya pohon Jati, hal ini berbeda dengan kondisi iklim di tanah pegunungan. Dalam arah meninggi, Jati mempunyai wilayah terbatas, yaitu 2000 kaki. Tinggi 2000 kaki ( 650 m ) dari permukaan laut ini boleh dianggap sebagai batas dari hutan Jati. Pengukuran dan perpetaan hutan Jati di Jawa mulai tahun 1860 menggambarkan tempat-tempat tumbuh hutan Jati di seluruh Jawa, dengan kekecualian dari beberapa kelompok hutan Jati, misalnya dari Banyuwangi, Jogjakarta dan sebagian dari Surakarta.
Menurut Rumphius (1628-1702) dalam Poerwokoesoemo (1975) yang nama aslinya Rumphia, menulis tentang Jati sebagai berikut:
1. Kiati-boom (Jatus Cayu Jati). Di Jawa dan sekitarnya Jati termasuk jenis hutan yang tertinggi, berbatang lurus, halus dan panjang sebelum berdahan dan beranting. Menurut keadaan kayunya, Jati mempunyai dua jenis, yaitu Jati Jantan dan Jati betina.
2. Jati mempunyai daun yang terlebar, yang telah kami ketahui, kecuali Folium mapparum, jenis mana di tempat ini amat jarang terdapat, karena daun Jati dari daun muda panjangnya 3 kali dan lebar 20 dim, kebelakang menjadi sempit pada gagang daun yang tebal hingga tangkai daun ini bundar bangunnya.
3. Pohon Jati tidak akan berbunga dan berbuah sebelum cukup umur. Di Jawa Jati berbunga dalam bulan-bulan kering waktu di sana disebut musim kemarau, dan buah Jati didapat sesudah bulan November.
Junghuhn (1853) dalam Poerwokoesoemo (1975) menceritakan “tiekboom” vamili Verbenaceae kayu Jati yaitu Tectona grandis L. fil. (Tectona Spr. Theca alior), yang selalu tumbuh berkelompok, menghambat tumbuhnya jenis tumbuhan lain dari tanah kering, baik tanah keras maupun tanah liat, tanah pasir atau tanah berbatu. Dimana Jati dapat tumbuh dengan subur jenis tumbuhan lain tidak dapat tumbuh dengan baik, kecuali jenis pohon Acacia dan Anonaceae atau Ficus yang dapat tumbuh bersama-sama dengan Jati. Jati dapat merupakan hutan murni yang amat luas dan diwaktu kering atau musim panas mulai bulan Juli muluruh daunnya, hingga memberi pemandangan yang kering dan gundul.
Lebih lanjut, N. Beumee-Nieuwland (1922) dalam Poerwokoesoemo (1975) mengadakan penyelidikan dan pemeriksaan tentang tanah-tanah di hutan Jati di Jawa terutama mengenai hal khemis dan physis dari tanah hutan Jati. Pemeriksaan dan penyelidikan tidak ditujukan kepada pertanyaan tanah apa yang terbaik untuk Jati, tetapi memeriksa tanah apakah yang ditumbuhi oleh Jati. Jati di Jawa berada terpencar di tanah-tanah yang berjenis-jenis ragamnya dan dapat tumbuh dengan baik. Untuk terluas Jati tumbuh di tanah tertiair formasi kapur dan mergel (tertiare kalk en mergel formasi) tetapi ini bukanlah bukti, bahwa Jati amat baik bertumbuh di jenis tanah ini. Di Jawa terdapat juga Jati baik di atas gunung api (vulkanisch) dengan kadar kapur yang amat sedikit. Hutan Jati dengan bonita IV dan V terdapat juga di tanah-tanah yang dulunya mengandung banyak kapur, tetapi kapur itu hampir habis semuanya. Hal demikian membuktikan, bahwa kadar kapur (kalkgehalte) tinggi bukanlah syarat penting untuk tumbuh baik Jati; lagi pula pada umumnya pohon Jati tidaklah memilih-milih susunan khemis dari tanah. Tinggallah kemungkinan, bahwa Jati di tanah kapur tidak dengan pertolongan manusia dapat bertumbuh sendiri dan di tanah yang baik tanpa bantuan manusia tak mungkin bersaingan dengan jenis-jenis pohon lain.

