PETANI NANAS (Arwrws sativus)





Jenis-jenis nanas antara lain,Nanas Bogor, Nanas Palembang dan Nanas Paris. Ketiga jenis Nanas ini rasanya enak, manis dan tidak terlalu banyak mengandung air. Selain itu kita kenal juga Nanas Merah, Nanas Klacen dan Nanas Cayene. Tiga jenis Nanas yang disebut belakangan ini, rasanya .tidak
semanis nanas Bogor, Nanas Palembang dan Nanas Paris. Lagi pula terlalu banyak mengandung air. Nanas baru merupakan salah satu macam dari sedemikian banyak macam buah-buahan yang tumbuh di Tanah Air kita dengan beraneka ragam jenis maupun rasanya. Maka pada tempatnya jika, kita bangga
dengan negeri kita yang subur ini. Daerah pada ketinggian 100 sampai
700 meter di atas permukaan laut adalah tempat yang sesuai untuk ditanami
tanaman Nanas. Kecuali Nanas jenis Cayene Lise yang, dapat tumbuh pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Yang paling cocok adalah tanah yang gembur dan banyak mengandung humus, lebih lagi kalau tanah itu miring
letaknya. Tanaman Nanas tumbuh dengan baik sekali di daerah yang banyak curah hujannya, tetapi tanaman ini tidak stuka genangan air. Ciri-ciri dari buah Nanas yang manis rasanya adalah buah yang memiliki mata buah yang menonjol., Sedangkan buah-buah, yang memiliki mata buah yang rata, rasanya kurang manis dan banyak mengandung air. Buah Nanas enak dimakan sebagai
makanan segar. Dapat Pula dibuat selai untuk pelengkap makan roti. Dibuat sebagai campuran rujak sangat disukai para muda-mudi. Bahkan orang tua-tuapun tidak akan menolak apabila disuguhi rujak campur Nanas.
Buah Nanas mempunyai kulit Yang berduri, kalau kita tidak berhati-hati
dapat melukai jari-jari tangan kita. Kita dapat mengetahui buah Nanas
yang telah tua dari baunya Yang harum dan jarak mata buahnya yang sudah melebar. Buah Nanas yang masih muda dapat dipergunakan orang untuk melunakkan daging yang akan dimasak. Caranya dengan menumbuk buah
Nanas yang masih muda itu, lalu airnya diperas dan dicampurkan kepada daging Yang akan dimasak itu. Buah Nanas dalam kalengpun tidak asing lagi bagi kita sekarang ini, karena pabrik pengalengan buah Nanas sudah banyak pula berdiri di Negeri kita ini. Tanaman Nanas berasal dari Amerika Selatan. Tanaman ini berupa semak yang berbatang semu. Tingginya lebih kurang 40 cm. Nanas mempunyai beberapa varietas pula, antara lain sebagai berikut; Ananas comosus varietas viridis. kulit buahnya tetap berwarna hijau walaupun buahnya
sudah masak. Daging buahnya berwarna putih kehijau-hijauan. Baunya sedap dan banyak mengandung sari buah. Sayang rasanya tidak semanis Nanas Bogor. Nanas ini dikenal nama Nanas Hijau. Ananos comosus varietas rubens, buahnya berukuran besar. Warna kulitnya malahan lebih hriau dari kulit Nanas
Hijau. Yang kita kenal sebagai Nanas Bogor itu ialah Anonas comosos varietas
dulcis. Sedangkan Nanas Cayenne lisse adalah hasil pembudidayaan yang didatangkan dari luar negeri. Nanas Cayenne ini ditanam secara besarSesaran di perkebunan, karena buahnya baik sekali untuk dijadikan nanas kalengan.


PETANI ANGGUR (Vitis Vinivera)





Di Indonesia, daerah Penghasil Anggur yang paling baik adalah Probolinggo
Penghasil angggur Yang Paling baik di dunia adalah Negeri Perancis
Buah Anggur yang sudah masak dapat dihidangkan dan dimakan begitu saja sebagai buah segar. Selain dari itu buah anggur terkenal juga sebagai bahan untuk dijadikan rninuman. Bahkan ada pula yang dijadikan bahan obat-obatan setelah dicampur dengan ramuan-ramuan tertentu, Obat penguat badan sehabis
melahirkan dan sebagainya. Kismis juga dibuat dari buah Anggur, Yaitu buah Anggur yang telah dikeringkan. Tanaman furggur berasal dari Asia Barat dan daerah sekitar Laut Tengah. Nama ilmiahnya dalam bahasa Latin adalah Vitis vinifera. Tanaman Anggur termasuk jenis tanaman yang sangat cepat pertumbuhannya. Terutama jika ditanam pada tanah yang subur dan cukup lembab, Untuk memperbanyak tanaman Anggur dapat dilakukan dengan stek batangnya. Catanya dengan memilih cabang yang sudah setengah tua dan mempunyai mata tunas-tidur yang cukup baik. Setiap stek dipotong dengan ukuran 30 cm. Hendaknya pada setiap stek terdapat 2 sarnpai 4 mata tunas.
Selain cepat tumbuhnya, tanaman anggur dapaf berbuah sesuai dengan keinginan penanamnya. Untuk merangsang agar tanaman Anggur cepat berbuah, caranya adalah dengan memotong semua cabang dan ranting yang masih berwarna hijau Semua daunnya harus dibuang. Kira-kira 2 sampai 3 minggu kemudian, pada setiap mata tunas dari batang yang setengah tua akan keluar bunga. Setelah 3 bulan, buahnya sudah dapat dipetik. Ada juga orang yang menanam Anggur di halaman depan rumahnya. Dibuatkannya para-para yang baik, tanaman anggur sekaligus menjadi pelindung teras rumah dari terik
matahari dan juga penghasil buah yang enak rasanya, Anggapan bahwa buah Anggur yang baik dan bermutu hanya yang diimpor, sudah tidak betul sama sekali. Di Indonesia dewasa ini tidak hanya di daerah Probolinggo saja orang
menanam dan menghasilkan Anggur yang cukup baik dan bermutu, tetapi juga di Ujungpandang, Nusa Tenggara Timur, Tapanuli dan Asahan. Bibit-bibit Anggur yang dimasukkan ke Indonesia dari Timur Tengah pada rnasa lampau, kini telah berkembang menyesuaikan diri dengan iklim dan tanah yang ada di negeri
kita. Kemudian, untuk mendapatkan hasil buah yang lebih manis lagi didatangkan pula bibit-bibit baru varietas Golden Champion, Gros Colman dan
Muscat d'Alexandria. Varietas Muscat d'Alexandria ini bisa juga tumbuh di tanah yang berkapur, Anggur yang cocok untuk ditanam dan dikembangkan di negeri kita, adalah dari varietas Vitis vinfera asal Eropah, seperti Golden Champion,
Gros Colman dan Muscat d'Alaxandria. Ditanam di daerah bertanah liat tak berkapur dan beriklim basah. Khusul Muscat.,d:Alaxandria menghendaki,tanah yang,berkapur banyak.

PETANI SIRSAK (Annaona muricata)





Buah Sirsak sering juga dinamakan orang Nangka Belanda, Nangka Sabrang dan buah Mandalika. Mungkin karena Sirsak rnemang bukan buah asli Indonesia. Tanaman Sirsak berasal dari Hindia Barat. Buah Sirsak yang telah masak dimakan dalam keadaan segar setelah dikupas terlebih dahulu. Selain dari itu juga banyak digunakan untuk membuat sari buah, dodol dan untuk
campuran es sirup. Bentuk buah Sirsak tidak beraturan. Ada yang bulat, ada pula yang lonjong bahkan ada yang , bengkok bentuknya. Dengan kata lain, bentuk buah Sirsak dari berbentuk ginjal sampai berbentuk seperti telur saja.
Kulit buahnya dilengkapi oleh duri-duri lunak yang hijau warnanya.
Sewaktu masih muda buahnya berwarna hijau, setelah masak warnanya
menjadi hij au kehitam-hitaman. Dagrng buahnya berwarna putih dan
mengandung banyak serat. Biji Sirsak berwarna hitam. Bentuknya agak
lonjong dan pipih. Dalam Setiap buah terdapat biji yang cukup banyak.
Pohon Sirsak mempunyai percabangan batang yang rendah. Tinggi pohonnya antara 3 sampai 8 meter. Daunnya memanjang dengan bentuk lanset atau bulat telur terbalik. Bunganya berdiri sendiri berhadapan dengan daun. Bentuk bunga seperti kerucut. Warnanya kuning muda. Dasar bunga cekung, benang sarinya
cukup banyak, begitu pula bakal buahnya. Menanam tanaman Sirsak dengan mempergunakan bijinya. Dapat juga dengan cara tempelan atau okulasi. Musim berbuah adalah pada bulan Januari dan Februari setiap tahunnya. Satu bulan sebelum penanaman lubangnya sudah harus dipersiapkan. Persiapan dilakukan dengan jarak 6 meter. Cara menanamnya sama saja dengan cara, menanam tanaman buah-buahan lainnya. Demikian pula pemeliharaan selanjutnya,
Pohon Sirsak baru dapat dipetik buahnya setelah berumur 3 tahun lebih. Sirsak membutuhkan masa pertumbuhan untuk membentuk dedaunan tajuk pohon selama lebih kurang 2 tahun. Masa peralihan dari masa pertumbuhan ke masa berbuah memerlukan jangka waktu kira-kira 1 tahun. Buah yang terbentuk sebelum pohon berumur 3 tahun, biasanya rontok, apalagi kalau mengalami
kekurangan air pada waktu musim kemarau. Kemungkinan buahnya rontok ini
dapat dicegah. Caranya dengan mengairi tanah di sekitar, Pohon Sirsak sampai cukup lembab. Tetapi rontoknya bunga dan buah dapat juga disebabkan oleh hal yang lain.
Umpamanya perimbangan antara Pemakaian zat Pati untuk Pertumbuhan,
Daun-daunnya dan penimbunan zat pati dalam bakal buah pada masa peralihan itu belum seimbang. Buah yang sudah terbentuk, sering tidak jadi, tumbuh lanjut karena tidak menerima penyaluran bahan makanan yang akan ditimbunnya dengan wajar, Buah yang tidak dapat tumbuh dengan wajar itu, rontok dengan sendirinya. Untuk mengatasi hal Yang demikian itu, pohon Sirsak itu harus diberi
pupuk sebagai Penambah bahan makanan pada masa Peralihan itu.Sehingga dapat pula .dengan segera memasuki masa berbunga dan berbuah. Lebih baik lagr kalau pemupukan itu dilakukan sebelum ada bunga atau buah yang rontok. Pemberian pupuk dilakukan secara teratur sekali setahun. Dipakai pupuk kandang secukupnya.


PETANI JAMBU BIJI (Psidium guayava)





JAMBU BIJI disebut juga Jambu .Batu atau Jambu Klutuk. Nama ilmiahnya adalah Psidium guayava. Pohonnya dapat mencapai tinggi 3 sampai 10 meter dan banyak cabangnya. Permukaan kulit batangnya licin,keras dan terkelupas. Daunnya bertangkai pendek berbentuk bulat panjang atau memanjang. Lebarnya 3 sampai 6 cm sedangkan panjangnya 6 sampai 14 cm. Warnanya hijau. Daun muda agak berbulu,warnanya abu-abu. Bunganya keluar dari ketiak , daun dan warnanya putih. Benang sarinya juga berwarna putih, mudah rontok. Buah jambu biji yang masih muda keras, tetapi kalau sudah cukup tua akan berubah menjadi lunak. Menanam Jambu Biji dengan cara cangkokan atau dengan mempergunakan bijinya.Tunas akarnya juga dapat dipakai sebagai bibit. Jarak tanam yang baik adalah 6 sampai 8 meter. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah. Sekarang telah menyebar di Malaysia, India, SriLangka dan Indonesia. Jambu ini dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun di daerah pegunungan, sampai pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Bila ditanarn di daerah yang banyak mengandung air dan mendapat curah hujan yang cukup, maka hasilnya akan baik sekali.
Dewasa ini dapat kita jumpai Jambu Biji hasil dari pembudidayaanmelalui seleksi yang berhasil, yang telah dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama, diperoleh jenis jambu yang boleh dikatakan tidak berbiji. Jambu inilah yang dinamakan Jambu Susu. Selain dari itu didapatkan pula jenis jambu yang dapat menghasilkan buah hampir sebesar kobokan. Jambu ini dikenal orang sebagai Jambu Bangkok.
Jambu Biji ini disebut orang dengan berbagai macam nama. Persoalannya sederhana saja. Disebut Jambu Biji karena memang daging buahnya banyak bijinya. Karena waktu dimakan, biji-biii itu ketika dikunyah berbunyi klutuk-klutuk, maka ada pula orang yang menamakannya. Jambu Klutuk. Tambahan lagi, biji-bijinya itu ketika dikunyah terasa keras seperti batu, maka dinamakan pula jambu ini Jambu Batu. Jambu Batu dengan narna-namanya yang lain itu, yang daglng buahnya berwarna merah baik sekali untuk dijadikan bahan pembuat jem. Bahkan sekarang sudah ada pabrik di negeri kita yang membuat minuman
sari buah jambu ini. Sari buah ini baik untuk diminumi, karena jambu ini banyak mengandung vitamin A dan C.
Jambu Susu, karena bliinya tidak banyak dan buahnya pun lebih besar, memang enak dimakan, tetapi rasanya kalah sedap dari Jambu Biji yang. daging buahnya berwarna merah itu.
Jambu Sukun, di pasaran disebut orang Jambu Bangkok. Buahnya besar-besar dan tidak berbiji. Sayang sedikit buahnya terasa lebih hambar dari buah jambu-jambu yang telah disebutkan di atas ini.
Semua jenis jambu yang telah disebutkan itu baik sekali untuk diolah menjadi selai atau jem. Daging buah jambu-jambu biji ini banyak mengandung pektin. Selai mengandung pektin yang dihasilkan menyerupai puding agar-agar. Tidak lagi mengandung bagian-bagian dari buah asalnya, seperti kulit, biji atau daging
buah sebagaimana sering ditemukan pada selai biasa.
Selain dari nrempunyai nuai gizi yang tinggi, buah ini dapat pula dimakan untuk mencegah bocor-bocor (mencret) karena masuk angin. Buah jambu Biji juga mengandung sedikit zat penyamak. Daun Jambu Biji dipakai pula sebagai
bahan pembuat jamu. Obat batuk tradisional yang sudah lama dikenal, ialah dengan cara merebus daun Jambu Biji yang muda dengan gula batu. Air rebusan itu dirninum sebagai obat batuk. Daun Jambu Biji juga mengandung zat penyamak sebesar kurang lebih 9%.