2.2. Metode Penentuan Kerapatan Tegakan
Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara untuk menciptakan faktor-faktor yang dibutuhkan tanaman dapat tersedia secara merata bagi setiap individu tanaman dan untuk mengoptimasi penggunaan faktor lingkungan yang tersedia. Metode untuk pengukuran kerapatan tegakan didasarkan pada prinsip biologis yang hanya dikenal baru-baru ini yaitu, korelasi yang tinggi antara lebar tajuk pohon yang tumbuh terbuka dan diameternya. Metode ini terbukti berguna untuk estimasi pengurangan tinggi yang disebabkan oleh berbagai derajat stagnasi pada Pinus contorta (Alexander dkk 1967 Daniel. et. al (1995)). Metode ini memberikan alat untuk mengetahui jumlah tekanan sampingan yang dapat ditahan suatu jenis dan memberikan wawasan yang berharga mengapa beberapa jenis mampu tumbuh pada tegakan yang lebih rapat dari yang lain. Metode ini mengukur karakteristik biologis lain suatu jenis yang tidak bergantung pada umur dan tempat tumbuh.
Metode persaingan tajuk dikembangkan untuk memberikan data ruang tumbuh maksimal yang dapat digunakan oleh pohon dan data keperluan pohon minimal untuk mempertahankan tempatnya dalam tegakan (Krajicek dkk., 1961 Daniel. et. al (1995)). Pohon yang tumbuh terbuka harus digunakan untuk mengumpulkan data proyeksi luas tajuk vertial dengan diameter pohon. Hal ini demikian karena hanya dengan pohon yang tumbuh terbuka hubungan luas tajuk dengan setiap diameter setinggi dada tidak dipengaruhi oleh persaingan. Luas tajuk ditemukan berhubungan erat dengan diameter setinggi dada, dan hubungan itu hampir konstan pada suatu jenis tanpa memandang tempat tumbuh dan umur. Terdapat perbedaan yang sangat nyata dalam hubungan diameter tajuk dengan diameter setinggi dada antara Picea dan jenis daun lebar, perbedaan nyata antara Carya dan Quercus rubra, tetapi tidak ada perbedaan nyata diantara Quercus. Dengan demikian suatu pohon dengan ruang tak terbatas tidak dapat menempati lebih daripada luas maksimal tertentu yang sebanding dengan diameter setinggi dadanya.
Meskipun model tegakan dan individu pohon, keduanya dapat menggunakan input data dari sampel plot penelitian, hanya model individu pohon yang memiliki kemungkinan untuk menstimulasi lingkungan kompetitif dari tiap pohon. Lebih jauh data individu pohon teragregasi setelah model menambah tiap pohon , sementara model tegakan mengagregasi data individu pohon pada variabel tegakan sebelum mengoperasiakn model pertumbuahan. Seperti model pertumbuhan, model individu pohon dipersisapkan untuk sebagian spesies atau tipe tutupan dari data sampel yang dikumpulkan dari rentang tertentu lingkungan yang tumbuh. Model ini dengan demikian hanya dapat diaplikasikan dengan baik pada tegakan subyek yang termasuk ke dalam rentang kondisi tegakan sampel yang digunakan untuk membangan model (Davis dkk. Et.al. 1987).
Disamping tinggi, diameter dan variabel lain dari pohon yang digunakan dalam model bebas jarak, tiap individu pohon secara literal dipetakan untuk menentukan jarak, hubungan dan ukuran dari semua pohon berdekatan yang berkompetisi dengan subyek untuk cahaya, kelembaban dan nutrisi ini mengakibatkan posisi beresaing dari tiap pohon menjadi dihitung secara umum dengan keakuratan yang lebih dapat diperkirakan. Kerugian dari model bergantung jarak ini adalah biaya pemetaan pohon yang tinggi dan meningkatnya kompleksitas perhitungan. Juga kita belum menemukan bukti yang terdokumentasi atau study kasus yang menunjukkan keunggulan model bergantung jarak atas model bebas jarak (Davis dkk. Et.al. 1987).
Pengukuran berdasar jarak, dalam Davis dkk. Et.al. 1987, kebanyakan dimulai dengan konsep Steabler’s (1951) tentang zona melingkar dari pengaruh sekitar pohon subyek dimana kehadiran pohoin bersaing akan mengurangi tingkat pertumbuhan pohon subyek. Tingkat kompetisi adalah masuk akal sebagai persentase dari zona pengaruh yang tum,pang tindih oleh pohon-pohon kompetitif. Apakah itu kompetisi kelembaban, cahaya, ataukah nutrisi, akan bergantung pada spesies dan karakterfisik sebagian dari tempat tumbuh bersamaan dengan pohon subyek. Ineks permulaan Steabler adalah:



Dimana: indeks kompetisi untuk pohon j
jarak tajuk tumpang tindih antara pesaing i dan subyek pohon j, dalam kaki
radius pohon subyek, dalam kaki
jumlah pesaing

Indeks ini akan kecil secara numeris dengan pesaing yang sedikit dan sedikit tumpang tindih tajuk.
Hegyi (1974) muncul dengan indeks perhitungan sederhana:



Dimana: indeks kompetisi untuk pohon
diameter tajuk pesaing dan pohon subyek, dalam inchi
jarak antara pesaning dengan pohon subyek, dalam kaki
semua pohon interseksi dengan faktor 10 basal area prisma dirotasi pada tengah pohon subyek

Indeks kompetisi Bella (1971) menentukan porsi area tajuk pohon subyek yang tumpang tindih oleh kompetis dan dipertimbangkan oleh rasio diameter.

Dimana: indeks kompetisi untuk pohon j
area tajuk overlap antara pohon pesaing i dan pohon subyek j, dalam kaki kuadrat
area tajuk pohon subyek j, dalam kaki kuadrat
diameter tajuk pesaing dan pohon subyek, dalam kaki
faktor
semua pohon dimana Oij positif

PETANI ANGGREK (Pendahuluan)

KARAKTERISTIK DAN TEMPAT TUMBUH ANGGREK Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai sosok atau penampilan cukup indah.Tanaman anggrek menyuguhkan untaian, bentuk, dan corak bunga yang cukup beragam. Ada corak bunga titik-titik semburat, dan ada pula perpaduan beberapa warna. Ditambah dengan hasil silangannya yang terdiri dari ribuan jenis, khasanah kecantikan cotak bunga anggrek yang dihasilkan semakin bertambah. Sebagai bunga potong, anggrek tergolong tahan lama.