PETANI KEDONDONG (Spondias dulcis)


Pohon Kedondong termasuk pohon yang tinggi. Dapat mencapai ketinggian 20 sampai 30 meter. Malahan kalau dibiarkan terus tumbuh, pohonnya dapat mempunyai garis tengah 50 sampai 60 centimeter. Buah Kedondong yang sudah masak. rasanya manis bercampur sedikit rasa asam. Banyak orang yang suka
memakan buahnya yang belum terlalu masak. Bahkan buahnya yang masih muda dibuat orang untuk bahan rujak. Kedondong yang masak berwarna
kuning kemerah-merahan. Daging buahnya berwarna seperti itu pula. Buah yang masih muda berwarna hijau dan daging buahnya masih berwarna putih dan agak sedikit bergetah. Di samping dimakan sebagai buah segar, Kedondong juga dibuat asinan atau manisan buah. Dengan cara demikian buah Kedondong
ini dapat disimpan agak lama.
Tanaman Kedondong dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah sampai ke daerah pegunungan pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Pohon Kedondong sangat mudah tumbuh di daerah yang beriklim kering, tetapi pada tanah yang gembur, pada musim kemarau, seluruh daunnya
rontok, sehingga yang terlihat hanya dahan dan ranting rantingnya saja. Pada musim hujan, sudah gundul itu mulai bertunas lagi, yang diikuti segera dengan tumbuhnya daun-daun yang baru dan kemudian berbunga, Bunga Kedondong bentuknya seperti bunga karang dengan warna kuning. Musim berbunga pada bulan Juni, Agustus. Buahnya masak pada bulan Januari sampai April. Pohon Kedondong yang sudah tua ditebang, setidak-tidaknya kayunya dapat pula dipergunakan untuk jadi kayu bakar. Penanaman baru dengan cara menanam bijinya,selain itu dapat juga dilakukan dengan cara tempelan atau okulasi. Selain buahnya, daunnya pun dimanfaatkan sebagai sayuran atau ralap. Rasa daun yang masih muda asam, begitu pula tangkai daun yang muda.
Yang disebut biji adalah bagian dalam buahnya yang mempunyai serabut seperti akar menembus daging buahnya. Serabut atau akar biji ini merupakan penghalang untuk menikmati dagrng buahnya yang segar itu. Dalam bahasa Latin Kedondong dinamakan.
Spondias dulcis. Nama, lainnya dalam bahasa Latin adalah ; Spondias cythera. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan.Di negeri kita dikenal dua varietas
Kedondong. Pertama, Kedondong Bali, buahnya besar-besar. Kedua,
Kedondong Kerikil, buahnya biasa biasa saja dan mempunyai bau dan rasa yang khas. Buahnya yang muda dibuat rujak petis atau rujak manis, dicampur dengan buah-buahan lainnya, Bagi yang tidak tahan rasa pedas rujak dapat menikmati kedondong yang sudah dibuat manisan. Daunnya yarg muda seperti telah
disebutkan di atas ini, dapat dilalap dengan sambal atau dibuat campuran
sayur asam. Selain dari itu, daun kedondong yang muda dapat pula dipakai untuk melunakkan daging alot. Daging yang alot itu dimasak bersama-sama dengan daun kedondong. Untuk mendapatkan pohon Kedondong yang cepat berbuoh, sebaiknya memakai stek sebagai bibit. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 12 m.


PETANI COKLAT


Tanaman Cokelat Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang merupakan salah satu andalan ekspor non migas negara Indonesia. Pada tahun 1997, ekspor kakao dari Indonesia diperkirakan telah mencapai US$ 378 juta. Walaupun nilai tersebut masih merupakan angka estimasi, namun nilai tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 377,5 juta. Sejak tahun 1995-2000 Indonesia merupakan pemasok terbesar nomor tiga di dunia setelah negara Cote d'Ivoire (Pantai Gading) dan Ghana.
Jenis kakao yang terbanyak dibudidayakan di Indonesia adalah jenis:
• Criollo (Criollo Amerika Tengah dan Amerika Selatan) yang menghasilkan biji kakao bermutu sangat baik dan dikenal sebagai kakao mulia, fine flavour cocoa, ckoiced cocoa atau edel cocoa.
• Forastero yang menghasilkan biji kakao bermutu sedang dan dikenal sebagai ordinary cocoa atau bulk cocoa.
• Trinitario yang merupakan hibrida alam dari Criollo dan Forastero sehingga menghasilkan biji kakao yang dapat termasuk fine flauour cocoa atau bulk cocoa. Jenis Trinitario yang banyak ditanam di Indonesia adalah hibrida Djati Runggo (DR) dan Uppertimazone Hybrida (Kakao lindak).

Klasifikasi botani tanaman kakao adalah sebagai berikut:
Divisi: Sperrnatophyta
Sub divisi: Angiosperrnae
Kelas: Dicotyledonae
Keluarga: Sterculiaceae
Genus: Theobroma
Spesies: Theobrorna cacao L.

PENANAMAN
Penanaman kakao tidaklah begitu rumit, cokelat ditanam di daerah.daerah yang berada pada 10 derajat LU sampai dengan 10 derajat LS. Hal tersebut berkaitan dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun dengan curah hujan 1.100-3.000 mm/tahun. Suhu udara pun berpengaruh terhadap pertumbuhan cokelat antara 300-320 C (maksimum) dan 18-120 c (minimum) dengan syarat tidak terlalu banyak terkena sinar matahari yang dapat menyebabkan
lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek sehingga berpengaruh terhadap kualitas cokelat tersebut.
Dalam pemilihan benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon. Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain: a) Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur. b) Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya. c) Berumur 4-6 bulan.
Selanjutnya benih sebanyak 20-25 biji yang diambil dari buah yang dipotong membujur di bersihkan dari lendir yang melekat dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan penyemaian dengan menyiapkan lokasi bedengan persemaian yang telah dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 clrr arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu / bata bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa / tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m.
Sebelum disemai benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm. Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping blji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag. setelah berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 inch, berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat maka bibit tersebut siap untuk ditanam Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1.100 pohon s/d 1250 batang termasuk untuk penyulaman.
Lahan yang digunakan untuk penanaman harus terlindung dari sinar matahari dengan dilindungi oleh tanaman lainnya seperti pohon pelindung sementara.yang diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.) , Flerningia congesta atau Clotaralia sp atau dengan pohon pelindung tetap dimana pohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah lamtoro (Leucena sp.), sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon pelindung tetap ditanam dengan jaraktanam 6 x 3 m.
Untuk tanaman kurang dari 2 bulan, penyinaran matahari hanya diperlukan 20%-30% penyinaran, 3 bulan diperlukan 30%- 40%, umur 4 bulan 50% - 70% dan lebih besar dari 5 bulan diperlukan persentase penyinaran 70%. Disamping itu perlu dilakukan pemupukan yang mengandung unsur-unsur Nitrogen, Phospat dan Kalium dalam jumlah yang cukup banyak dan unsur-unsur mikro lainnya yang diberikan dalam jumlah kecil. Jenisnya adalah pupuk urea atau ZA (Sumber N), Triple Super Phospat Gsp) dan KCl. selain penggunaan pupuk tunggal, di pasaran juga tersedia penggunaan pupuk majemuk, yang mana pupuk tersebut berbentuk tablet atau briket dan di dalamnya selain mengandung unsur NpK juga unsur-unsur mikro. Pupuk diberikan sebanyak 2 s/d 3 kali setahun, diletakan di dalam tanah (sekitar 10-20 cm dari permukaan tanah) serta dilakukan penyebaran disekitar tanaman.
HAMA DAN PENYAKIT
Biasanya tanaman cokelat sering kali terserang hama dan penyakit sebagai berikut:

HAMA
1. Penggerek cabang (Zeuzera coffeae) Bagian yang diserang adalah cabang berdiameter 3-5 cm. Gejala: cabang mati atau mudah patah. Pengendalian: membuang cabang yang terserang, kemudian dengan predator alami: jamur Beauueria bassiana.
2. Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.) Bagian yang diserang buah dan daun muda, kuncup bunga. Gejala: bercak kakao kehitaman berbentuk cekung berukuran 3-4 mrr-. Pengendalian: membuang bagian yang terserang. Predator: belalang sembah, kepik predator. Selain itu gunakan insektisida Baytroid 50EC, Lannate 25WfP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, Orthene 75 SP.
3. Penggerek buah kakao (Conopomorpha crarnerella atau Cocoa Mot.) Bagian yang diserang adalah buah kakao. Gejala: daging buah busuk. Pengendalian: membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak, menutupi buah dengan kantung plastik dengan lubang di bagian bawah.
4. Kutu putih (Planococcus citri.) Bagian yang diserang adalah tunas, bunga, calon buah. Gejala: timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat pertumbuhan bunga dan calon buah tidak normal. Pengendalian: gunakan insektisida berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon, karbaril.
5. Ijlat kantong (Clania sp., Mahasena sp.) Bagian yang diserang adalah daun dan tunas. Gejala: tanaman gundul dan kematian pucuk. Pengendalian: dengan parasit Exoresta uadrimacuIata, Tricholyga psychidarum Selain itu dapat digunakan insektisida racun perut, Dipterex dan Thuricide.
6. Kutu jengkal (Hyfosidra talaca.)
Bagian yang diserang adalah daun (muda dan tua). Gejala: habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja. Pengendalian: gunakan insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC (0,15-0,zyo).

PENYAKIT
1. Busuk buah hitam
Penyebab: Phytopthora palrniuzra . Bagian yang diserang adalah buah. Gej ala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah. Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi miselium abu-abu keputihan. Pengendalian: dengan cara buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara pemangkasan. Selain itu gunakan insektisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3 atau insektisida bahan aktif Manko zeb: Dithan M-45 dan Manzate 200 0,3o/o dengan interval minggu.
2. Kanker batang
Penyebab : Phytopthora pal-rniuora. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: bercak basah berwarna tua pada kulit batang atau cabang keluarnya cairan dari batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras. Pengendalian buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara pemangkasan. Selain itu gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cuprav 0,3o/o atau Cobox 0,3o/o. atau ungisida bahan aktif Manko zeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3 dengan interval 2 minggu. Keroklah bagian yang sakit dan mengolesinya dengan fungisida.
3. Busuk buah diplodia
Penyebab : Botrydiplodia theobramae jamur Bagian yang diserang buah. Gejala: bercak kek kaoan pada buah, lalu buah menghitam menyeluruh. Pengendalian: cegah timbulnya luka, buah yang sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltc Forte, Cupravit OB pada konsentrasi 0,3o/0.
4. Vascular Steak Dieback (VSD)
Penyebab: Oncobasidiurn tkeobrornae (amur Bagian yang diserang adalah daun, ranting/c bang. Gejala: bintik-bintik kecil hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik kekakaoa kulit ranting / cabang kasar, pucuk mati (di back). Pengendalian: gunakan bibit bebas VSI perhatikan anitasi tanaman, kurangi kelembaban dan tingkatkan intensitas cahaya matahari dengan memperbaiki drainase dan pemupukan.
5. Bercak daun, mati ranting dan busuk buah
Penyebab: Colletorickurn sp. (amur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting, buah. Gejala bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriput kering (busuk kering). Pengendalian: peningkatan sanitasi, memotong ranting dan buah yang terserang, pemupukan berimbang dan perbaikan drainase. Kemudian gunakan fungisida sistemik Karbendazim 0,5 dengan interval 10 hari.
6. Busuk buah monilia
Penyebab: Monilia roreri (amur). Bagian yang diserang buah muda. Gejala: benjolan dan warna belang pada buah berukuran 8-10 cffi, penumpukan lendir di dalam rongga buah, dinding buah mengeras. Pengendalian: menurunkan kelembaban udara dan tanah, membuang buah rusak. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan
aktif cu: cobox 0,9%, cupravit 0,3 % selama 34 minggu.
7. Penyakit akar
Penyebab: Rosellinia arcwata R bwrnnodes, Rigidoporus liginosws, Ganoderrna psewd,oerrurn, Fornes larnaoensis (amur). Bagian yang diserang adalah akar. Gejala: daun menguning dan layu, pada leher akar/pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian: pembu atan parit isolasi di sekitar tanaman terserang pemusnahan tanaman sakit. Kemudian oleskan fungisida pada permukaan akar yang lapisan miseliumnya telah dibuang. Fuungisida dengan bahan aktif pNCB:
Fomac 2, Ingro Pasta, shell collar protectant, Calixin Cp.