Anggrek tergolong anggota famili Orchidaceae. Famili ini merupakan salah satu famili bunga-bungan yang paling besar, memiliki kurang lebih
43.000 spesies dari 750 generasi yang berbeda. Lebih kurang 5.000 spesies di antaranya terdapat di Indonesia. Penyebaran famili Archidaceae hampir meliputi seluruh dunia, kecuali Benua Antartika. Anggrek dapat tumbuh di hutan-hutan gelap, di lereng-lereng terbuka, di batu-batu, kanng terjal, di batu-batu daerah pantai dengan garis pasang surut tinggi, atau di tepi gurun pasir. Bahkan di kaki Gunung Himalaya pun tanaman ini bisa ditemukan. Beberapa marga (genus) yang dikenal di antaranya adalah Dendrobium, Arachnis, Cymbidium, Cattleya, dan Vanda beserta seluruh kerabatnya. Kecuali Cattleya, seluruh marga di atas mempunyai daerah penyebaran di Asia Tenggara.
Tanaman anggrek termasuk tanaman yang mempunyai kecepatan turnbuh relatif lambat. Kecepatan tumbuh ini berbeda-beda pada setiap
jenis anggrek. Kecepatan tumbuh ini cukup berpengaruh terhadap pemeliharaan tanaman anggrek yang berorientasi pada produksi bunga.
Karena itu, teknik budidaya perlu ditingkatkan untuk memacu kualitas dan kuantitas tanaman anggrek.
A. Katakteristik Arggrek
Seperti pada tanaman lainnya, tanaman anggrek terdiri dari akar, batang daun, bunga, dan buah. Perbedaan tanaman anggrek dengan tanaman lainnya ada pada tampilan atau bentuk bunganya. Berikut ini ciri-ciri bagian tanaman anggrek.
a. Akar
Akar anggrek berfungsi sebagai tempat menempelkan tubuh tanaman pada media tumbuh. Akar anggrek epifit mempunyai lapisan velamen yang berongga. Lapisan ini berfungsi untuk memudahkan akar dalam menyerap air hujan yang jatuh di kulit pohon media tumbuh anggrek. Di bawah Iapisan velamen terdapat lapisan yang mengandung klorofil. Akar anggrek epifit berambut pendek atau nyais tak berambut. Pada anggrek terestrial jenis anggtek tanah, akarnya mempunyai rambut yang cukup panjang dan rapat. Fungsi rambut akar ini untuk menyerap air dan zat organik yang ada di tanah.
b. Batang
Berdasarkan pola petumbuhannya, batang tanaman anggek dibedakan menjadi dua tipe, yakni tipe simpodial dan tipe monopodial. Anggrek
simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama. Bunga keluar dari uiung batang dan akan berbunga kembali pada pertumbuhan anakan atau tunas baru. Hanya anggrek jenis Dendrobium yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh anggrek tipe simpodial antara lain Dendrobium, Cattleya, Oncidium, dan Cynbidium. Anggek tipe simpodial pada umumnnya bersifat epifit.
Anggrek monopodial adalah anggrek yang petumbuhan batangnya lurus ke atas pada satu batang tanpa batas. Bunga keluar dari sisi batang di
antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain Vanda, Arachnis, Renanthera, Phalaenopsis, dan Aerides.
c. Daun
Bentuk daun sangat tergantung dari jenis anggrek. Beberapa bentuk daun anggrek sebagai berikut:
1. Bentuk silindris. Bentuk daun panjang dan tumpul mirip pensil. Karena bentuk daunnya yang menyerupai pensil ini, anggrek Vanda hookerina kerap dijuluki anggrek "Vanda potlod".
2. Bentuk talang. Helaian daun kiri dan kanan membentuk sudut, hingga bentuk daun menyerupai talang. Aerides, Ascocentrum, Rhynchostylis
adalah sebagian jenis anggrek yang daunnya menyerupai talang.
3. Bentuk sendok. Bentuk daunnya lonjong dan memanjang serta reIatif tidak ada lekukan (datar). Daun seperti ini bisa dilihat pada anggrek
Cattleya atau Bulbophyllum.
4. Bentuk betunggangan. Daun mengimpit batang atau bagan pangkal daun di atasnya. Bentuk helaian daun melebar ke arah ujung. Bentuk
daun bertunggangn ini terjadi pada anggrek Phalaenopsis dan Oberonia.
d. Bunga
Bunga anggrek pada umumnya mempunyai tiga buah sepalum atau daun kelopak bunga. Satu buah sepalum yang teletak di punggung dinamakan daun kelopak punggung atau sepalum dorsale. Dua lainnya dinamakan daun kelopak samping atau sepala literalia.
Daun mahkota atau petala pada tanaman anggrek berjumlah dua. Letak petala berseling dengan sepala . Di antara kedua petala terdapat bagian yang dinamakan petalum atau bibit bunga. Di pusat bunga terdapat alat yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan dan betina, yang menjadi satu bagian. AIat kelamin jantan dinamakan stemona atau benang sari, sedangkan alat kelamin betina dinamakan tangkai putik
atau gynostemium.
e. Buah
Setelah bunga diserbuki dan dibuahi,3-9 bulan kemudian muncullah buah yang sudah tua. Kematangan buah sangat tergantung pada jenis
anggreknya. Misalnya, pada anggrek Dendrobium, buah akan matang dalam 3-4 bulan. Pada anggtek Vanda, umumnya buah matang setelah 6-7 bulan. Sementara itu, pada anggrek Cattleya, buah batu matang setelah 9 bulan.
Buah anggrek merupakan buah lentera. Artinya buah akan pecah ketika matang. Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan di ujung atau pangkal buah. Bentuk buah anggrek berbeda-beda, tergantung pada jenisnya.
B. Tempat Tumbuh Anggrek
Berdasarkan habitat atau tempat tumbuhnya, anggrek dibedakan menjadi lima jenis.
1. Anggrek epifit, yakni anggrek yang tumbuh menumpang pada tanaman
lain tanpa merugikan tanaman yang ditumpangi (tanaman inang).
Anggrek epifit membutuhkan naungan dari cahaya matahai. Di habitat
aslinya, anggrek ini kerap menempel di pohon-pohon besar dan
rindang. Contoh anggek epifit antara lain : Dendrobium, Catdeya, Oncidium,
dan Phalaenopsis.