PETNANENAN
l. Pemetikan Buah
Buah yang sudah masak dipetik dengan menggunakan pisau atau gunting tanaman. Jumlah biji dalam buah berkisar antara20 - 60 biji. Di Sulu*.ii Selatan, untuk mendapatkan 1 kg blji kakao kering itikadar air 8 - 7yl diperlukan sekitar 25 - 35 buah,rnkno. Produksi tanaman ditentukan oleh tingkat kesuaian lahan. Tlngkat kematangan buah dapat dilihat dari perubahan warna buah, yaitu jika alur buah sudah berwarna kuning, maka tingkat kematangannya *ri'nlah c, sedangkan jika alur dan punggung buah berubah kuning, tingkatannya B. Jika seluruh permukaan buah sudah berwarna kuning atau kuning Mffi- maka tingkat kematangannya adalah A dan A+.
Fada umumnya petani sudah memanen buah kakao @a tingkat kematangannya sekurang-kurangnya mncatr ts" Pemetikan buah pada umumnya dilakukan pada pagi hari. Buah-buah tersebut kemudian dikumpulkan di suatu tempat menunggu untuk pecahkan. Kegiatan tersebut dikenal dengan pemeraman ,hillah"
2. Pemecahan Buah
Buah yang sudah terkumpul kemudian dipecahkan dengan alat pemukul yang terbuat dari kayu. Buah tersebut dipukul dengan punggung dengan arah miring. Bila kulit telah terbagi dua, kulit bagian ujung dibuang dan tangan kanan menarik biji dari placenta. Biji kemudian ditempatkan di atas lembaran plastik atau di dalam keranjang bambu. pada prinsipnya blji basah ini sudah dapat dijual langsung ke pasar. Namun demikian harga biji basah atau fermentasi tidak sempurna, rendah harganya.
3. Fermentasi
Fermentasi bjji kakao dimaksudkan untuk mematikan lembaga biji agar tidak dapat tumbuh dan menumbuhkan aroma yang khas coklat. Fermentasi dilakukan di dalam suatu wadah /kotak kayu yang mana tebal tumpukan brji tidak boleh lebih dari 41cm. Fermentasi yang sempurna dilakukan dalam waktu 5 hari, dimana pada hari kedua harus dilakukan pengadukan /pembalikan. Sesudah itu biji dibiarkan dalam tempat fermentasi sampai hari kelima. Selama proses fermentasi sebagi an air yang terkandung dalam biji akan hilang dan aroma seperti asam cuka akan keluar dari tempat fermentasi. Biji yang sudah difermentasikan kemudian diangin-anginkan
sebentar atau direndam dan dicuci sebelum dikeringkan.
4, Perendaman dan Pencucian
Perendaman mempunyai pengaruh terhadap proses pengeringan dan rendemen. selama proses perendaman berlangsung, sebagian kulit brji kakao terlarut sehingga kulit bijinya lebih tipis dan rendemennya berkurang. Dengan demikian proses pengeringan menjadi lebih cepat. Sesudah perendaman, dilakukan pencucian. Tujuan pencucian untuk mengurangi sisa-sisa pulp yang masih menempel pada blji dan mengurangi rasa asam pada brji bila kulit biji masih ada sisa-sisa
pulp, blji mudah menyerap air dari udara sehingga mudah terserang jamur dan juga memperlambat proses pengeringan.
5. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air biji dari 60%sampai pada kondisi dimana kandungan air dalam blji tidak dapat menurunkan kualitas biji dan biji tidak dapat ditumbuhi cendawan. Pengeringan yang terbaik adalah dengan sinar matahari. Untuk mengeringkan biji sampai pada kadar airnya mencapai 1%-8%diperlukan waktu 2 - 7 hari, tergantung dari kondisi cuaca. Jika cuaca tidak memungkinkan, pengeringan dapat dilakukan denganalat pengering buatan


BELAJAR MENGHITUNG INDEX KOMPETISI TAJUK POHON

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kayu Jati sampai saat ini masih menjadi pilihan pengusahaan hutan tanaman di Jawa. Keberhasilan akan program hutan tanaman ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tujuan penanaman, kebutuhan masyarakat, sistem silvikultur yang digunakan dan kesesuaian antara jenis pohon dengan lingkungannya.
Pola tanam yang efektif dan efisien dapat digunakan pada lahan-lahan yang mempunyai kualita tempat tumbuh dan aksesibilitas yang relatif baik sehingga tidak mengalami kesulitan dalam pemanenannya. Penentuan ruang tumbuh juga penting karena hal itu menentukan tingkat kompetisi pohon dalam mendapatkan sinar matahari, mineral dan air dari tanah. Dengan bertambahnya jumlah pohon per hektar, luas bidang dasar akan bertambah pada setiap pohon, yang menambah jumlah luas bidang dasar yang sama sampai pohon-pohon mulai bersaing satu sama lain (Baskerville, 1965 dalam Daniel. et. al, 1995).
Daun secara umum dipandang sebagai organ utama produsen fotosintesis. Oleh karena itu pengamatan daun sangat diperlukan selain sebagai indikator pertumbuhan juga sebagai data penunjang, untuk menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi seperti pada pembentukan pada pembentukan biomassa tanaman. Pengamatan daun ini dapat didasarkan atas fungsinya sebagai penerima cahaya dan alat fotosintesis.
Berdasarkan uraian di atas, luas daun dapat menjadi pilihan parameter utama, karena laju fotosintesis per satuan tanaman pada kebanyakan kasus ditentukan sebagian besar oleh luas daun. Dengan pengertian lain, informasi mengenai kemampuan fotosintesis tanaman akan dapat diperoleh. Ketebalan daun yang menentukan absorbsi cahaya dapat juga menarik untuk diamati yang dapat dinyatakan dalam bentuk nisbah berat daun dengan luas daun yang memerlukan pengamatan berat kering daun. Parameter ini juga cukup sensitif terhadap perubahan faktor lingkungan tertentu seperti cahaya (Daniel. et. al (1995)).
Kompetisi berasal dari kata latin yaitu “competere” yang berarti “meminta atau meminta-minta” untuk hal yang sama dengan yang dilakukan pihak lain. Dalam kamus Inggris (Oxford English Dictionary), kompetisi dibatasi dengan pengertian “aksi dari usaha untuk mendapatkan apa yang diusahakan pihak lain untuk didapat pada waktu yang sama (Donald, 1963 dalam Sitompul dkk. (1995)). Pengertian kompetisi yang paling sederhana, dan mungkin lebih realistis, dikemukakan oleh Braakhekke (1980) dalam Daniel. et. al (1995) yang membatasi kompetisi sebagai suatu proses partisi sumberdaya lingkungan yang terdapat dalam keadaan kurang yang disebabkan oleh kebutuhan serentak dari individu-individu tanaman yang dapat membawa kepada pengurangan tingkat pertumbuhan dan kapasitas reproduksinya.
Terjadinya kompetisi dikarenakan adanya pertama, kehadiran suatu individu atau kelompok tanaman lain di sekitar suatu individu atau kelompok tanaman. Kedua adalah kuantitas faktor pertumbuhan yang tersedia, dan kompetisi terjadi apabila ketersediaan faktor pertumbuhan terbatas. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah tanggapan tanaman terhadap dua atau lebih unsur lingkungan. Tanaman yang tumbuh alami atau semi alami akan selalu dihadapkan pada keadaan demikian, karena perubahan satu unsur lingkungan sering disertai dengan perubahan satu atau lebih unsur lain (Sitompul dkk. (1995).
Masing-masing pohon dalam suatu tegakan mempunyai jumlah ruang tumbuh terbatas. Baik ruang untuk mendapatkan sinar matahari maupun ruang untuk mendapatkan air dan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Kekuatan tanaman melawan tekanan yang diberikan tanaman tetangganya atau kemampuan bersaing memperebutkan sumberdaya lingkungan dengan tetangganya yang diasumsikan sama dengan ukuran tanaman itu sendiri. Pemikiran ini didasarkan atas kenyataan bahwa tanaman yang mempunyai ukuran lebih besar, daun yang lebih luas dan akar lebih banyak, akan lebih mampu memperebutkan faktor lingkungan seperti cahaya, unsur hara dan air. Jadi suatu pohon tidak akan melebihi bayangan kanopi tetangga yang lebih tinggi.
Alasan kenapa dipilih kompetisi tajuk dalam memperoleh sinar matahari karena lebar tajuk berkorelasi positif dengan pencapaian akar dalam memperoleh mineral di dalam tanah. Dan juga, luasnya tajuk akan memperbesar proses fotosintesis yang terjadi pada pohon yang bersangkutan, sehingga pertumbuhan pohon juga akan semakin cepat. Ekspresi kebiasaan pertumbuhan tertentu ini biasanya dihubungkan dengan pertumbuhan relatif pucuk puncak dan cabang lateral. Pada semua conifer, puncak lebih cepat tumbuh daripada cabang lateral bawah, yang menimbulkan bentuk kerucut atau perilaku percabangan yang teratur dengan pusat batang dapat dilihat jelas. Pada semua pohon dikotil, cabang lateral tumbuh secepat atau lebih cepat daripada pucuk puncak, mengakibatkan perilaku pertumbuhan percabangan tidak teratur, yaitu pusat batang biasanya tidak tampak lagi karena percabangan yang berulang-ulang untuk membentuk tajuk yang menyebar dan meluas Daniel. et. al (1995).
Brown (1971) dalam Daniel. et. al (1995) menunjukkan, kebanyakan rimbawan berasumsi bahwa perilaku percabangan teratur pada conifer merupakan ekspresi dominasi yang kuat, dan bahwa daun lebar dengan perilaku percabangan tidak teratur dan banyak, mempunyai dominasi apikal lemah. Brown mengatakan bahwa situasinya sangat lebih kompleks pada pohon daripada situasi pada tanaman herba, jika yang pertama kali dilukiskan adalah fenomena dominasi apikalnya. Pada conifer, perkembangan kuncup bahwa hanya mengalalmi sedikit hambatan, sedangkan pada daun lebar, hampir semua kuncup lateral pada pucuk tahun yang berjalan terhalang penuh. Pada bentuk percabangan tidak teratur (tersebar), selama musim pertumbuhan kedua sesudah periode dorman, satu atau lebih kuncup sisi memanjang secepat atau lebih cepat daripada kuncup terminal. Hal ini memberikan karakteristik percabangan batang yang berulangkali. Pola percabangan sama ini kadang-kadang dapat timbul selama musim yang berjalan jika pucuk lammas terbentuk.
Dasar pemikiran di atas menunjukkan pentingnya mengenal dan menelaah masalah-masalah yang ada kaitannya dengan pertumbuhan Jati dan perlakuan silvikultur yang mungkin dapat dijadikan acuan dalam pengelolaannya, agar memberikan hasil yang maksimal. Penelitian ini sebagai langkah awal untuk mengetahui dan mengkaji faktor-faktor yang berkaitan dengan pertumbuhan dan ruang tumbuh yang diperlukan Jati.