2. Anggrek semi-epifit. Seperti anggrek epifit, anggrek ini juga tumbuh menumpang pada tanaman luin. Hanya, pada anggrek semi- epifit, selain menempel pada media, sistem akarnya juga menggantung sebagai akar udara. Contoh anggrek semi-epifit antara lain Brassavola, Epidendrum, dan Laeha.
3. Anggrek terestrial, yakni anggrek yang tumbuh di atas permukaan tanah. Anggrek jenis ini membutuhkan cahaya matahari penuh atau cahaya rnatahari langsung. Contoh anggrek terestrial antara lain Vanda, Renanthera, Arachis, dan Aranthera.
4. Anggrek litofit, yakni anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Arggrek jenis ini umumnya tumbuh di bawah sengatan cahaya matahari penuh. Contoh anggrek litofit antara lain Dendrobium dan Phalaenopsis.
5. Anggrek saprofit, yakni anggrek yang tumbuh pada media yang rnengandung humus atau daun-daun kering. Arggrek saprofit dalam
pertumbuhannya membutuhkan sedikit cahaya matahari. Contoh anggek saprofit adalah Goodyuera sp.

PETANI CEREMAI (Cicca acida)

Tanaman Ceremai pada umumnya merupakan tanaman liar yang tidak terpelihara. Kebanyakan dliumpai sebagai tanaman di halaman-halaman rumah. Buah Ceremai rasanya masam walaupun sudah masak. Biasanya buah Ceremai dibuat manisan atau sebagai campuran membuat rujak. Warna buah Ceremai putih kekuning-kuningan, baik yang masih muda maupun yang sudah masak. Untuk membedakan mana yang telah masak, cukup dilihat besar kecil buahnya saja. Buah yang masih muda ukurannya lebih kecil. Buah Ceremai terkumpul dalam satu tangkai yang tidak terlalu panjang. Bila tanaman ini sedang berbuah, akan terlihat seolah-olah dahannya dipenuhi oleh buah. Pohon ceremai tingginya dapat mencapai 10 meter. Daunnya kecil-kecil dan rindang. Warnanya hijau. Daun yang masih muda berwarna agak keputih-putihan. Seperti pada saat berbuah, pada musim berbunga pohon Ceremai juga terlihat seolah-olah ranting-rantingnya dipenuhi oleh bunga yang berwarna putih kemerah-merahan. Bunga Ceremai mudah rontok. Untuk tempat tumbuhnya, pohon
Ceremai tidak memerlukan syarat-syarat tertentu. Cukup bila daerah tempat tumbuhnya banyak curah hujannya. Walaupun demikian bila ditanam di dataran rendah, hasilnya akan lebih memuaskan. Menanam Ceremai dapat dilakukandengan cara tempelan atau dengan bijinya. Selain dari itu juga dapat dilakukan dengan cara cangkokan. Dengan cara cangkokan lebih mudah mengerjakannya. Pohon Ceremai berbuah pada musim hujan. Pohon Ceremai sering ditanam dipekarangan rumah sebagai pohon pelindung. Dalam bahasa latin Ceremai disebut; Cicca acida. Pohon Ceremai mulai berbunga pada musim kemarau, bulan Juli dan Agustus. Buahnya masak pada bulanSeptember sampai Oktober. Besarbuahnya kurang lebih hanya sebesar.gundu. Seperti yang telah disebut-kan dalam tulisan ini sebelumnya,tutu buah Ceremai itu inam sekali.Tetapi justru karena asamnya itu,buah Ceremai dicari orang untukdipakai sebagai bumbu berbagai masakan agar terasa segar. Selain dipakai sebagai bumbu masak dan dibuat rujak, buah Ceremai.
Menanam Ceremai dapat dilakukan dengan cara tempelan atau dengan bijinya. Selain dari itu juga dapat dilakukan dengan cara cangkokan. Dengan cara cangkokan lebih mudah mengerjakannya. Pohon Ceremai berbuah pada musim hujan.
Cara membuat manisan Ceremai, biasanya dilakukan sebagai berikut; sediakan buah Ceremai yang masak di pohon sebanyak yang diperlukan, lalu dicuci sampai bersih. Setelah itu direndam dalam air garirm 3% selama lebih kurang
15 menit. Kemudian buah Ceremai dilunakkan dengan cara menggilasnya
pelan-pelan. Jangan ditekan terlalu keras untuk menja ga agar buahnya
jangan sampai pecah-pecah. Selanjutnya buah diperas airnya satu per satu dan dicuci lagi dengan air biasa, sampai semua asam-asam yang masih tersisa pada buah itu, tersapu bersih. Setelah itu, buah direndam dalam air kapur selama beberapa jam, kemudian dicuci lagr dengan air bersih sebelum dimasukkan ke
dalam larutan gula kental selama satu malam. Setelah satu malam, atau keesokan harinya, buah diangkat dari larutan gulanya. Kemudian ditaruh di atas saringan agan air gulanya menetes ke bawah. Air gula yang menetes itu
ditampung dalam panci. Agar larutan gula itu dapat menge ntal, panci yang dipakai ini dipanaskan semba menampung tetesan gula. Setelah larutan gula mengental, lalu didinginkan. Setelah dingin, buah ceremai dimasukkan kembali ke dalamnya. Begitulah dilakukan berulang kali sampai buah Ceremai berwarna merah. Buah Ceremai yang sudah jadi manis, ditusuk dengan tusukan lidi atau bambu seperti menusuk sate. Nah, inilah satu-satunya buah yang manisannya dimakan seperti makan sate.