1.2. Perumusan Masalah
Batang merupakan bagian tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Menurut tingkat kelurusan yang diinginkan, yang mengacu pada aspek kegunaan teknis suatu batang pohon, yaitu: telihat bagus (bebas/sedikit cacat), silindris dengan tinggi bebas cabang yang panjang, batang yang lurus, dan tentunya berdiameter besar merupakan tujuan akhir dari pembangunan hutan tanaman monokultur. Bentuk batang ini dipengaruhi oleh kondisi tegakan dan perlakuan silvikultur yang memodifikasi rasio tajuk aktif.
Persaingan yang terlalu tinggi mengakibatkan terjadinya penghambatan perkembangan cabang dari lapisan yang lebih rendah atau membayangi batang pohon tetangganya, abrasi batang dan batasan tajuk yang sempit. Hal ini akan menghasilkan kualitas batang berdiameter kecil tetapi lurus dan panjang dengan percabangan yang sedikit.
Sedangkan pohon yang hidup soliter hanya akan memenuhi luasan yang mampu untuk pohon itu tumbuh. Maksudnya adalah suatu pohon hanya mampu memenuhi luasan tertentu dan tidak dapat lebih dari itu. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan lateralnya lebih besar dari pada pertumbuhan apikalnya sehingga kelurusan batang pohon daun lebar, mempunyai kecenderungan berkembang menggantung dan membengkok jika jarak tanam lebar atau tidak teratur.
Untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas kayu jati yang tinggi maka faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon harus dimanipulasi sedemikian rupa agar dapat menunjang pertumbuhan pohon. Salah satunya adalah dengan menciptakan ruang tumbuh yang sesuai untuk pertumbuhan pohon. Tindakan yang dilakukan adalah mempertahankan kerapatan maksimal yang selaras dengan pertumbuhan maksimalnya, dengan estimasi okuler penutupan tajuk dan perkembangan tajuknya. Permasalahannya adalah sampai saat ini, belum ada penelitian yang menyatakan tingkat kerapatan tajuk jati, sehingga kita belum bisa menentukan estimasi penutupan tajuk dan perkembangan tajuk.

1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk:
Menentukan metode yang tepat dalam menghitung indeks kompetisi tajuk individu pohon dari beberapa metode perhitungan yang digunakan.

1.4. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat diantaranya:
1. Mengetahui metode perhitungan indeks kompetisi pohon pada jati KU I
2. Dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan jarak antar pohon



DAUN SIRSAK UNTUK ATASI TRIPS

Daun Sirsak untuk atasi Thrips
Daun Sirsak (Nangka Belanda) ternyata dapat digunakan sebagai bahan pestisida organik untuk mengendalikan Hama Thrips pada tanaman Cabai.
Caranya :
50 - 100 lembar daun sirsak dihaluskan (boleh pake blender) dan dicampur dengan 5 liter air kemudian didiamkan selama sehari semalam, rendaman tersebut kemudian disaring dengan kain.
1 liter hasil saringan dapat dicampurkan dengan 1 tangki semprot ukuran 17 liter, dan gunakan untuk menyemprot tanaman cabe, Thrips pun akan lenyap.


TRIK BEN GAK LEMOT

Trik biar pengunjung blog tidak antri kalo mau masuk (istilah jogjane ben ora lemot):

1. Di Header atau tempat judul jangan di taruh gambar yang begitu besar.

2. Gunakan kode murni HTML dalam membuat template.

3. Jangan kebanyakan gambar yang tidak begitu berguna.

4. Jangan kebanyakan widget yang tidak berguna.



TIGA LAPIS TANAMAN

Saat merancang tanam, keragaman tanaman yang harus diperhatikan tidak saja dilihat dari banyaknya jenis yang ditanam. Keragaman tanaman yang akan membentuk berbagai strata tanaman juga penting dijadikan pertimbangan saat memilih tanaman. Seperti di hutan yang alami, pepohonan yang tumbuh dibedakan atas 3 lapisan, yaitu:
1. strata yang palingatas adalah tanaman peteduh. Umumnya bentuk tanaman menjulang tinggi, menaungi tanaman di bawahnya. Pohon seperti ini dapat menjadi rumah bagi buruh-burung.
2. strata berikutnya, yang terletak di tengah, adalah tanaman perdu, sebaiknya pilih tanaman peneduh yang daunnya tidak terlalu rapat agar sinar matahari masih dapat menerobos masuk.
3. strata yang paling bawah adalah tanaman penutup tanah, seperti rumput. Sifat tumbuhnya melebar di tanah.
Dengan menerapkan ketiga layer ini di taman, ekosistem yang tercipta akan semakin lengkap. Lahan yang sempit akan dapat menampung jumlah tanaman yang semakain banyak, berkat 3 lapisan ini. (Tabloid Rumah VII).


ALAMAT INDUSTRI BATIK DI INDONESIA

Berikut ini Petani sajikan data-data alamat pengerajin batik di Indonesia, semoga bermanfaat.

1. Surabaya dan sekitarnya

Aba Batik
Jl Jokotole 209
PAMEKASAN 69322
0324-329973

Aiwien Batik
Jl Simbar I RT 001/02
BENCULUK 68482
0333-394214

Dua Belas UD
Jl P Diponegoro 84-86
PAMEKASAN 69315
0324-322586

HB Batik
Jl P Diponegoro 118
PAMEKASAN 69315
0324-322741

Indah
Jl Balai Kambang 1 A
PAMEKASAN 69313
0324-323578

Kenongo Pabrik
Jl Kenongo
TULANGAN 61273
031-8851415

Lita Bena UD
Ds Jatipelem RT 05/01
JOMBANG 61451
0321-862031

Murni & Artis
Jl Jetis III 122
SIDOARJO 61213
031-8966184


Gunung Agung Indah
Jl Besakih Rendang
BANGLI
0366-91692

Pesona Madura Batik
Jl P Trunojoyo III 1
BANGKALAN 69112
031-3097934

Rahayu Perus
Jl KH Achmad Dahlan 22
TRENGGALEK 66315
0355-791521

Rusli Batik Tulis CV
Jl Raya Tanjung Bumi
AROSBAYA 69151
031-3071228

Sayu Wiwit Perus
Jl Lingk Sritanjung 3
BANYUWANGI 68431
0333-422642

Srikandi Batik Tulis
Ds Arjowinangun RT 02/004
PACITAN 63516
0357-884056

Tulis Halus Sari Kenongo Batik
Jl Raya Kenongo Tmr 5 RT 001
TULANGAN 61273
031-8852274

Virdes Batik Collection
Jl Simbar I RT 001/02
BENCULUK 68482
0333-394214

Mustamin CV
Jl Raya Tanjung Bumi
AROSBAYA 69151
031-3071200

2. Bali

Alami CV
Br Saba
DENPASAR 80581
0361-292576
Ayari Batik
Jl I Gusti Ngurah Rai 52
GIANYAR 80613
0366-945675

Bali Batik Garment UD
Ds Petulu Ubud
GIANYAR 80571
0366-974662

Dana Batik
Jl Raya Ubud Br Kedewatan
GIANYAR 80571
0366-977363

Darma Tirta Batik
Jl Kintamani
GIANYAR 80552
0366-901342

Kartika Sari Batik
Jl Cemenggon Celuk
DENPASAR 80582
0361-298859

Merta Sari
Jl Raya Ubud Br Kedewatan
GIANYAR 80571
0366-977363

Modern Batik
Jl Pengalasan 202-X
DENPASAR 80117
0361-486197

Monica Batik
Jl Pemogan Gg Soka 2-B
DENPASAR
0361-725569

Phalam Batik
Jl WR Supratman 333
DENPASAR 80233
0361-462215

Putri Ayu
Jl Lapangan Astina Raya
GIANYAR
0366-942658
Putri Ayu
Jl P Diponegoro 51
DENPASAR 80112
0361-225533

Rama Batik CV
Ds Abiansemal Dauh Yeh Cani Br Kedampal
TABANAN 80352
0362-810361

Sari Sedana CV
Jl D Tondano 44
DENPASAR 80228
0361-287653

Surya Batik Garment
Jl Mancawarna Tampak Siring
GIANYAR
0366-901520

Taman Sari
Jl Cemenggon Celuk
DENPASAR 80582
0361-295519


3. Solo dan sekitarnya

43 Batik
Kp Plumbon RT 010/10
SOLO 57554
0271-611821

Alfian Batik
Jl Parang Klitik IV RT 002/05
SOLO 57147
0271-712356

Batik "Wuryaningratan"
Jl Brigjen Slamet Riyadi 261
SOLO
0271-714326

Batik Berkah CV
Jl Raya Songgolangit 6 RT 002/02
SOLO 57194
0271-744496


Batik Cockatoo
Jl Serayu 10 RT 002/14
SOLO
0271-654861

Batik Cokrosumarto
Jl Sidoluhur 18
SOLO
0271-712473

Batik Danar Hadi PT
Jl Dr Rajiman 164
SOLO 57111
0271-644126

Batik Grestenen
Kp Setono 154 RT 002/02
SOLO
0271-712186

Batik Harjonagoro
Jl Yos Sudarso 176
SOLO
0271-643289

Batik Kaoeman
Jl Wijaya Kusuma 17 RT 002/05
SOLO
0271-646182

Batik Niaga Wijaya Dunia PT
Jl Brigjen Slamet Riyadi 275
SOLO 57151
0271-739543

Batik Punokawan
Ds Kliwonan RT 003/02
SOLO
0271-7088236

Batik Puspa Kencana
Jl Sidoluhur 75
SOLO
0271-712288

Batik Semar PT
Jl Laksda Adisucipto 101
SOLO 57144
0271-722937

Batik Sri-Batik Djoko Santoso
Jl P Wijil I 8
SOLO 57154
0271-717680

Batik Tulis Kalingga
Jl Gn Slamet 6 RT 003/01
SOLO
0271-714245

Bratajaya Batik
Jl Kabangan II 2 RT 003/04
SOLO 57148
0271-719494

Brotoseno Batik
Jl Kuyang Sragen RT 004/01
PEDAN 57468
0272-881366

Cempaka Batik
Jl Dr Setono 22 RT 003/02
SOLO
0271-712373
Ethnic Batik & Craft
Jl RA Kartini 30
KLATEN 57416
0272-321389

DF Collection
Kp Mutihan RT 011/11
SOLO 57147
0271-727202

Gaya Bebas Batik
Jl Sekar Jagat 82 RT 002/02
SOLO 57146
0271-719416

GSP PT
Jl Rajiman 578-A
SOLO
0271-724246

Indira Batik
Jl Honggowongso RT 002/08
SOLO 57149
0271-721093
Kepala Kuda
Jl Telukan RT 004/13
SOLO 57552
0271-620745

Kidang Kencana
Kp Tegalsari RT 001/01
SOLO 57148
0271-738325

Kota Bengawan Batik
Kp Kaliwingko RT 004/01
SOLO 57552
0271-621780

Kusuma Batik
Jl Tambora Slt IV 9 RT 004/22
SOLO 57127
0271-851291

Langen Asri
Kp Malangan 23 RT 003/17
SOLO 57161
0271-738009

Masa Kini Batik
Kp Ngenden RT 009/09
SOLO 57193
0271-727176

MHD
Kp Mertodranan RT 003/03
SOLO 57118
0271-647632

Mitra Kencana
Jl Kapt Mulyadi 325
SOLO 57116
0271-662129

Modern Batik PT
Ds Pinggir RT 004/07
SOLO
0271-621925

Morinda Batik
Jl May Kusmanto 100
SOLO
0271-7084664
Nurlan Batik
Jl Tiga Negeri 31 RT 002/02
SOLO
0271-730937

Nyoto Mulyo
Jl Mertrodranan 330 RT 003/03
SOLO 57118
0271-666105

Podorejo Batik UD
Jl Tunggulsari RT 003/16
SOLO 57146
0271-716841

Pradipta Batik
Jl Arjuna VI 3 RT 001/04
SOLO 57155
0271-635618

Pulau Teladan Batik
Jl Parang Kesit 4 RT 002/04
SOLO 57147
0271-714773

Puri Art
Perum Bulu 4-5 RT 006/17
SOLO
0271-6820261

Puspita Mekar Batik
Jl Parang Pamor RT 001/04
SOLO 57147
0271-740304

Putri Ayu Konveksi Batik
Kp Jagalan RT 005/05
SOLO 57148
0271-729831

Rama Shinta Batik CV
Jl Mahabrata RT 003/07
SOLO
0271-821102

Rudi Collection
Jl Brigjen Slamet Riyadi 463 RT 001/15
SOLO 57161
0271-714134
Rumah Batik Ny Hartini
Jl Kalilarangan 5
SOLO 57152
0271-636780

Sabarudin Gagitex
Kp Jatisobo RT 002/07
KARANGANYAR SURAKARTA 57511
0271-492890

Sadewa Batik
Jl Kuyang 12
SRAGEN 57251
0271-881388

Sanggar Pujan
Jl Raya Solo Sragen 99 RT 003/01
SOLO 57762
0271-827304

Segoro Inten
Jl KH Samanhudi 77 RT 001/04
SOLO 57147
0271-712092

Soko Manunggal
Kp Karandang RT 003/05
SOLO 57157
0271-631624

Srijaya Toko
Psr Klewer Los E/58-59
SOLO
0271-635397

Sutra Biru
Jl Wiropaten 12 RT 002/10
SOLO 57118
0271-663527

Tatik Batik
Jl Kuyang 12
SRAGEN 57251
0271-881388

Tiga Negeri Batik
Jl Ir H Juanda 26
SOLO 57121
0271-633277

Tresnadi Batik
Jl Empu Barada 5 RT 001/05
SOLO
0271-744505

Venny Batik
Jl Windan RT 003/06
SOLO 57169
0271-711868

Winda Sari Batik
Kp Kuyang RT 03/01
SRAGEN
0271-7006010

Yan Batik
Kp Sumber Krajan RT 001/01
SOLO 57138
0271-736566

Yoesoef Lahji Batik
Jl Wahyu Tumurun 7
SOLO 57148
0271-716227

Almatex PT
Jl Kaliwingko 23
SOLO 57117
0271-620877

4. Cirebon dan sekitarnya

Buseri Batik
Ds Kalibaru Gg Sibanjir 12 RT 004/05
PLERED CIREBON
0231-320532

Batik Dara Shella
Jl Trusmi Kulon 290
CIREBON
0231-3384296

Garutan Ratna Sari Batik
Jl Gn Payung 48
GARUT 44115
0262-233852

Laka Tunggale
Jl Flores I 42 RT 005/09
TEGAL 52122
0283-321160

Antika Mukti
Jl Kopral Yahya 59 RT 005/01
INDRAMAYU 45211
0234-275959


5. Jakarta dan sekitarnya

Dharma Ayu Batik
Jl Moh Toha 77
BANDUNG 40255
022-5201501

Anugrah Kencana PT
Kompl Batik Village Bl H/17
BEKASI 17550
021-8972054

Batik & Catton Sedjati
Jl Lebak Bulus II Dlm 9 RT 006/04
JAKARTA 12430
021-7664289

Batik 4 Saudara
Jl Industri I Km 22/21
TANGERANG 15710
021-5961752
Batik Indra Kusuma
Jl Praja Dlm 9-B RT 004/07
JAKARTA 12740
021-70384699

Batik Kristiati
Jl Kelapa Sawit Raya 1 RT 011/10
JAKARTA 13120
021-85907069

Batik Pasundan
Jl Kelapa Sawit Raya 1 RT 011/10
JAKARTA 13120
021-85907069



Batik Toraja
Jl Alamanda Raya Kompl Taman Kedoya Baru Bl E-4/21
JAKARTA 11520
021-5801883

BatikThe House Of Mitaka
Jl H Naimun 126
JAKARTA
021-92960126

Binkomara Huma PT
Jl Purworejo 10
JAKARTA 10310
021-31934948

Bintang Terang PT
Jl Industri III Kawasan Industri Jatake Bl AA/2
TANGERANG 15136
021-5908420

Boroko Art Product
Jl Melati VI Kompl Taman Kedaung Bl A-6/16
JAKARTA 15415
021-7420336

Faroh CV Batik
Jl Cempaka Wangi III 23
JAKARTA 10640
021-4204963

Firman Jaya
Jl Senen Pus Perdag Senen Bl 6/A-125 Lt Dasar
JAKARTA 10410
021-4269740

Gajah Mada PT
Jl Industri Raya I 18
TANGERANG 15610
021-5962512

Garuda Batik Textiles PT
Jl Palmerah Brt 4
JAKARTA 11480
021-5483311
Griya Sri Retno Batik
Jl Bongas Kompl Jatiwaringin Asri Bl E-3/18 RT 005/17
JAKARTA 17411
021-8463850
Hadi Putra Gemilang PT
Jl Melawan XXVI 5
JAKARTA 10730
021-6019172

Hardi Batik
Jl Karet Pedurenan 20 Gg Genteng Hijau 20
JAKARTA 12920
021-5251304

Indonesia Busana
Jl Masjid Nur 10
JAKARTA 12210
021-5349509

Isthi Anggana PT
Jl Suaka Alam 17 Kompl Bumi Perkemahan
JAKARTA 13720
021-8447226

Jeffry Batik
Jl Raya Serang Km 22 Bl A/20
TANGERANG
021-5962519

Kampunk Boroko
Jl H Salim I 3 RT 008/10
JAKARTA 12140
021-72792681
Keraton Mas Utama PT
Jl Raya Serang Km 22/8-9
TANGERANG 15810
021-5962178

Keris Batik PT
Jl Tmn Kb Sirih III 12
JAKARTA
021-3910205

Komar Batik
Jl Cibeunying Permai V 20
BANDUNG 40191
022-2500822

Liem Citroadi Batik
Kp Cogreg Km 22/30
TANGERANG 15610
021-5962812

Martha Priatna Batik PT
Jl Raya Serang Km 22 RT 001/03
TANGERANG 15710
021-59400960

Mujur Batik Toko
Gents Shop
Jl Letjen Soeprapto Hotel Cempaka
JAKARTA
021-4260020
Psr Baru Bl H-1/36
BEKASI 17112
021-8810516

Pancaran Widuri Batik
Jl Ampera Raya 16 B RT 006/02
JAKARTA 12550
021-78838612

Parimas Batik
Jl Raya Sindang Barang 165
BOGOR 16610
0251-311119

Perusahaan Oey Kok Tiong Batik PT
Jl Raya Serang Km 22 RT 001/03
TANGERANG 15710
021-5962034

Prada Batik
Jl Abdul Wahab 5 RT 003/02
BOGOR 16330
0251-612213

Rama Sinta PT
Kompl Batik Village Bl M/2
BEKASI 17550
021-8972061

Ramacraft PT
Jl Senen Raya 135-137 Ged Menara Era 2 Lt 2
JAKARTA 10410
021-3860229

Ratu Ratih Toko
Jl Asia Afrika STC Senayan 9 Lt 3
JAKARTA
021-57931837
Sanggar Iro-iro
Jl Tali I
JAKARTA
021-70439891

Sinar Sahabat Toko
Psr Tanah Abang Los AKS Bl D/16
JAKARTA 10250
021-3146812

Srikandi Collection
Kompl Nirwana Estate Bl K/5 RT 007/01
CIBINONG
021-87902242

Sugiarto Batik
Jl Karet IV Bl H/36 Kompl Batik Village
BEKASI 17550
021-8972055

Sumardin II
Jl Raya Serang Kawasan Industri Pasir Bolang Bl A/20 RT 002/03
TANGERANG 15710
021-59302017

Tunas Indah Art
Jl Jatiroto II Kompl Antilope Bl B-6/146 RT 010/07
JAKARTA 17411
021-8462340

Winaga Mas Batik
Jl Raya Serang Km 22 Kawasan Industri Bl B/11
TANGERANG 15610
021-5962738

Wisma Batik
Jl Danau Sunter Utr Bl B-1/A-2 RT 001/10
JAKARTA 14350
021-64716254


6. Yogyakarta dan sekitarnya

Arimbi Collection
Jl Pringgokusuman 31-C RT 034/09
YOGYAKARTA 55272
0274-518135


Apips Kerajinan Batik
Jl Pandega Marta 37-A
YOGYAKARTA 55284
0274-589914

Arka Batik
Jl Jomlangan III 28-B RT 001/30
YOGYAKARTA 55198
0274-379098

Artha Pararta Dharma
Jl Wirasaban Baru 10
YOGYAKARTA 55244
0274-372635

Avis Batik
Jl Soka 12 RT 087/21
YOGYAKARTA 55225
0274-546926

Batik Narendra
Jl Mayjen DI Panjaitan 102
YOGYAKARTA
0274-371557

Batik Nusa Indah CV
Jl Jogja Solo Km 18,5 RT 006/04
KALASAN
0274-492030

Batik Rosano
Jl Gedongan Baru 21
YOGYAKARTA
0274-7432094

Batik Ya-Halwa
Jl Bantul Km 8,5 RT 002
YOGYAKARTA
0274-7482078

Bimo Kurdo Batik
Jl Bimo Kurdo 25
YOGYAKARTA 55221
0274-553633

Chandra Remaja
Jl Panembahan II 91 RT 004/11
YOGYAKARTA 55131
0274-374116
Dadi Sabar
Dsn Kerinjing 2
WATESYOGYA
0274-773894

Dalmi Batik Collection
Jl Suryodiningratan Bl MJ-2 Gg Rahmat 697 RT 010/36
YOGYAKARTA 55141
0274-414200

Bali Nusa Tradisional Tenun Ikat
Jl Samirono Baru 3
YOGYAKARTA 55222
0274-564213

Dia-Dio Batik
Jl Kauman 39
YOGYAKARTA 55122
0274-377888

Genthong Batik
Jl Rotowijayan 20-A RT 043/12
YOGYAKARTA 55132
0274-381844

Harumi Batik
Jl Kadipaten Kidul 63
YOGYAKARTA 55132
0274-414185

Janoko Batik
Jl Malioboro 81
YOGYAKARTA 55271
0274-511002

Kabul Art Gallery
Jl Timoho 29-A
YOGYAKARTA 55165
0274-566669

Kejora Batik
Jl Janti Gg Damar 15 RT 009/04
YOGYAKARTA 55281
0274-484887

KRT Daud Wiryo Hadinagoro Batik
Jl Malioboro 52-58 Hotel Ibis
YOGYAKARTA 55271
0274-516974

Lombok Abang Craft
Dsn Pringgan Pendowoharjo
BANTUL 55711
0274-766533

Luwes Putra Art
Jl Mangkuyudan 45
YOGYAKARTA 55143
0274-376144
Mataram Rumah Batik
Jl Suryadiningratan 20
YOGYAKARTA 55141
0274-372940

Nakulo Sadewo
Jl Kapt Haryadi 9 A-B
SLEMAN 55514
0274-867187

Pertiwi Batik
Jl Sisingamangaraja 67
YOGYAKARTA 55153
0274-385678

Pertiwi Group
Jl Malioboro 23
YOGYAKARTA
0274-512510

Perusahaan Hadiprijanto Batik
Jl Mruyung 46
BANYUMAS
0281-796046

Picuk Design
Jl Tirtodipuran 22 RT 020/06
YOGYAKARTA 55143
0274-377738

Plentong Batik
Jl Tirtodipuran 48
YOGYAKARTA
0274-373777




Puji Batik Antik & Craft
Jl Tegal Melati Bl UH-2/361 RT 023/07
YOGYAKARTA 55165
0274-540961

Rizki Ayu
Jl Parangtritis Km 6,5
YOGYAKARTA 55143
0274-414582

Rudy Craft
Jl Mesjid 44
YOGYAKARTA 55111
0274-545781

Senastri Batik & Handy Craft Perus
Jl Nagan Kidul 4 RT 025/06
YOGYAKARTA 55133
0274-372984