PETANI JERUK SIAM (Citrus nobilis)

Jeruk Bali yang buahnya besar-besar, Jeruk Garut yang terkenal enak rasanya dan Jeruk Purut untuk bahan pelengkap keperluan dapur. Yang akan kita ceritakan di sini adalah Jeruk jepis nobilis, yaitu Jeruk Siam yang dalam bahasa Latin disebut Citrus nobilis. Jeruk Siam tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun di daerah pegunungan sampai pada ketinggran 700 meter di atas perrnukaan laut.Kalau ditanam di daerah yang kering hasilnya kurang memuaskan dan rasa buahnya terasa asam. Kita dapat meningkatkan mutu buahnya dengan cara menjarangkan atau mengurangi buahnya. Tidak dibiarkan terlalu lebat buahnya. Bentuk buahnya lebih kecil dari Jeruk Keprok, bentuk buahnya bulat. Daunnya kecil-kecil, runcing dan bunganya kecil pula bentuknya.
Penanaman pohon Jeruk Siam dilakukan dengan br.ii, cangkok, stek atau dengan cara okulasi. Cara menanam dengan cangkok atau dengan cara okulasi lebih mudah mengerjakannya, oleh sebab itu sering dilakukan orang. Penanaman baru sebaiknya jangan langsung, tetapi ditanam di persemaian terlebih dahulu untuk beberapa bulan, kemudian baru dipindahkan ke tempat
yang telah ditentukan. Jarak tanam yang baik adalah 5 meter.
Dibuatkan lubang-lubang yang diberi pupuk kandang sebanyak lebih
kurang 2 kaleng minyak tanah.
Pohon Jeruk Siam mulai berbuah setelah berumur 5 sampai 6 tahun.
Selanjutnya akan berbuah pada bulan-bulan September sampai bulan
Febru &n, dan akan berbuah beberapa kali dalam setahun. Agar mutu buahnya dapat ditingkatkan, cabang-cabang pohonnya yang terlalu banyak harus diangkas secara berangsur-angsur. Sehingga pertumbuhan buah mendapatkan
ruangan yang lebih luas untuk berkembang. Buah akan dalrat berkembang
menjadi besar. Ranting-ranting kecil yang tidak beraturan tumbuhnya, juga harus dibersihkan. Pemangkasan jangan dilakukan terlalu banYak dalam sekali
pangkas. Ini gunanya untuk tetap menjaga agar Pertumbuhan Pohon
tidak terganggu. Seperti telah disebutkan di atas dalam tulisan ini, Penanaman Jeruk Siam sebaiknya memang dengan cara okulasi atau cangkokannya. Kedua cara itu sama bagusnya. Baik cangkokan maupun okulasinya sama berakar
dalam. Duaduanya akan sama-sama menghasilkan buah yang lebat,
asal ditanam di tanah yang tidak berlapiskan padas. Jarak menanamnya perlu diperhatikan benar. Pohonnya harus dapat leluasa ditiup angin, agar lekas dapat kering kembali setelah ditimpa hujan. Di samping itu, tajuk pohonnya bulat lebar
ketika sudah dewasa. Jeruk Siam dapat juga ditanam bersama-sama dengan tanaman lain yang tidak mengganggu, soperti Nanas atau Papaya. Penanaman kombinasi secara ini memang dapat berhasil baik di daerah yang basah, karena tidak akan kekurangan air. Tetapi di daerah yang kering biasanya hanya dikombinasikan dengan tanaman Singkong. Jeruk Siam banyak ditanam orang di
Sumatera dan Jawa Barat.


Chit-Chat

Find Us on Facebook

Diberdayakan oleh Blogger.