Soemihardjo CV
Jl Mangkuyudan 23
YOGYAKARTA 55143
0274-373061

Tawon Gung
Jl Pogung Baru Bl H/8
YOGYAKARTA 55284
0274-523468


7. Jateng bagian pantura

Asti Jaya Utama
Ruko Mentari 3
KAJEN
0285-381020

Maranatha Batik
Jl Karangturi Gg Satu 1
LASEM
0295-531224

SEJARAH BATIK INDONESIA

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa..
Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedagang Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal di luar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka ke luar kraton dan dikerjakan di tempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jaman Majapahit
Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, dapat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan di daerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat berkembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan di sekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal di wilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Daerah pembatikan sekarang di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Di luar daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang. Pada akhir abad ke-XIX ada beberapa orang kerajinan batik yang dikenal di Mojokerto, bahan-bahan yang dipakai waktu itu kain putih yang ditenun sendiri dan obat-obat batik dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tinggi dan sebagainya.
Obat-obat luar negeri baru dikenal sesudah perang dunia kesatu yang dijual oleh pedagang-pedagang Cina di Mojokerto. Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya di pasar Porong Sidoarjo. Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual. Waktu krisis ekonomi, pengusaha batik Mojokerto ikut lumpuh, karena pengusaha-pengusaha kebanyakan kecil usahanya. Sesudah krisis kegiatan pembatikan timbul kembali sampai Jepang masuk ke Indonesia, dan waktu pendudukan Jepang kegiatan pembatikan lumpuh lagi. Kegiatan pembatikan muncul lagi sesudah revolusi dimana Mojokerto sudah menjadi daerah pendudukan.
Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan di desa Majan dan Simo. Desa ini juga mempunyai riwayat sebagai peninggalan dari zaman peperangan Pangeran Diponegoro tahun 1825.
Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahit namun perkembangan batik mulai menyebar sejak pesat di daerah Jawa Tengah, Surakarta dan Yogyakata, pada jaman kerajaan di daerah ini. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipengaruhi corak batik Solo dan Yogyakarta.
Didalam berkecamuknya clash antara tentara kolonial Belanda dengan pasukan-pasukan pangeran Diponegoro maka sebagian dari pasukan-pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur dan sampai sekarang bernama Majan. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga zaman kemerdekaan ini desa Majan berstatus desa Merdikan (Daerah Istimewa), dan kepala desanya seorang kyai yang statusnya turun-temurun. Pembuatan batik Majan ini merupakan naluri (peninggalan) dari seni membuat batik zaman perang Diponegoro itu.
Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Sebagai batik sutra sejak dahulu kala terkenal juga di daerah desa Sembung, yang para pengusaha batik kebanyakan berasal dari Solo yang datang di Tulungagung pada akhir abad ke-XIX. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Solo yang menetap di daerah Sembung. Selain dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik tulis.
Jaman Penyebaran Islam
Riwayat pembatikan di daerah Jawa Timur lainnya adalah di Ponorogo, yang kisahnya berkaitan dengan penyebaran ajaran Islam di daerah ini. Riwayat Batik disebutkan masalah seni batik di daerah Ponorogo erat hubungannya dengan perkembangan agama Islam dan kerajaan-kerajaan dahulu. Konon, di daerah Batoro Katong, ada seorang keturunan dari kerajaan Majapahit yang namanya Raden Katong adik dari Raden Patah. Batoro Katong inilah yang membawa agama Islam ke Ponorogo dan petilasan yang ada sekarang ialah sebuah mesjid di daerah Patihan Wetan.
Perkembangan selanjutanya, di Ponorogo, di daerah Tegalsari ada sebuah pesantren yang diasuh Kyai Hasan Basri atau yang dikenal dengan sebutan Kyai Agung Tegalsari. Pesantren Tegalsari ini selain mengajarkan agama Islam juga mengajarkan ilmu ketatanegaraan, ilmu perang dan kesusasteraan. Seorang murid yang terkenal dari Tegalsari di bidang sastra ialah Raden Ronggowarsito. Kyai Hasan Basri ini diambil menjadi menantu oleh raja Kraton Solo.
Waktu itu seni batik baru terbatas dalam lingkungan kraton. Oleh karena putri keraton Solo menjadi istri Kyai Hasan Basri maka dibawalah ke Tegalsari dan diikuti oleh pengiring-pengiringnya. Disamping itu banyak pula keluarga kraton Solo belajar dipesantren ini. Peristiwa inilah yang membawa seni batik keluar dari kraton menuju ke Ponorogo. Pemuda-pemudi yang dididik di Tegalsari ini kalau sudah keluar, dalam masyarakat akan menyumbangkan darma batiknya dalam bidang-bidang kepamongan dan agama.
Daerah pembatikan lama yang bisa kita lihat sekarang ialah daerah Kauman, yaitu Kepatihan Wetan sekarang dan dari sini meluas ke desa-desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut. Waktu itu obat-obat yang dipakai dalam pembatikan ialah buatan dalam negeri sendiri dari kayu-kayuan antara lain pohon tom, mengkudu, kayu tinggi. Sedangkan bahan kain putihnya juga memakai buatan sendiri dari tenunan gendong. Kain putih import bam dikenal di Indonesia kira-kira akhir abad ke-19.
Pembuatan batik cap di Ponorogo baru dikenal setelah perang dunia pertama yang dibawa oleh seorang Cina bernama Kwee Seng dari Banyumas. Daerah Ponorogo awal abad ke-20 terkenal batiknya dalam pewarnaan nila yang tidak luntur dan itulah sebabnya pengusaha-pengusaha batik dari Banyumas dan Solo banyak memberikan pekerjaan kepada pengusaha-pengusaha batik di Ponorogo. Akibat dikenalnya batik cap maka produksi Ponorogo setelah perang dunia petama sampai pecahnya perang dunia kedua terkenal dengan batik kasarnya, yaitu batik cap mori biru. Pasaran batik cap kasar Ponorogo kemudian terkenal seluruh Indonesia.

Batik Solo dan Yogyakarta
Dari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitarya abad 17,18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun perkembangan selanjutnya, oleh masyarakat batik dikembangkan menjadi komoditi perdagangan.
Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya baik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.
Sedangkan asal-usul pembatikan di daerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati. Daerah pembatikan pertama ialah di desa Plered. Pembatikan pada masa itu terbatas dalam lingkungan keluarga kraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu. Dari sini pembatikan meluas pada trap pertama pada keluarga kraton lainnya yaitu, istri dari abdi dalem dan tentara-tentara. Pada upacara resmi kerajaan keluarga kraton baik pria maupun wanita memakai pakaian dengan kombinasi batik dan lurik. Oleh karena kerajaan ini mendapat kunjungan dari rakyat dan rakyat tertarik pada pakaian-pakaian yang dipakai oleh keluarga kraton dan ditiru oleh rakyat dan akhirnya meluaslah pembatikan keluar dari tembok kraton.
Akibat dari peperangan waktu zaman dahulu baik antara keluarga raja-raja maupun antara penjajahan Belanda dahulu, maka banyak keluarga-keluarga raja yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah baru antara lain ke Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah Timur Ponorogo, Tulungagung dan sebagainya. Meluasnya daerah pembatikan ini sampai ke daerah-daerah itu menurut perkembangan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai abad ke-18. Keluarga-keluarga kraton yang mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan seluruh pelosok pulau Jawa yang ada sekarang dan berkembang menurut alam dan daerah baru itu.
Perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda, mendesak sang pangeran dan keluarganya serta para pengikutnya harus meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah-daerah baru itu para keluarga dan pengikut pangeran Diponegoro mengembangkan batik.
Ke Timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulung Agung. Selain itu juga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Pekalongan, Tegal, Cirebon.
Perkembangan Batik di Kota-kota lain
Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegero setelah selesainya peperangan tahun 1830, mereka kebanyakan menetap di daerah Banyumas. Pengikutnya yang terkenal waktu itu ialah Najendra dan dialah mengembangkan batik celup di Sokaraja. Bahan mori yang dipakai hasil tenunan sendiri dan obat pewarna dipakai pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning.
Lama kelamaan pembatikan menjalar pada rakyat Sokaraja dan pada akhir abad ke-XIX berhubungan langsung dengan pembatik di daerah Solo dan Ponorogo. Daerah pembatikan di Banyumas sudah dikenal sejak dahulu dengan motif dan warna khususnya dan sekarang dinamakan batik Banyumas. Setelah perang dunia kesatu pembatikan mulai pula dikerjakan oleh Cina disamping mereka dagang bahan batik. .
Sama halnya dengan pembatikan di Pekalongan, para pengikut Pangeran Diponegoro yang menetap di daerah ini kemudian mengembangkan usaha batik di sekitara daerah pantai ini, yaitu selain di daerah Pekalongan sendiri, batik tumbuh pesat di Buaran, Pekajangan dan Wonopringgo. Adanya pembatikan di daerah-daerah ini hampir bersamaan dengan pembatikan daerah-daerah lainnya, yaitu sekitar abad ke-XIX. Perkembangan pembatikan di daerah-daerah luar selain dari Yogyakarta dan Solo erat hubungannya dengan perkembangan sejarah kerajaan Yogya dan Solo.
Meluasnya pembatikan keluar dari kraton setelah berakhirnya perang Diponegoro dan banyaknya keluarga kraton yang pindah ke daerah-daerah luar Yogya dan Solo karena tidak mau kerjasama dengan pemerintah kolonial. Keluarga kraton itu membawa pengikut-pengikutnya ke daerah baru itu dan di tempat itu kerajinan batik terus dilanjutkan dan kemudian menjadi pekerjaan untuk pencaharian.
Corak batik di daerah baru ini disesuaikan pula dengan keadaan daerah sekitarnya. Pekalongan khususnya dilihat dari proses dan desainnya banyak dipengaruhi oleh batik dari Demak. Sampai awal abad ke-XX proses pembatikan yang dikenal ialah batik tulis dengan bahan morinya buatan dalam negeri dan juga sebagian impor. Setelah perang dunia kesatu baru dikenal pembikinan batik cap dan pemakaian obat-obat luar negeri buatan Jerman dan Inggris.
Pada awal abad ke-20 pertama kali dikenal di Pekajangan ialah pertenunan yang menghasilkan stagen dan benangnya dipintal sendiri secara sederhana. Beberapa tahun belakangan baru dikenal pembatikan yang dikerjakan oleh orang-orang yang bekerja disektor pertenunan ini. Pertumbuhan dan perkembangan pembatikan lebih pesat dari pertenunan stagen dan pernah buruh-buruh pabrik gula di Wonopringgo dan Tirto lari ke perusahaan-perusahaan batik, karena upahnya lebih tinggi dari pabrik gula.
Sedang pembatikan dikenal di Tegal akhir abad ke-XIX dan bahwa yang dipakai waktu itu buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan : pace/mengkudu, nila, soga kayu dan kainnya tenunan sendiri. Warna batik Tegal pertama kali ialah sogan dan babaran abu-abu setelah dikenal nila pabrik, dan kemudian meningkat menjadi warna merah-biru. Pasaran batik Tegal waktu itu sudah ke luar daerah antara lain Jawa Barat dibawa sendiri oleh pengusaha-pengusaha secara jalan kaki dan mereka inilah menurut sejarah yang mengembangkan batik di Tasik dan Ciamis disamping pendatang-pendatang lainnya dari kota-kota batik Jawa Tengah.
Pada awal abad ke-XX sudah dikenal mori impor dan obat-obat impor baru dikenal sesudah perang dunia kesatu. Pengusaha-pengusaha batik di Tegal kebanyakan lemah dalam permodalan dan bahan baku didapat dari Pekalongan dan dengan kredit dan batiknya dijual pada Cina yang memberikan kredit bahan baku tersebut. Waktu krisis ekonomi pembatik-pembatik Tegal ikut lesu dan baru giat kembali sekitar tahun 1934 sampai permulaan perang dunia kedua. Waktu Jepang masuk kegiatan pembatikan mati lagi.
Demikian pula sejarah pembatikan di Purworejo bersamaan adanya dengan pembatikan di Kebumen, yaitu berasal dari Yogyakarta sekitar abad ke-XI. Pekembangan kerajinan batik di Purworejo dibandingkan dengan di Kebumen lebih cepat di Kebumen. Produksinya sama pula dengan Yogya dan daerah Banyumas lainnya.
Sedangkan di daerah Bayat, Kecamatan Tembayat -Klaten yang letaknya lebih kurang 21 Km sebelah Timur kota Klaten. Daerah Bayat ini adalah desa yang terletak di kaki gunung tetapi tanahnya gersang dan minus. Daerah ini termasuk lingkungan Karesidenan Surakarta dan Kabupaten Klaten dan riwayat pembatikan di sini sudah pasti erat hubungannya dengan sejarah kerajaan kraton Surakarta masa dahulu. Desa Bayat ini sekarang ada petilasan yang dapat dikunjungi oleh penduduknya dalam waktu-waktu tertentu, yaitu “makam Sunan Bayat” di atas gunung Jabarkat. Jadi pembatikan di desa Bayat ini sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu. Pengusaha-pengusaha batik di Bayat tadinya kebanyakan dari kerajinan dan buruh batik di Solo.
Sementara pembatikan di Kebumen dikenal sekitar awal abad ke-XIX yang dibawa oleh pendatang-pendatang dari Yogya dalam rangka dakwah Islam antara lain yang dikenal ialah Penghulu Nusjaf. Beliau inilah yang mengembangkan batik di Kebumen dan tempat pertama menetap ialah sebelah Timur Kali Lukolo sekarang dan juga ada peninggalan masjid atas usaha beliau. Proses batik pertama di Kebumen dinamakan teng-abang atau blambangan dan selanjutnya proses terakhir dikerjakan di Banyumas/Solo. Sekitar awal abad ke-XX untuk membuat polanya dipergunakan kunir yang capnya terbuat dari kayu. Motif-motif Kebumen ialah pohon-pohon, burung-burungan. Bahan-bahan lainnya yang dipergunakan ialah pohon pace, kemudu dan nila tom.
Pemakaian obat-obat impor di Kebumen dikenal sekitar tahun 1920 yang diperkenalkan oleh pegawai Bank Rakyat Indonesia yang akhimya meninggalkan bahan-bahan bikinan sendiri, karena menghemat waktu. Pemakaian cap dari tembaga dikenal sekitar tahun 1930 yang dibawa oleh Purnomo dari Yogyakarta. Daerah pembatikan di Kebumen ialah di desa Watugarut, Tanurekso yang banyak dan ada beberapa desa lainnya.
Dilihat dengan peninggalan-peninggalan yang ada sekarang dan cerita-cerita yang turun-temurun dari terdahulu, maka diperkirakan di daerah Tasikmalaya batik dikenal sejak zaman “Tarumanagara” dimana peninggalan yang ada sekarang ialah banyaknya pohon tarum didapat di sana yang berguna untuk pembuatan batik waktu itu. Desa peninggalan yang sekarang masih ada pembatikan dikerjakan ialah Wurug terkenal dengan batik kerajinannya, Sukapura, Mangunraja, Maronjaya dan Tasikmalaya kota.
Dahulu pusat dari pemerintahan dan keramaian yang terkenal ialah desa Sukapura, Indihiang yang terletak di pinggir kota Tasikmalaya sekarang. Kira-kira akhir abad ke-XVII dan awal abad ke-XVIII akibat dari peperangan antara kerajaan di Jawa Tengah, maka banyak dari penduduk daerah Tegal, Pekalongan, Ba-nyumas dan Kudus yang merantau kedaerah Barat dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya. Sebagian besar dari mereka ini adalah pengusaha-pengusaha batik daerahnya dan menuju kearah Barat sambil berdagang batik. Dengan datangnya penduduk baru ini, dikenallah selanjutnya pembutan baik memakai soga yang asalnya dari Jawa Tengah. Produksi batik Tasikmalaya sekarang adalah campuran dari batik-batik asal Pekalongan, Tegal, Banyumas, Kudus yang beraneka pola dan warna.
Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-XIX setelah selesainya peperangan Diponegoro, dimana pengikut-pengikut Diponegoro banyak yang meninggalkan Yogyakarta, menuju ke selatan. Sebagian ada yang menetap di daerah Banyumas dan sebagian ada yang meneruskan perjalanan ke selatan dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya sekarang. Mereka ini merantau dengan keluarganya dan di tempat baru menetap menjadi penduduk dan melanjutkan tata cara hidup dan pekerjaannya. Sebagian dari mereka ada yang ahli dalam pembatikan sebagai pekerjaan kerajinan rumah tangga bagi kaum wanita. Lama kelamaan pekerjaan ini bisa berkembang pada penduduk sekitarnya akibat adanya pergaulan sehari-hari atau hubungan keluarga. Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti: mengkudu, pohon tom, dan sebagainya.
Motif batik hasil Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan. Sampai awal-awal abad ke-XX pembatikan di Ciamis berkembang sedikit demi sedikit, dari kebutuhan sendiri menjadi produksi pasaran. Sedang di daerah Cirebon batik ada kaitannya dengan kerajaan yang ada di daerah ini, yaitu Kanoman, Kasepuhan dan Keprabonan. Sumber utama batik Cirebon, kasusnya sama seperti yang di Yogyakarta dan Solo. Batik muncul lingkungan kraton, dan dibawa keluar oleh abdi dalem yang bertempat tinggal di luar kraton. Raja-raja jaman dulu senang dengan lukisan-lukisan dan sebelum dikenal benang katun, lukisan itu ditempatkan pada daun lontar. Hal itu terjadi sekitar abad ke-XIII. Ini ada kaitannya dengan corak-corak batik di atas tenunan. Ciri khas batik Cirebonan sebagaian besar bermotifkan gambar lambang hutan dan margasatwa. Sedangkan adanya motif laut karena dipengaruhioleh alam pemikiran Cina, dimana kesultanan Cirebon dahulu pernah menyunting putri Cina. Sementra batik Cirebonan yang bergambar garuda karena dipengaruhi oleh motif batik Yogya dan Solo.
Pembatikan di Jakarta
Pembatikan di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX. Pembatikan ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan di daerah-daerah pembatikan. Daerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar di dekat Tanah Abang, yaitu Karet, Bendungan Ilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet.
Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah menjadi pusat perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang. Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap mulai dikenal, produksi batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah pemasaran baru. Daerah pasaran untuk tekstil dan batik di Jakarta yang terkenal ialah Tanah Abang, Jatinegara dan Jakarta Kota, yang terbesar ialah Pasar Tanah Abang sejak dari dahulu sampai sekarang. Batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini baru dikirim ke daerah-daerah di luar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil.
Oleh karena pusat pemasaran batik sebagian besar di Jakarta khususnya Tanah Abang, dan juga bahan-bahan baku batik diperdagangkan di tempat yang sama, maka timbul pemikiran dari pedagang-pedagang batik itu untuk membuka perusahaan batik di Jakarta dan tempatnya ialah berdekatan dengan Tanah Abang. Pengusaha-pengusaha batik yang muncul sesudah perang dunia kesatu, terdiri dari bangsa Cina, dan buruh-buruh batiknya didatangkan dari daerah-daerah pembatikan Pekalongan, Yogya, Solo dan lain-lain. Selain dari buruh batik luar Jakarta itu, maka diambil pula tenaga-tenaga setempat di sekitar daerah pembatikan sebagai pembantunya. Berikutnya, melihat perkembangan pembatikan ini membawa lapangan kerja baru, maka penduduk asli daerah tersebut juga membuka perusahaan-perusahaan batik. Motif dan proses batik Jakarta sesuai dengan asal buruhnya didatangkan, yaitu Pekalongan, Yogya, Solo, dan Banyumas.
Bahan-bahan baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya. Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta.
Pembatikan di Luar Jawa
Dari Jakarta, yang menjadi tujuan pedagang-pedagang di luar Jawa, maka batik kemudian berkembang di seluruh penjuru kota-kota besar di Indonesia yang ada di luar Jawa, daerah Sumatera Barat misalnya, khususnya daerah Padang, adalah daerah yang jauh dari pusat pembatikan di kota-kota Jawa, tetapi pembatikan bisa berkembang di daerah ini.
Sumatera Barat termasuk daerah konsumen batik sejak zaman sebelum perang dunia kesatu, terutama batik-batik produksi Pekalongan (saingannya) dan Solo serta Yogya. Di Sumatera Barat yang berkembang terlebih dahulu adalah industri tenun tangan yang terkenal “tenun Silungkang” dan “tenun plekat”. Pembatikan mulai berkembang di Padang setelah pendudukan Jepang, dimana sejak putusnya hubungan antara Sumatera dengan Jawa waktu pendudukan Jepang, maka persediaan-persediaan batik yang ada pada pedagang-pedagang batik sudah habis dan konsumen perlu batik untuk pakaian sehari-hari mereka. Ditambah lagi setelah kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan antara kedua pulau bertambah sukar, akibat blokade-blokade Belanda, maka pedagang-pedagang batik yang biasa hubungan dengan pulau Jawa mencari jalan untuk membuat batik sendiri.
Dengan hasil karya sendiri dan penelitian yang seksama, dari batik-batik yang dibuat di Jawa, maka ditirulah pembuatan pola-polanya dan diterapkan pada kayu sebagai alat cap. Obat-obat batik yang dipakai juga hasil buatan sendiri, yaitu dari tumbuh-tumbuhan seperti mengkudu, kunyit, gambir, damar dan sebagainya. Bahan kain putihnya diambilkan dari kain putih bekas dan hasil tenun tangan. Perusahaan batik pertama muncul yaitu daerah Sampan Kabupaten Padang Pariaman tahun 1946 antara lain Bagindo Idris, Sidi Ali, Sidi Zakaria, Sutan Salim, Sutan Sjamsudin dan di Payakumbuh tahun 1948 Sdr. Waslim (asal Pekalongan) dan Sutan Razab. Setelah daerah Padang serta kota-kota lainnya menjadi daerah pendudukan tahun 1949, banyak pedagang-pedagang batik membuka perusahaan-perusahaan/bengkel batik dengan bahannya didapat dari Singapura melalui pelabuhan Padang dan Pekanbaru. Tetapi pedagang-pedagang batik ini setelah ada hubungan terbuka dengan pulau Jawa kembali berdagang dan perusahaannya mati.
Warna dari batik Padang kebanyakan hitam, kuning dan merah ungu serta polanya Banyumasan, Indramayuan, Solo dan Yogya. Sekarang batik produksi Padang lebih maju lagi tetapi tetap masih jauh dari produksi-produksi di pulau Jawa ini. Alat untuk cap sekarang telah dibuat dari tembaga dan produksinya kebanyakan sarung.
Sumber : [Dikutip dari buku 20 Tahun GKBI] via GKBI.info
source:http://batikindonesia.info/2005/04/18/sejarah-batik-indonesia/

AKSI KECIL-KECILAN

Maka, makin banyak alasan untuk menghormati, iika tak mau disebut
merayakan, senjata-senjatanya kaum yang lemah dan selalu kalah itu.
Maka semakin banyak alasan untak melihat dalam kegigihan untuk
menyelamatkan diri, dalam ejekan dan kegarangan, dalam ironi, dalam
perbuatan tidak mau menyesuaikan diri secara kecil-kecilan, dalam
keras kepalanya, dalam kelambatannya, dalam kepura-puraannya,
dalam perlawanan bolak-balik, dalam ketidakpercayaan akan khotbah-khotbah
elite, dalam upaya-upaya sukar yang tetap bersemangat- suatu
spirit dan praksis yang mencegah hal terburuk dan menjanjikan sesuatu
yang lebih baik.
James C. Scott, The Weapon of The Weakness

Gambaran kita tentang aksi masyarakat desa hutan seringkali
diwarnai suatu stereotip tertentu, biasanya merupakan campuran
antara gerakan yang dramatis dan romantis. Bentuknya macam-macam,
bisa demonstrasi atau aksi-alsi kekerasan yang ditujukan langsung
pada sumber daya hutan, seperti pendudukan lahan (reclaiming),
pembakaran dan penjarahan kayu. Situasinya kira-kira mirip dengan apa
yang sering terjadi alftir-akhir ini: sejumlah orang berkumpul (biasanya
petani hutan), mereka bersama-sama berangkat ke kantor kehutanan,
membawa sejumlah poster dan meneriakkan tuntutan tertentu. Jika tidak
demikian, mereka biasanya langsung menuju ke hutan, menjarah pohon
(umumnya jatl), disertai dengan pendudukan lahan, hujatan-hujatan,
sumpah-serapah dan segala rnacam pelampiasan kemarahan.

Gambaran yang mengacu pada aksi kolektif dan terbuka semacam itu wajar,
tapi seringkali -bahkan sudatr bisa dipastikan- tidak mengantarkan kita pada
pemahaman obyektif tentang transkip asli politik perlawanan petani dan
orang-orang miskin, mereka-mereka yang tergolong ke dalam kelas rendahan.
Para pesanggem dan orang-orang miskin di Wonomukti yang hidup
sepenuhnya dari hutan, hanya sesekali saja melakukan aksi-aksi dramatis
demikian, itupun jar:angymrg atas inisiatif sendiri. Dalam kurun waktu 20
tahun terakhir kia bisa menghitungnya cukup dengan lima jari, dan dijamin
tidak akan habis. Kendatipun demikian, kita tidak bisa berkesimpulan cepat,
bahwa mereka tenggelam ke dalam kesadaran semu, terhegemoni, dan
rremberikan persetujuan muflak pada keadaan yang menimpanya.
Aksi-aksi yang mereka lakukan memang tidak sedramatis yang kita
bayangkan, tidak terbuka, tidak kolektif; tanpa poster, sporadis, sering
tanpa suata, tanpa nama, samar, kecil-kecilan, dan secara keseluruhan
menyerupai sebuah perlawanan gerilya yang memusingkan. Aksi-aksi
semacam ini sangat tidak menarik, terutama kalau kita membayangkan
sebuah pertunjukan yang menyajikan perkelahian langsung antara dua
pihak. Di sini kita tidak akan menemukan para petarung, atau apapun
yang terkait dengan kontak senjata langsung, kecuali sekedar tindakan-tindakan
keras kepala yang terperhitungkan dengan cermat dan terkadang
disertai dengan catatan-catatan kecil y ang menyangkut neraca rugi-laba.
Saya rasa jenis aksi yang akan kita diskusikan pada bagian ini merupakan
suatu bentuk khas, jauh dari pengertian aksi seperti yang selama ini kita
pahami.

Apa yanl akan kita diskusikan nanti, bukanlah sesuatu yang sama sekali
baru, juga bukan merupakan tipikal aksi masyarakat setempat. Aksi-aksi
semacam ini terjadi di mana-mana, hampir selalu menyertai setiap
hubungan kelas yung melibatkan tradisi kecil dan tradisi besar, mereka
yang dikuasai dan menguasai, orang miskin dan orang kaya, buruh dan
majikan, penyewa dan tuan tanah, sebagaimana ditemukan Scott di
Sedaka, ketika menggambarkan perubahan-perubahan yang terj adi akibat
kebijakan panen 2 kali (revolusi hijau).

Bentuk-bentuk aksi yang tidak populer ini agaknya telah menjadi senjata
para pesanggem dan orang-orang miskin di Wonomukti, untuk menolak
ataupun mengajukan klaim-klaim tertentu, baik yang terkait dengan moral
maupun material, kepada penyelenggaraan kehutanan setempat. Di mata
mereka, setiap hubungan produksi yang terkait dengan pihak kehutanan
minimal harus mencerminkan sebuah mekanisme moral ekonomi. Arus
barang dan jasa dalam setiap neraca pertukaran harus terjadi sedemikian
rupa sehingga mampu menjamin kebutuhan sosial dasar -biasanya berupa
kebutuhan subsistensi.-, yang sekaligus merupakan syarat minimum bagi
konsepsi keadilan dan pemerataan. Ketimpangan-ketimpangan yang
menyebabkan terancamnya syarat minimum itu, cenderung berakibat
pada menurunnya legitimasi dan kepercayaan, dan sudah pasti selalu
diikuti dengan aksi-aksi.

Inilah tema pokok yang akan dibahas pada bab ini, semacam
pertanggungjawaban yang dituntut oleh orang-orang miskin Wonomukti
terhadap penyelenggaraan kehutanan setempat. Subyeknya tentu saja
tidak hanya para pesanggem dan pihak kehutanan, akan tetapi termasuk
juga para pencuri kayu. Kita tidak bisa memungkiri bahwa pencurian kayu
memiliki tipikal tersendiri, melibatkan parapihak yang tidak berhubungan
dengan sejarah nasib masyarakat setempat, akan tetapi kitapun tidak bisa
berpaling bahwa aksi yang satu ini mendapat solidaritas penuh daripara
pesanggem dan orang-orang miskin. Pada bab ini kita hanya akan
menyinggung sekilas tentang pencurian kayu, selanjutrya akan dibahas
tersendiri pada bab berikutnya.

dari buku:
"Perlawanan di Simpang Jalan"
Oleh: Hery Santoso


PERTANIAN MENGAMBIL PERAN

Pertanian dan petani merupakan kata-kata yang kerap mampir ke dalam telingaku, dari dulu hingga sekarang. Petani yang kerap kali jadi obyek penderita di negeri ini. Negara ini negara agraris, negara maritim, tetapi entah kenapa kehidupan petani dan nelayan sangatlah menyedihkan. Penuh dengan kekurangan dan kemlaratan.
Penghisapan dan eksploitasi terus saja dilakukan, entah sampai kapan?
Padahal dari merekalah negeri ini bisa makan. Kasihan. Dalam sebuah situs saya menemukan tulisan yang sangat menarik untuk dibaca, bagaimana pertanian mengambil peran dalam perkembangan peradaban dunia. Nah, kalo jenengan suka maka berkomenterlah, kalo gak suka maka berkomentarlah.
Selamat membaca.
Perkembangan Pertanian dari Zaman ke Zaman
Zaman Mesopotamia yang merupakan awal perkembangan kebudayaan, merupakan zaman yang turut menentukan sistem pertanian kuno. Perekonomian kota yang pertama berkembang di sana dilandaskan pada teknologi pertanian yang berkiblat pada kuil-kuil, imam, lumbung, dan jutu tulis-juru tulis.
Penciptaan surplus sosial menyebabkan terjadinya lembaga ekonomi berdasar peperangan dan perbudakan. Administrasi untuk surplus yang harus disimpan mendesak kebutuhan sistem akuntansi. Pemecahan masalah ini datang 6.000 tahun yang lalu dengan terciptanya tulisan-tulisan yang merupakan awal kebudayaan. Kebudayaan Mesopotamia bertahan untuk beribu tahun di bawah banyak pemerintahan yang berbeda. Pengaruhnya, walaupun sukar didefinisikan secara tepat, memancar ke Siria dan Mesir dan mungkin juga ke India dan Cina.
Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman-tanaman yang sekarang masih penting untuk persediaan pangan dunia: gandum dan barlai, kurma dan ara, zaitum dan anggur. Kebudayaan kuni dari Mesopotamia - Sumeria, Babilonia, Asiria, Cahldea - mengembangkan pertanian yang bertambah kompleks dan terintegrasi. Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras, taman-taman dan kebun-kebun yang beririgasi. Emapt ribu tahun yang lalu saluran irigasi dari bata dengan sambungan beraspal membantu areal seluas 10.000 mil persegi tetap ditanami untuk memberi pangan 15 juta jiwa. Pada tahun 700 SM sudah dikenal 900 tanaman.
Pengetahuan tentang pertanian kuno di mana pun tidak lebih banyak dari pada di Mesir, di mana pasri yang bertiup dari gurun memelihara data dan catatan dari zaman yang menakjubkan. Walaupun lembah Nil telah mendukung manusia sekurang-kurangnya 20.000 tahun, di duga perkembangan pertaniannya yang mendorong perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah mediteran.
Kebudayaan Mesir jaya, yang berpengaruh pada kebudayaan-kebudayaan Barat sekarang, adalah makmur dalam keberlimpahan pertanian yang dimungkinkan oleh kebanjiran Sungai Nil yang menyuburkan tanah kembali. Orang Mesir adalah akhli dalam mengembangkan teknik drainase dan irigasi. Drainase yaitu pembuangan kelebihan air, merupakan tuntutan di daerah seperti lembah Nil; hal ini meminta pengembangan lereng-lereng lahan dan pembuatan sistem pengangkutan serta saluran air yang efisien. Irigasi yaitu pemberian air pada tanaman secara buatan, menyangkut penadahan, pengantaran dan pemberian air. Masalah drainase dan irigasi saling menjalin; pemecahannya oleh orang Mesir dengan membangun serentetan parit untuk menyimpan air dan saluran yang melayani kedua tujuan tersebut. Orang Mesir mengembangkan teknik menaikkan air, yang masih dipakai sekarang. Penemuan yang utama adalah shaduf, yang memungkinkan menaikkan 2.250 liter air setinggi 1.8 m tiap hari kerja pria.
Teknologi pengolahan tanah dapat dilacak lewat perbaikan cangkul. Cangkul asalnya dari suatu tongkat bercabang yang lancip dan digunakan dengan gerakan memotong. Bajak kuno juga hanya merupakan cangkul yang ditarik manusia (belakangan oleh hewan) untuk menggaruk permukaan tanah, dan masih banyak digunakan kini di banyak bagian dunia. Kemudian bajak diperbaiki dengan penemplean besi di bagian yang besinggungan dengan tanah dan dengan konstruksi yang lebih kuat dan efisien. Orang-orang Mesir menggunakan berbagai alat potong pada waktu panen, salah satunya adalah arit yang merupakan alat yang paling baik ketika itu.
Orang Mesir mengembangkan berbagai teknologi yang berhubungan dengan seni masak - industri keramik, pemanggangan, pembuatan anggur dan penyimpanan pangan. Cara-cara penyimpanan termsuk fermentasi, pembuatan acar, pengeringan, pengasapan dan pemberian garam. Banyak tanaman dibudidayakan untuk serat, minyak dan tujuan-tujuan industri lain; papirus untuk kertas, jarak untuk minyak, pinus untuk malam (lilin). Mereka menciptakan jamu-jamuan yang pertama, koleksi tanaman obat, dan industri rempah-rempah, wangi-wangian dan kosmetik.
Sepanjang Sungai Nil diciptakan kebun-kebun formal luas, penuh dengan tanaman-tanaman hias eksotik dan kolam kolam berisi ikan dan teratai. Di kebun buah (orchard), kurma, anggur, ara, lemon dan delima diusahakan. Kebun sayur berisi ketimun, articoke, bawang putih, perai, bawang bombay, slada, menta, endewi, cikori, logak, dan berbagai labu.
Kebudayaan Mesir bertahan selama 35 abad, dan kemudian pelaut-pelaut phoenicia meneruskan warisan teknologi Mesopotamia dan Mesir ke kepulauan Yunani yang sedang muncul.
Yunani. Walaupun orang-orang Yunani hanya sedikit menambah kemahiran praktek, sikap analitik dan keingintahuannya terhadap alam benda memberi pengaruh besar pada kemajuan teknolgoi di masa datang. Ilmu Botani berasal dari pikiran Yunani zaman itu. Dua buah tulisan terkenal, History of plants dan Causes of Plants dari Theopratus murid Aristoteles mempengaruhi Ilmu Botani hingga abad 17. Dia dipandang sebagai Bapak Ilmu Botani. Tulisan tersebut mencakup judul-judul yang beraneka ragam seperti morfologi, klasifikasi, pembiakan dengan biji dan secara vegetatif, geografi tumbuhan, kehutanan, horikultur, parmakologi, hama dan bau serta rasa tanaman. Diperbincangkan sebanyak 500 tanaman liar dan tanaman pertanian. Dia membedakan Angiospermae dan Gymnospermae, Monokotil dan Dikotil, membahas pembentukan lingkaran tahun dan cara-cara mengumpulkan damar (resins) dan ter. Bahkan membahas penyerbukan pohon kurma betina dengan bunga-bunga dari pohon jantan yang tak berbuah. Hal ini merupakan pengetahuan kelamin pada tanam, sesuatu yang lama menghilang dan baru diketahui lagi 2.000 tahun berikutnya.
Cendekiawan Yunani ternyata tak mampu bertahan secara politik. Persaingan dan peperangan antar kota membawa ke kejatuha oleh tentara Macedonia. Ada yang melacak kejatuhan Yunani pada akibat peningkatan populasi pada merosotnya sumber-sumberdaya alam baik oleh peperangan maupun oleh kebusukan dari dalam. Kelihatan bahwa dasar pertanian Yunani tak cukup untuk menyokong kebudayaan yang selalu tumbuh.
Kebudayaan Yunani diserap oleh bangsa baru ke barat. Kekaisaran Romawi, berbeda dengan Yunani, dibangun dari dasar sumberdaya alam yang kokoh kuat. Kebalikan dari bangsa Yunani, bangsa Romawi sangat tertarik pada aspek praktis dari pertanian. Pertanian merupakan bagian penting dari ekonomi dan urusan yang sungguh-sungguh. Sumber penghasilan utama dari Romawi adalah pajak tanah; perundang-undangannya yang paling penting berurusan dengan rencana agraria; kekayaan besar diinvestasikan pada lahan pertanian. Romawi tumbuh ke kejayaan pada landasan teknologi pertanian yang sehat dan berfungsi. Sewaktu mereka menaklukkan, mereka membangun suatu kebudayaan yang asalnya Yunani tetapi pelaksanaannya secara Romawi.
Walaupun orang Romawi hanya memiliki sedikit ide asli, akan tetapi mereka terkenal betul betul memperbaiki yang mereka temukan. Tanda perdagangan yang bertahan lama adalah jalan-jalan dan jalan air. Orang-orang Romawi berpikiran moderan, beradab dan berpusat ke kota, tetapi bisnis dan kecenderungannya terikat pada tanah.
Praktek pertanian Romawi dibukukan secara baik. Tulisan mengenai pertanian yang pertama adalah De agricultura karangan Marcus Porceus Cato (234 - 149 SM), yang menulis aspek-aspek praktis dari pengelolaan tanaman dan ternak, terutama mengenai keuntungan. Asal-usul filosofi desa ditemui dalam kesimpulannya bahwa petani bukan hanya penduduk yang terbaik, tetapi juga tentara terbaik. Seratus tahun berikutnya tulisan Marcus Terentius Varro (116 - 28 SM) yaitu De re rustica libri III, menekankan ketergantungannya negeri sekemakmuran pada pertanian yang sehat. Tulisan-tulisan lain adalah Georgica karangan Vergilius (70 - 19 SM) dan banyak lain. Historia naturalis karangan Plinius (23 - 79 M) memuat kumpulan ilmu maupun hal-hal yang tidak diketahui. Dari tulisan-tulisan ini pertanian Romawi dapat dipelajari.
Dalam tulisan-tulisan pertanian dicatat adanya penyambungan tanaman (grafting dan budding), poenggunaan berjenis-jenis varietas buah dan sayuran, rotasi pupuk hijau, penggunaan pupuk kandang, pengembalian kesuburan tnah, bahkan penyimpanan dingin untuk buah-buahan. Dikenal pula suatu "specularium", rumah kaca dari mika, untuk menanam sayuran pada musim dingin. Di Romawilah mulainya kebun tanaman hias berkembang sampai tingkat tinggi.
Pada masa awal sejarah Romawi lembaga pertanian yang pokok adalah masyarakat desa. Milik perorangan kecil, berkisar dari satu hingga mepat acre dan dikelola secara intensif. Setelah negara Romawi berkembang wilayahnya dan memiliki tenaga kerja perbudakan dari menang perang, muncul unit produksi yang lebih tinggi. Ini didapat dari tanah-tanah negara yang dibagi-bagikan. Hasil sistem perkebuan merangsang pertumbuhan kekayaan perotangan yang hebat yang mendorong penyapan dan korupsi yang menjalar dengan dahsyat. Kenaikan tenaga kerja murah dari budak-budak dan meningkatnya ukuran milik perorangan berakibatkan ketidakseimbangan sosial. Tentara-petani-penduduk kehilangan tempatnya sebagai kekuatan stabilisasi dalam kehidupan Romawi.
Kemudian setelah kejayaan dialami, banyak sistem pertanian tak sehat muncul. "Absente ownership", perbudakan, membawa kerusakan tanah yang menurunkan produktivitas. Di samping itu upeti-upeti dari negara-negara luar mengendurkan semangat berproduksi tinggi. Bangun dan jatuhnya keberuntungan politik kekaisaran Romawi sejajar dengan trend dalam pertanian. Beban untuk mendukung dan mempertahankan negara yang overexpanded meremehkan dasar-dasar pertnaian; pertanian yang kelelahan dan tidak stabil mengurangi daya pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Abad pertengahan. Dengan runtuhnya Romawi dan Negara Barat, kemajuan teknologi beralih ke Timur Tengah. Setelah tahun 700 M, kebudayaan Islam yang menyumbang hasil-hasil kebudayaannya kepada dunia. Kebudayaan Islam muncul dengan menyumbangkan hasil-hasil teknologi dan ilmu pengetahuannya yang jauh lebih rasional dan ilmiah dibandingkan dengan kebudayaan-kebudayaan sebelumnya.

Sumber : MM. Sri Setiyati Harjadi, 1984, dan dari berbagai sumber lain.

Chit-Chat

Find Us on Facebook

Diberdayakan oleh Blogger.